Bos Pentagon Sebut Rusia Penghasut Agresi di Eropa

Jum'at, 28 Juni 2019 - 03:20 WIB
Bos Pentagon Sebut Rusia...
Bos Pentagon Sebut Rusia Penghasut Agresi di Eropa
A A A
BRUSSELS - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper mengatakan Moskow dan Beijing tetap menjadi pesaing strategis global utama Washington. Bos Pentagon itu secara khusus menyebut Rusia sebagai penghasut agresi di Eropa.

"Seperti yang kita semua tahu, penghasut agresi di Eropa saat ini adalah Rusia. Tiga puluh tahun setelah runtuhnya Tembok Berlin, Rusia masih mencari hak veto atas tetangganya, dan mengganggu proses demokrasi yang berdaulat di negara lain," kata Esper.

"Kegiatan militer Moskow di Timur Tengah, di Venezuela, dan di tempat lain, memperpanjang penderitaan manusia dan menyediakan perlindungan bagi otokrat," lanjut pengganti Patrick Michael Shanahan tersebut, seperti dikutip Sputniknews, Jumat (28/6/2019).

Menurutnya, Rusia sekarang sedang melakukan kampanye modernisasi militer yang kuat. "Yang bertujuan, antara lain, untuk membelanjakan USD28 miliar pada tahun 2020 untuk meningkatkan triad nuklir strategisnya," ujarnya.

Awal tahun ini, Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menghitung bahwa total pengeluaran pertahanan Rusia mencapai USD63,8 miliar pada tahun 2018. Pada tahun yang sama, belanja militer AS mencapai USD649 miliar.

Sekutu AS di NATO; Prancis, Inggris, Jerman, Italia, Australia, Kanada, dan Turki juga masuk dalam 15 negara teratas dalam hal total belanja militer terbesar dengan nilai antara USD19 miliar hingga USD63,8 miliar pada tahun 2018. Total belanja militer NATO pada 2019 diperkirakan akan melebihi USD1 triliun.

Rusia telah berulang kali mengkritik ekspansi NATO ke Eropa Timur sejak berakhirnya Perang Dingin. Sejak tahun 2000, NATO telah memasukkan setiap negara anggota Pakta Warsawa, negara Baltik dan beberapa negara dari bekas Yugoslavia dalam keanggotaannya. Selain itu, aliansi tersebut juga mengerahkan ribuan pasukan dan komponen pertahanan rudal di Eropa Timur di sepanjang perbatasan Rusia.

Lebih lanjut, Esper menyinggung China yang dia sebut sebagai negara yang berusaha untuk mendapatkan dominasi global di ranah 5G. "Sebagai bagian dari upaya gigih oleh Beijing untuk memperbaiki tatanan internasional demi keuntungannya," katanya.

"Kami telah melihat ini dengan militerisasi global China, predator ekonominya, dan ancaman yang disponsori negara terhadap kekayaan intelektual. NATO sadar akan ancaman ini, dan kami menyesuaikan diri sebagai tuntutan kehati-hatian," kata Esper.

AS sedang terlibat perang dagang dengan China di sejumlah bidang termasuk teknologi. Keduanya juga terlibat persaingan ekonomi di Eropa dan dunia ketiga, serta persaingan geopolitik dan militer di Laut China Timur dan Selatan.

Bulan lalu, setelah melarang raksasa teknologi China; Huawei, beroperasi di AS, administrasi Trump berusaha untuk memaksa mitra Eropa AS untuk melakukan hal yang sama, meskipun harga perusahaan pada teknologi 5G kompetitif.

Di Laut China Selatan, AS telah melakukan banyak misi "kebebasan navigasi" di dalam dan sekitar wilayah laut dan pulau yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya. China telah berulang kali mengkritik operasi tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1866 seconds (0.1#10.140)