Harta Mantan Diktator Nigeria Rp3,8 Triliun di Luar Negeri Disita
Kamis, 06 Juni 2019 - 22:20 WIB

Harta Mantan Diktator Nigeria Rp3,8 Triliun di Luar Negeri Disita
A
A
A
SAINT HELIER - Harta senilai lebih dari USD267 juta atau lebih dari Rp3,8 triliun milik mantan diktator Nigeria, Sani Abacha, telah disita dari rekening bank Jersey. Harta sebanyak itu diperoleh melalui korupsi selama kepresidenannya pada 1990-an.
Jersey adalah wilayah suaka pajak yang terletak antara Prancis dan Inggris.Penyitaan kekayaan mendiang Abacha, keluarga dan kroninya itu telah dikonfirmasi Civil Asset Recovery Fund.
Sebuah perusahaan bernama Doraville memegang dana tersebut, yang dibekukan pada tahun 2014.
Setelah perselisihan hukum lima tahun, kekayaan itu kini telah dipulihkan dan akan dibagi antara Jersey, Amerika Serikat (AS) dan Nigeria.
"Penyitaan itu menunjukkan komitmen (Jersey) untuk menangani kejahatan keuangan internasional dan pencucian uang," kata Jaksa Agung Jersey, Robert McRae QC, seperti dikutip dari BBC, Kamis (6/6/2019).
Abacha berkuasa dari tahun 1993 hingga kematiannya pada tahun 1998.
Belum jelas berapa banyak uang yang akan dibagi oleh masing-masing dari tiga pemerintah.
Departemen Kehakiman Jersey menolak untuk mengomentari distribusi akhir kekayaan sitaan itu karena diskusi sedang berlangsung.
Pemerintah Jersey mengaku telah mendekati AS pada 2007 untuk meminta proses hukum dimulai di pengadilan AS terkait pencucian uang bekas diktator tersebut.
Departemen Kehakiman AS sendiri telah kehilangan uang jutaan dolar yang kembali ke Nigeria ketika Abacha dan rekan-rekannya melakukan pencucian uang melalui industri perbankan AS.
Menyusul pengumpulan bukti "ekstensif" di berbagai yurisdiksi internasional, dana dibekukan oleh Royal Court pada 2014 dan akhirnya dibayarkan ke Civil Asset Recovery Fund pada 31 Mei.
Uang itu hanya sebagian kecil dari miliaran dolar yang diduga dicuri dan dicuci selama kepresidenan Abacha.
Pemerintah Swiss tahun lalu mengembalikan USD300 juta kepada pemerintah Nigeria, setelah diketahui uang itu hasil curian dari dana publik.
Uang itu dibayarkan kembali kepada 300.000 rumah tangga Nigeria selama enam tahun ke depan.
Seorang juru bicara untuk Departemen Kehakiman Jersey mengaku telah menghadapi banding sampai ke pengadilan tertinggi di Jersey, serta proses terpisah oleh pihak ketiga di pengadilan AS.
Jersey adalah wilayah suaka pajak yang terletak antara Prancis dan Inggris.Penyitaan kekayaan mendiang Abacha, keluarga dan kroninya itu telah dikonfirmasi Civil Asset Recovery Fund.
Sebuah perusahaan bernama Doraville memegang dana tersebut, yang dibekukan pada tahun 2014.
Setelah perselisihan hukum lima tahun, kekayaan itu kini telah dipulihkan dan akan dibagi antara Jersey, Amerika Serikat (AS) dan Nigeria.
"Penyitaan itu menunjukkan komitmen (Jersey) untuk menangani kejahatan keuangan internasional dan pencucian uang," kata Jaksa Agung Jersey, Robert McRae QC, seperti dikutip dari BBC, Kamis (6/6/2019).
Abacha berkuasa dari tahun 1993 hingga kematiannya pada tahun 1998.
Belum jelas berapa banyak uang yang akan dibagi oleh masing-masing dari tiga pemerintah.
Departemen Kehakiman Jersey menolak untuk mengomentari distribusi akhir kekayaan sitaan itu karena diskusi sedang berlangsung.
Pemerintah Jersey mengaku telah mendekati AS pada 2007 untuk meminta proses hukum dimulai di pengadilan AS terkait pencucian uang bekas diktator tersebut.
Departemen Kehakiman AS sendiri telah kehilangan uang jutaan dolar yang kembali ke Nigeria ketika Abacha dan rekan-rekannya melakukan pencucian uang melalui industri perbankan AS.
Menyusul pengumpulan bukti "ekstensif" di berbagai yurisdiksi internasional, dana dibekukan oleh Royal Court pada 2014 dan akhirnya dibayarkan ke Civil Asset Recovery Fund pada 31 Mei.
Uang itu hanya sebagian kecil dari miliaran dolar yang diduga dicuri dan dicuci selama kepresidenan Abacha.
Pemerintah Swiss tahun lalu mengembalikan USD300 juta kepada pemerintah Nigeria, setelah diketahui uang itu hasil curian dari dana publik.
Uang itu dibayarkan kembali kepada 300.000 rumah tangga Nigeria selama enam tahun ke depan.
Seorang juru bicara untuk Departemen Kehakiman Jersey mengaku telah menghadapi banding sampai ke pengadilan tertinggi di Jersey, serta proses terpisah oleh pihak ketiga di pengadilan AS.
(mas)