Rouhani: Iran Tidak Akan Menyerah Bahkan Jika Dibom

Jum'at, 24 Mei 2019 - 05:29 WIB
Rouhani: Iran Tidak Akan Menyerah Bahkan Jika Dibom
Rouhani: Iran Tidak Akan Menyerah Bahkan Jika Dibom
A A A
TEHERAN - Iran tidak akan menyerahkan kemerdekaan dan martabatnya dalam menghadapi tekanan Amerika Serikat (AS), bahkan jika negara itu dibom sekalipun. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Iran, Hassan Rouhani, di tengah-tengah kebuntuan Teheran dengan Washington.

Rouhani mengatakan Iran sekarang menghadapi serangan yang lebih kompleks daripada yang pernah dihadapi sebelumnya. Rouhani mengatakan hal itu pada upacara peringatan perang Iran-Irak pada 1980-an.

"Kampanye tekanan AS terhadap Teheran melibatkan serangan terhadap kesejahteraan dan kondisi kehidupan rakyat kita," katanya.

"Kami membutuhkan perlawanan, sehingga musuh kami tahu jika mereka membom tanah kami, dan jika anak-anak kami mati syahid, terluka atau ditangkap, kami tidak akan menyerah pada tujuan kami untuk kemerdekaan negara kami dan kebanggaan kami," imbuhnya seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (24/5/2019).

Rouhani mengatakan budaya pengorbanan diri harus menentukan jalan Iran ke depan, saat ia memuji rakyat Iran atas ketahanan mereka dalam menghadapi sanksi berat yang dijatuhkan oleh Washington.

Ia juga mengatakan bahwa Teheran masih bisa mengalahkan AS serta sekutu mereka di Timur Tengah, termasuk Israel.

Sebelumnya pada hari Kamis, Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga mengatakan bahwa pemuda Iran akan dapat melihat kematian Washington dan Tel Aviv.

Baca Juga: Khamenei: Pemuda Iran Akan Menyaksikan Kehancuran Peradaban Israel dan AS

Pernyataan kuat itu muncul di tengah-tengah ketegangan yang meningkat antara Washington dan Teheran. Kondisi ini telah meningkat secara dramatis sejak Mei lalu, ketika Presiden Donald Trump secara sepihak menarik Washington dari kesepakatan nuklir Iran 2015 yang diperoleh dengan susah payah. Sejak saat itu, AS telah berulang kali menjatuhkan sanksi terhadap Iran serta mengancam mereka yang berdagang dengannya.

Washington juga tidak membatasi diri pada langkah-langkah ekonomi. AS baru-baru ini mengirim sebuah kelompok tempur kapal induk dan pembom berkemampuan nuklir B-52 ke depan pintu Iran. Demonstrasi kekuatan ini telah disertai oleh beberapa retorika perang dari AS, termasuk Trump berjanji untuk menanggapinya dengan "kekuatan besar" setiap provokasi Iran dan memperingatkan bahwa itu akan menjadi "akhir resmi" Iran.

Teheran menanggapi dengan mengatakan bahwa terorisme ekonomi dan ejekan genosida akan sedikit merugikan bangsa Iran.

Perang kata-kata yang terus berlangsung bahkan telah memicu ketakutan di antara beberapa sekutu barat AS dan negara-negara Timur Tengah bahwa perselisihan itu pada akhirnya dapat meluas menjadi konflik bersenjata yang nyata. Namun, baik AS dan Iran telah meremehkan ketakutan ini.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7307 seconds (0.1#10.140)