Banyak Berbuat Jahat, AS Jatuhkan Sanksi pada Putra Maduro
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Nicolas Ernesto Maduro Guerra, putra Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Washington menyatakan Guerra melakukan banyak kejahatan untuk meningkatkan kepentingan ayahnya.
Kantor Perbendaharaan Pengawasan Aset Asing (OFAC) Amerika Serikat telah memblokir properti atau pun entitas yang dimiliki Guerra alias Nicolasito di AS. Menurut OFAC, setiap aset yang diketahui dimiliki langsung atau tidak langsung olehnya harus dilaporkan kepada kantor tersebut.
"Rezim Maduro dibangun berdasarkan pemilu curang, dan lingkaran dalamnya hidup mewah dari hasil korupsi sementara rakyat Venezuela menderita," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Fox News, Sabtu (29/6/2019).
"Maduro bergantung pada putranya Nicolasito dan yang lainnya yang dekat dengan rezim otoriternya untuk mempertahankan cengkeraman pada ekonomi dan menekan rakyat Venezuela," ujar Mnuchin.
Departemen itu menuduh Guerra terlibat dalam upaya propaganda dan penyensoran, menekan Angkatan Bersenjata Nasional Venezuela untuk menolak bantuan kemanusiaan, dan memimpin Majelis Konstituante Nasional untuk menulis ulang konstitusi Venezuela serta membubarkan lembaga negara di negara tersebut.
Maduro menjadi presiden ke-46 Venezuela yang dimulai pada tahun 2013 setelah kematian Hugo Chavez. Meskipun negara itu jatuh ke dalam kekacauan, Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua pada Januari tahun ini dalam keputusan yang secara luas dikutuk sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Brazil.
Juan Guaido, yang memimpin oposisi Venezuela, telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim negara itu. Dia diakui AS dan sejumlah negara Amerika Latin sebagai pemimpin Venezuela yang sah.
Pemadaman listrik secara konsisten, kekurangan makanan dan air, serta kekurangan pasokan medis utama telah menyengsarakan rakyat di Venezuela. Militer yang loyal pada Maduro telah berusaha untuk memblokir bantuan kemanusiaan dari negara-negara lain ketika ribuan orang telah meninggalkan negara itu.
Maduro sebelumnya menuduh Amerika Serikat memimpin "kudeta" untuk melemahkan otoritasnya dan mengambil kendali atas cadangan minyak Venezuela.
Pada hari Kamis, OFAC juga menjatuhkan sanksi terhadap dua pejabat Maduro yang mereka sebut terus terlibat dalam korupsi dan penipuan besar-besaran yang merugikan rakyat Venezuela. Kedua pejabat itu adalah Luis Alfredo Motta Dominguez, mantan menteri Energi Listrik yang juga presiden Perusahaan Listrik Nasional, dan Eustiquio Jose Lugo Gomez, Wakil Menteri Keuangan, Investasi, dan Aliansi Strategis untuk Kementerian Energi Listrik.
“Orang-orang Venezuela mempercayakan pejabat publik mereka untuk menyediakan layanan sipil yang mendasar, seperti air dan listrik,” kata Mnuchin tentang sanksi tambahan tersebut. "Sistem publik gagal dan gagal total," ujarnya.
Kantor Perbendaharaan Pengawasan Aset Asing (OFAC) Amerika Serikat telah memblokir properti atau pun entitas yang dimiliki Guerra alias Nicolasito di AS. Menurut OFAC, setiap aset yang diketahui dimiliki langsung atau tidak langsung olehnya harus dilaporkan kepada kantor tersebut.
"Rezim Maduro dibangun berdasarkan pemilu curang, dan lingkaran dalamnya hidup mewah dari hasil korupsi sementara rakyat Venezuela menderita," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Fox News, Sabtu (29/6/2019).
"Maduro bergantung pada putranya Nicolasito dan yang lainnya yang dekat dengan rezim otoriternya untuk mempertahankan cengkeraman pada ekonomi dan menekan rakyat Venezuela," ujar Mnuchin.
Departemen itu menuduh Guerra terlibat dalam upaya propaganda dan penyensoran, menekan Angkatan Bersenjata Nasional Venezuela untuk menolak bantuan kemanusiaan, dan memimpin Majelis Konstituante Nasional untuk menulis ulang konstitusi Venezuela serta membubarkan lembaga negara di negara tersebut.
Maduro menjadi presiden ke-46 Venezuela yang dimulai pada tahun 2013 setelah kematian Hugo Chavez. Meskipun negara itu jatuh ke dalam kekacauan, Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua pada Januari tahun ini dalam keputusan yang secara luas dikutuk sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Brazil.
Juan Guaido, yang memimpin oposisi Venezuela, telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim negara itu. Dia diakui AS dan sejumlah negara Amerika Latin sebagai pemimpin Venezuela yang sah.
Pemadaman listrik secara konsisten, kekurangan makanan dan air, serta kekurangan pasokan medis utama telah menyengsarakan rakyat di Venezuela. Militer yang loyal pada Maduro telah berusaha untuk memblokir bantuan kemanusiaan dari negara-negara lain ketika ribuan orang telah meninggalkan negara itu.
Maduro sebelumnya menuduh Amerika Serikat memimpin "kudeta" untuk melemahkan otoritasnya dan mengambil kendali atas cadangan minyak Venezuela.
Pada hari Kamis, OFAC juga menjatuhkan sanksi terhadap dua pejabat Maduro yang mereka sebut terus terlibat dalam korupsi dan penipuan besar-besaran yang merugikan rakyat Venezuela. Kedua pejabat itu adalah Luis Alfredo Motta Dominguez, mantan menteri Energi Listrik yang juga presiden Perusahaan Listrik Nasional, dan Eustiquio Jose Lugo Gomez, Wakil Menteri Keuangan, Investasi, dan Aliansi Strategis untuk Kementerian Energi Listrik.
“Orang-orang Venezuela mempercayakan pejabat publik mereka untuk menyediakan layanan sipil yang mendasar, seperti air dan listrik,” kata Mnuchin tentang sanksi tambahan tersebut. "Sistem publik gagal dan gagal total," ujarnya.
(mas)