Pilot-pilot Australia Terkena Laser China di Laut China Selatan

Rabu, 29 Mei 2019 - 01:18 WIB
Pilot-pilot Australia Terkena Laser China di Laut China Selatan
Pilot-pilot Australia Terkena Laser China di Laut China Selatan
A A A
SYDNEY - Beberapa pilot helikopter Angkatan Laut (AL) Australia terkena laser militer China selama tur Indo-Pacific Endeavour 2019 di dekat pulau-pulau sengketa di Laut China Selatan. Pilot-pilot tersebut terpaksa mendaratkan helikopternya sebagai tindakan pencegahan.

Saksi mata, Euan Graham—yang berada di kapal induk Australia; HMAS Canberra—mengatakan pilot-pilot helikopter terkena laser selama penerbangan. Helikopter-helikopter tersebut juga berbasis di HMAS Canberra.

"Beberapa pilot helikopter mendapati laser menunjuk mereka (ketika) melintasi kapal penangkap ikan, untuk sementara mendaratkan (helikopter) untuk alasan medis," kata Graham.

Graham berada di kapal induk HMAS Canberra dalam perjalanan dari Vietnam ke Singapura ketika laser militer China membidik pilot-pilot helikopter. Kapal induk yang disertai beberapa kapal perang itu juga dibuntuti kapal perang China. (Baca: Kapal Induk Australia Dikuntit Militer China di Laut China Selatan )

"Apakah nelayan yang terkejut ini bereaksi terhadap hal yang tak terduga? Atau apakah itu semacam pelecehan terkoordinasi yang lebih mengarah pada milisi laut China? Sulit untuk mengatakan dengan pasti, tetapi insiden serupa telah terjadi di Pasifik barat," tulis Graham di situs web The Strategist yang dijalankan oleh Australian Strategic Policy Institute, sebuah lembaga think tank independen yang berbasis di Canberra, seperti dikutip news.com.au, Rabu (29/5/2019).

Insiden serupa yang melibatkan laser dan militer China juga pernah terjadi di Djibouti, di mana AS dan China memiliki pangkalan.

Tahun lalu, AS memprotes China setelah laser diarahkan ke pesawat di negara Tanduk Afrika itu yang mengakibatkan cedera ringan pada dua pilot Amerika. China membantah bahwa pasukannya menargetkan pesawat militer AS.

Departemen Pertahanan Australia (ADF) mengonfirmasi interaksi dengan militer Beijing berlangsung selama kapal-kapal Canberra menjalankan tur Indo-Pasifik Endeavour 2019, sebuah misi keterlibatan regional ADF yang rampung Senin (27/5/2019).

Kapal induk HMAS Canberra telah berlabuh di Darwin, mengakhiri tur selama tujuh bulan di tujuh negara Asia. Tiga kapal perang, pesawat terbang dan lebih dari 1.200 personel pertahanan Australia bergabung dalam misi tersebut.

Komodor Udara Richard Owen mengatakan kepada ABC di atas kapal induk HMAS Canberra setelah dia tiba di ujung negara Australia.

Dia mengatakan Kelompok Tugas Australia melakukan dua transit melalui Laut China Selatan, di mana militer China mengawasi dengan ketat para pengunjung internasional yang melewati perairan yang disengketakan.

"Itu kontroversial, kami cukup sadar akan hal itu," kata Komodor Udara Owen. "Kami transit di utara dan selatan melalui Laut China Selatan di perairan internasional dan kami diikuti, seperti biasanya, dengan angkatan laut lainnya."

ABC mengungkap bahwa kapal induk Australia dan rombongannya tersebut dibuntuti militer China awal bulan ini ketika mereka menuju Vietnam, serta ketika Kelompok Tugas meninggalkan pelabuhan Cam Ranh.

"Kami peka terhadap semua interaksi angkatan laut, kami berlatih untuk itu, kami menyadari bagaimana mereka akan berperilaku dan bagaimana kami berperilaku, jadi saya sama sekali tidak khawatir tentang hal itu, saya yakin dengan kemampuan Angkatan Laut Australia dan ADF," ujar Komodor Owen.

"Mereka ingin tahu siapa kami, ke mana kami pergi dan apa niat kami, dan orang China tidak berbeda—mereka ramah, mereka profesional."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4262 seconds (0.1#10.140)