Komandan IRGC: Pangkalan dan Kapal Induk AS dalam Jangkauan Rudal Iran
A
A
A
TEHERAN - Sejumlah target Amerika Serikat (AS) berada dalam jangkauan rudal Iran, termasuk pangkalan-pangkalan regional serta kapal induk USS Abraham Lincoln, dan Washington mengetahui hal itu. Demikian pernyataan yang dilontarkan komandan pasukan Brigade Angkatan Udara Garda Revolusi Iran (IRGC), Jenderal Amir Ali Hajizadeh.
"Pasukan AS di kawasan itu adalah ancaman, tetapi mereka sekarang merupakan peluang. Mereka (AS) tidak berbicara tentang perang dengan Iran, karena mereka tahu betapa rentannya mereka," kata Hajizadeh dalam pidato di televisi Iran, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (22/6/2019).
Sebelumnya, Hajizadeh mengatakan bahwa sebuah pesawat mata-mata AS dengan puluhan prajurit di dalamnya juga terbang di dekat pesawat drone yang ditembak jatuh Iran. Namun Iran urung menembak pesawat tersebut. Militer Iran menganggap penghancuran drone tersebut sebagai peringatan bagi pasukan AS.
Baca Juga: Iran Mengaku Batal Tembak Jatuh Pesawat Anti Kapal Selam AS
Terkait hal itu, Komando Pusat AS belum mengeluarkan komentarnya.
Ketegangan antara Iran dan AS melambung tinggi setelah rudal Iran menembak jatuh pesawat drone AS.
Pada hari Jumat, dalam serangkaian tweet dan wawancara dengan NBC News, Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi laporan media sebelumnya bahwa ia telah memutuskan menentang aksi militer balasan besar-besaran terhadap penghancuran pesawat tak berawak AS. Trump mengatakan Pentagon berencana untuk menyerang tiga lokasi di Iran, yang mungkin menewaskan 150 warga Iran.
Namun Trump membatalkan rencana tersebut 10 menit sebulan dilakukan. "Tidak sebanding dengan menembak jatuh pesawat tanpa awak," kata Trump.
Terkait ditembak jatuhnya pesawat nir awak militer AS, Teheran dan Washington memiliki cerita yang berbeda. Iran mengatakan pesawat senilai USD130 juta itu ditembak dalam mode siluman saat berada di atas wilayahnya. Namun Washington mengatakan pesawat itu ditembak jatuh di atas perairan internasional di Selat Hormuz.
Negara-negara di seluruh dunia termasuk Rusia dan China serta beberapa sekutu utama Washington menyerukan penurunan tensi ketegangan kedua negara yang diawali dengan serangkaian serangan sabotase terhadap kapal tanker di Teluk mulai bulan lalu.
AS menyalahkan serangan-serangan tersebut kepada Teheran. Para pejabat Iran dengan tegas membantah terlibat dalam serangan itu, dan menuduh AS serta sekutu regionalnya memperburuk ketegangan dalam upaya untuk membenarkan "perang ekonomi" Washington melawan Republik Islam.
Sebelumnya AS telah mengerahkan sebuah kelompok tempur kapal induk, pesawat tempur, pembom, sistem rudal anti-pesawat, ribuan tentara dan setidaknya satu kapal amfibi ke Timur Tengah pada awal Mei. Washington menuduh Iran melakukan 'ancaman' terhadap kepentingan AS di wilayah tersebut.
"Pasukan AS di kawasan itu adalah ancaman, tetapi mereka sekarang merupakan peluang. Mereka (AS) tidak berbicara tentang perang dengan Iran, karena mereka tahu betapa rentannya mereka," kata Hajizadeh dalam pidato di televisi Iran, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (22/6/2019).
Sebelumnya, Hajizadeh mengatakan bahwa sebuah pesawat mata-mata AS dengan puluhan prajurit di dalamnya juga terbang di dekat pesawat drone yang ditembak jatuh Iran. Namun Iran urung menembak pesawat tersebut. Militer Iran menganggap penghancuran drone tersebut sebagai peringatan bagi pasukan AS.
Baca Juga: Iran Mengaku Batal Tembak Jatuh Pesawat Anti Kapal Selam AS
Terkait hal itu, Komando Pusat AS belum mengeluarkan komentarnya.
Ketegangan antara Iran dan AS melambung tinggi setelah rudal Iran menembak jatuh pesawat drone AS.
Pada hari Jumat, dalam serangkaian tweet dan wawancara dengan NBC News, Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi laporan media sebelumnya bahwa ia telah memutuskan menentang aksi militer balasan besar-besaran terhadap penghancuran pesawat tak berawak AS. Trump mengatakan Pentagon berencana untuk menyerang tiga lokasi di Iran, yang mungkin menewaskan 150 warga Iran.
Namun Trump membatalkan rencana tersebut 10 menit sebulan dilakukan. "Tidak sebanding dengan menembak jatuh pesawat tanpa awak," kata Trump.
Terkait ditembak jatuhnya pesawat nir awak militer AS, Teheran dan Washington memiliki cerita yang berbeda. Iran mengatakan pesawat senilai USD130 juta itu ditembak dalam mode siluman saat berada di atas wilayahnya. Namun Washington mengatakan pesawat itu ditembak jatuh di atas perairan internasional di Selat Hormuz.
Negara-negara di seluruh dunia termasuk Rusia dan China serta beberapa sekutu utama Washington menyerukan penurunan tensi ketegangan kedua negara yang diawali dengan serangkaian serangan sabotase terhadap kapal tanker di Teluk mulai bulan lalu.
AS menyalahkan serangan-serangan tersebut kepada Teheran. Para pejabat Iran dengan tegas membantah terlibat dalam serangan itu, dan menuduh AS serta sekutu regionalnya memperburuk ketegangan dalam upaya untuk membenarkan "perang ekonomi" Washington melawan Republik Islam.
Sebelumnya AS telah mengerahkan sebuah kelompok tempur kapal induk, pesawat tempur, pembom, sistem rudal anti-pesawat, ribuan tentara dan setidaknya satu kapal amfibi ke Timur Tengah pada awal Mei. Washington menuduh Iran melakukan 'ancaman' terhadap kepentingan AS di wilayah tersebut.
(ian)