Perang Dagang Memanas, Kapal Perang AS Muncul di Laut China Selatan
A
A
A
BEIJING - Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan salah satu kapal perangnya berlayar di dekat Scarborough Shoal, pulau sengketa yang diklaim oleh China di Laut Cina Selatan pada hari Minggu. Aksi tersebut berpotensi membuat Beijing marah pada saat ketegangan kedua negara memanas terkait perang dagang.
Jalur perairan yang sibuk adalah salah satu dari semakin banyak titik nyala dalam hubungan AS-China. Kedua negara tak hanya bersitegang soal perang dagang, tapi juga terkait sanksi AS dan masalah Taiwan.
China telah melangkah lebih agresif dalam perang dagangnya dengan AS pada hari Jumat. Perundingan yang sulit berakhir dengan gelagat Beijing untuk membalas menaikkan tarif barang-barang AS.
Kapal perang yang mendekati pulau sengketa di Laut China Selatan adalah USS Preble. "Preble berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Scarborough Reef untuk menantang klaim maritim yang berlebihan dan mempertahankan akses ke jalur perairan sebagaimana diatur oleh hukum internasional," kata juru bicara Armada Ketujuh AS, Clay Doss, kepada Reuters, Senin (20/5/2019).
Aksi kapal USS Preble adalah operasi militer AS kedua di Laut China Selatan sejak pada bulan lalu. Pada hari Rabu, kepala Angkatan Laut AS mengatakan kebebasan navigasi di Laut China Selatan yang disengketakan menarik perhatian lebih dari yang seharusnya mereka dapatkan.
Militer AS berpegangan pada kebijakan lamanya bahwa operasi kapal dan pesawat militer dilakukan di wilayah internasional di seluruh dunia, termasuk di wilayah yang diklaim oleh sekutu.
Operasi USS Preble menjadi tindakan terbaru untuk melawan apa yang Washington lihat sebagai upaya Beijing untuk membatasi kebebasan navigasi di perairan strategis, tempat China, Jepang, dan beberapa angkatan laut Asia Tenggara beroperasi.
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan yang strategis dan sering mengecam Amerika Serikat dan sekutunya atas operasi angkatan laut di dekat pulau-pulau yang diduduki China.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam memiliki klaim yang saling tumpang tindih di wilayah tersebut.
China membela reklamasi di pulau-pulau sengketa dengan dalih untuk pertahanan diri. Beijing menyalahkan Amerika Serikat sebagai pihak bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan karena mengirimkan kapal perang dan pesawat militer dekat ke pulau-pulau yang diklaim Beijing.
Jalur perairan yang sibuk adalah salah satu dari semakin banyak titik nyala dalam hubungan AS-China. Kedua negara tak hanya bersitegang soal perang dagang, tapi juga terkait sanksi AS dan masalah Taiwan.
China telah melangkah lebih agresif dalam perang dagangnya dengan AS pada hari Jumat. Perundingan yang sulit berakhir dengan gelagat Beijing untuk membalas menaikkan tarif barang-barang AS.
Kapal perang yang mendekati pulau sengketa di Laut China Selatan adalah USS Preble. "Preble berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Scarborough Reef untuk menantang klaim maritim yang berlebihan dan mempertahankan akses ke jalur perairan sebagaimana diatur oleh hukum internasional," kata juru bicara Armada Ketujuh AS, Clay Doss, kepada Reuters, Senin (20/5/2019).
Aksi kapal USS Preble adalah operasi militer AS kedua di Laut China Selatan sejak pada bulan lalu. Pada hari Rabu, kepala Angkatan Laut AS mengatakan kebebasan navigasi di Laut China Selatan yang disengketakan menarik perhatian lebih dari yang seharusnya mereka dapatkan.
Militer AS berpegangan pada kebijakan lamanya bahwa operasi kapal dan pesawat militer dilakukan di wilayah internasional di seluruh dunia, termasuk di wilayah yang diklaim oleh sekutu.
Operasi USS Preble menjadi tindakan terbaru untuk melawan apa yang Washington lihat sebagai upaya Beijing untuk membatasi kebebasan navigasi di perairan strategis, tempat China, Jepang, dan beberapa angkatan laut Asia Tenggara beroperasi.
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan yang strategis dan sering mengecam Amerika Serikat dan sekutunya atas operasi angkatan laut di dekat pulau-pulau yang diduduki China.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam memiliki klaim yang saling tumpang tindih di wilayah tersebut.
China membela reklamasi di pulau-pulau sengketa dengan dalih untuk pertahanan diri. Beijing menyalahkan Amerika Serikat sebagai pihak bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan karena mengirimkan kapal perang dan pesawat militer dekat ke pulau-pulau yang diklaim Beijing.
(mas)