Serukan Dunia Larang FB dan Twitter, Trump: Semua Suara Harus Didengar
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Perseteruan mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump , dengan dua raksasa sosial media Facebook dan Twitter belum usai. Terbaru, ia menyambut baik keputusan Nigeria yang melarang Twitterdan menyerukan seluruh negara di dunia untuk melarang situs miniblog itu dan Facebook.
Dalam sebuah pernyataan Selasa sore waktu setempat, Trump yang "ditendang" oleh Twitter dan FB memuji keputusan Nigeria yang membalas melarang Twitter setelah media sosial itu menghapus cuitan Presiden Muhammadu Buhari.
“Selamat kepada negara Nigeria, yang baru saja memblokir Twitter karena mereka melarang Presiden mereka. Lebih banyak Negara harus melarang Twitter dan Facebook karena tidak mengizinkan kebebasan dan kebebasan berbicara - semua suara harus didengar,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Washington Times, Rabu (9/6/2021).
Dalam pernyataannya, Trump menyerang status raksasa Silicon Valley sebagai penengah dari pidato politik.
“Siapakah mereka yang mendikte kebaikan dan kejahatan jika mereka sendiri jahat?” tulis Trump.
Dia juga mengatakan bahwa pesaing baru diperlukan dan menyesalkan bahwa dia tidak melakukan itu saat menjadi presiden.
Pekan lalu, Nigeria melarang Twitter karena menghapus tweet dari akun Presiden Muhammadu Buhari karena dianggap telah melanggar aturan raksasa media sosial itu.
Tweet Buhari menyinggung sekaligus memperingatkan wilayah tenggara negara itu tentang Perang Biafra 1967 dan mengatakan itu bisa terjadi lagi jika sabotase berlanjut.
Sebelumnya, Facebook secara resmi menangguhkan akun Facebook dan Instagram Donald Trump selama dua tahun.
Trump dilarang tanpa batas dari kedua situs itu pada Januari setelah posting yang dia buat tentang kerusuhan US Capitol, tetapi bulan lalu Dewan Pengawas Facebook mengkritik hukuman terbuka itu. Facebook mengatakan tindakan Trump adalah pelanggaran berat terhadap aturannya.
Menanggapi hal itu, Trump mengatakan langkah Facebook adalah "penghinaan" bagi jutaan orang yang memilihnya dalam pemilu presiden tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan Selasa sore waktu setempat, Trump yang "ditendang" oleh Twitter dan FB memuji keputusan Nigeria yang membalas melarang Twitter setelah media sosial itu menghapus cuitan Presiden Muhammadu Buhari.
“Selamat kepada negara Nigeria, yang baru saja memblokir Twitter karena mereka melarang Presiden mereka. Lebih banyak Negara harus melarang Twitter dan Facebook karena tidak mengizinkan kebebasan dan kebebasan berbicara - semua suara harus didengar,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Washington Times, Rabu (9/6/2021).
Dalam pernyataannya, Trump menyerang status raksasa Silicon Valley sebagai penengah dari pidato politik.
“Siapakah mereka yang mendikte kebaikan dan kejahatan jika mereka sendiri jahat?” tulis Trump.
Dia juga mengatakan bahwa pesaing baru diperlukan dan menyesalkan bahwa dia tidak melakukan itu saat menjadi presiden.
Pekan lalu, Nigeria melarang Twitter karena menghapus tweet dari akun Presiden Muhammadu Buhari karena dianggap telah melanggar aturan raksasa media sosial itu.
Tweet Buhari menyinggung sekaligus memperingatkan wilayah tenggara negara itu tentang Perang Biafra 1967 dan mengatakan itu bisa terjadi lagi jika sabotase berlanjut.
Sebelumnya, Facebook secara resmi menangguhkan akun Facebook dan Instagram Donald Trump selama dua tahun.
Trump dilarang tanpa batas dari kedua situs itu pada Januari setelah posting yang dia buat tentang kerusuhan US Capitol, tetapi bulan lalu Dewan Pengawas Facebook mengkritik hukuman terbuka itu. Facebook mengatakan tindakan Trump adalah pelanggaran berat terhadap aturannya.
Menanggapi hal itu, Trump mengatakan langkah Facebook adalah "penghinaan" bagi jutaan orang yang memilihnya dalam pemilu presiden tahun lalu.
(ian)