Via Oman, Iran Terima Pesan Hendak Digempur Trump

Jum'at, 21 Juni 2019 - 16:24 WIB
Via Oman, Iran Terima...
Via Oman, Iran Terima Pesan Hendak Digempur Trump
A A A
TEHERAN - Iran telah menerima pesan dari Presiden Donald Trump bahwa Amerika Serikat (AS) hendak meluncurkan serangan sebagai pembasalan atas penembakan pesawat nirawak mata-mata Washington, RQ-4 Global Hawk. Pesan itu diterima melalui Oman, salah satu sekutu dekat Washington di Timur Tengah.

Seorang pejabat Teheran yang berbicara dalam kondisi anonim kepada Reuters, Jumat (21/6/2019), mengungkap adanya pesan tersebut.

Menurut pejabat itu, pihak berwenang Iran menerima pesan dari Oman karena Teheran telah berulang kali mengesampingkan setiap pembicaraan damai dengan Amerika Serikat.

Trump, dalam pesan yang disampaikan Oman, mengatakan kepada Iran bahwa ia menentang setiap perang dengan Teheran dan ingin berbicara dengan rezim para Mullah tersebut. Trump juga masih memberi batas waktu kepada Teheran untuk merespons dan duduk di meja perundingan.

Iran pun menjawab pesan melalui Oman bahwa Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menentang setiap pembicaraan dengan AS.

"Namun, kami mengatakan kepada pejabat Oman bahwa serangan terhadap Iran akan memiliki konsekuensi regional dan internasional," kata para pejabat Iran itu kepada Reuters.

Ketegangan Washington dan Teheran semakin memanas setelah Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menembak jatuh pesawat RQ-4 Global Hawk Washington dengan rudal pada Kamis kemarin. Pesawat nirawak itu ditembak jatuh di atas Selat Hormuz, yang menurut Teheran, karena memasuki wilayah udaranya di provinsi Hormozgan selatan.

Versi Pentagon, pesawat pengintai Angkatan Laut tersebut terbang wilayah udara internasional di atas Selat Hormuz. (Baca: Trump Izinkan AS Gempur Iran, tapi Tiba-tiba Dibatalkan )

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Donald John Trump menyetujui serangan militer terhadap Iran pada hari Jumat (21/6/2019) sebagai pembalasan atas jatuhnya pesawat tak berawak RQ-4 Global Hawk senilai USD130 juta atau lebih dari Rp1,8 triliun. Namun, presiden tiba-tiba menarik persetujuannya.

New York Times mengungkap keputusan Trump yang membatalkan militer AS menggempur Iran tersebut. Laporan yang mengutip pejabat senior pemerintah Amerika itu mengatakan Donald Trump pada awalnya menyetujui serangan terhadap sejumlah target seperti radar dan baterai rudal.

Pejabat yang membocorkan informasi itu adalah salah satu pejabat yang terlibat dalam pertimbangan atau diberi pengarahan.

"Serangan akan dilakukan sesaat sebelum fajar pada hari Jumat untuk meminimalkan risiko bagi militer Iran atau pun warga sipil," tulis New York Times mengutip pejabat tersebut.

Pesawat-pesawat sudah berada di udara dan kapal-kapal AS sudah berada di posisinya. Namun, lanjut pejabat tersebut, tidak ada rudal yang ditembakkan karena persetujuan dari Presiden Trump ditarik.

Menurut surat kabar AS itu, jika tidak ada pembatalan serangan militer terhadap Iran oleh Trump ini, maka negara para Mullah itu akan menjadi target ketiga Washington. Pada 2017 dan 2018 Trump mengizinkan serangan militer AS terhadap Suriah.

Belum jelas apa yang menyebabkan Trump berubah pikiran untuk menggempur Iran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9272 seconds (0.1#10.140)