Rusia Diyakini Hendak Tes Senjata Nuklir dengan Operasi Rahasia

Kamis, 30 Mei 2019 - 01:58 WIB
Rusia Diyakini Hendak Tes Senjata Nuklir dengan Operasi Rahasia
Rusia Diyakini Hendak Tes Senjata Nuklir dengan Operasi Rahasia
A A A
WASHINGTON - Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Amerika Serikat (AS) meyakini Rusia akan melakukan uji coba senjata nuklir dengan melakukan operasi rahasia di pulau-pulau terpencil di Lingkaran Arktik. Jika penilaian itu benar, maka tes senjata tersebut akan melanggar perjanjian internasional yang melarang uji coba nuklir.

Penilaian intelijen itu diungkap pada hari Rabu waktu Washington. Senjata nuklir yang diduga hendak diuji coba adalah senjata dengan hasil ledak yang sangat rendah.

The Wall Street Journal, mengutip analisa intelijen, melaporkan bahwa DIA percaya Moskow hendak melakukan uji coba senjata nuklir di Novaya Zemlya, sebuah kepulauan terpencil. Tujuannya, untuk meningkatkan kemampuan senjata Moskow.

Rusia, AS, dan lusinan negara lain sebelumnya telah sepakat melarang uji coba nuklir dengan berbagai ukuran dan kegiatan terkait yang menghasilkan eksplosif. Kesepakatan itu terikat di bawah Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif.

"Amerika Serikat percaya bahwa Rusia mungkin tidak mematuhi moratorium pengujian nuklirnya dengan cara yang konsisten dengan standar 'zero-yield'," kata Letnan Jenderal Robert Ashley, direktur Badan Intelijen Pertahanan AS, dalam sebuah pidato di Hudson Institute Think Tank, seperti dikutip Fox News, Kamis (30/5/2019).

Pejabat administrasi Trump mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa lembaga intelijen AS lainnya juga memiliki pandangan yang sama.

"Pemahaman kami tentang pengembangan senjata nuklir membuat kami percaya bahwa aktivitas pengujian Rusia akan membantu meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya," ujar Ashley.

Mereka yang mengetahui aktivitas terkait uji coba senjata Rusia menolak mengungkap seberapa besar operasi rahasia itu.

Sementara itu, seorang pejabat Kedutaan Besar Rusia di Washington membantah bahwa negaranya melanggar ketentuan perjanjian larangan uji coba senjata nuklir.

Seorang pejabat senior administrasi Trump mengatakan bahwa AS tidak tertarik untuk melanjutkan pengujian nuklir, tetapi Washington tidak akan mengizinkan Rusia dan China untuk leluasa melakukan operasi apa pun yang melampaui pedoman "zero-yield".

"Kami tidak ingin memiliki standar yang berbeda dari Rusia dan China," ujar pejabat tersebut, yang berbicara secara anonim.

Kecurigaan Badan Intelijen Pertahanan AS sejatinya sudah muncul berbulan-bulan setelah Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengumumkan bahwa Washington menarik diri dari perjanjian kontrol senjata nuklir 1987 antara AS dengan Rusia. Alasan Washington menarik diri dari perjanjian itu adalah karena Moskow melanggar perjanjian. Namun, Kremlin membantah tuduhan itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6669 seconds (0.1#10.140)