Parlemen Jerman Nyatakan Gerakan Boikot Israel sebagai Anti-Semit

Sabtu, 18 Mei 2019 - 06:23 WIB
Parlemen Jerman Nyatakan Gerakan Boikot Israel sebagai Anti-Semit
Parlemen Jerman Nyatakan Gerakan Boikot Israel sebagai Anti-Semit
A A A
BERLIN - Bundestag Jerman menjadi parlemen pertama di Eropa yang meloloskan mosi yang menyebut gerakan boikot, divestasi dan sanksi (BDS) terhadap Israel sebagai anti-Semit. Mosi untuk membela negara mayoritas Yahudi bersifat tidak mengikat.

Mosi yang disahkan parlemen Jerman pada Jumat sore mengatakan kampanye untuk memboikot artis dan barang-barang Israel "mengingatkan pada bab paling mengerikan dalam sejarah Jerman" dan memicu ingatan akan slogan Nazi; "Jangan membeli dari orang Yahudi".

Mosi dibawa ke parlemen oleh Uni Demokratik Kristen (CDU), partainya Kanselir Angela Merkel. Mitra koalisi CDU, Demokrat Sosial, FDP dan Partai Hijau, mendukung mosi tersebut. Mitra koalisi CDU mencatat kegelisahan yang tumbuh di kalangan komunitas Yahudi Jerman dalam menghadapi meningkatnya anti-Semitisme.

Menurut angka yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri Jerman pada hari Selasa, kejahatan anti-Semit dan kejahatan rasial meningkat sekitar 20 persen pada tahun 2018, menjadi 1.800 insiden.

Namun, sebuah surat terbuka yang ditandatangani oleh 60 akademisi Israel mengkritik mosi Bundestag. Surat tersebut mengatakan mosi itu membentuk bagian dari tren yang mengkhawatirkan terhadap label pendukung hak asasi manusia Palestina sebagai anti-Semit.

Penggabungan BDS dan anti-Semitisme didukung oleh pemerintah paling kanan Israel dalam sejarah dan membentuk bagian dari strategi untuk mendelegitimasi setiap upaya solidaritas internasional dengan perjuangan Palestina.

Alternatif für Deutschland (AfD), partai sayap kanan Jerman, mengajukan sebuah gerakan terpisah yang menyerukan larangan penuh terhadap gerakan BDS. Jürgen Braun, seorang anggota parlemen AfD, mengklaim partainya adalah teman sejati Israel di parlemen Jerman."Anti-Semitisme berasal dari kiri dan Islam," katanya, seperti dikutip The Guardian, Sabtu (18/5/2019).

BDS, yang diinspirasi oleh gerakan anti-apartheid Afrika Selatan, telah mengklaim beberapa keberhasilan baru-baru ini dalam mengisolasi Israel. Tahun lalu penyanyi Lana Del Rey dan 19 artis lainnya keluar dari festival musim panas di Israel.

Gerakan BDS telah menyerukan kepada para seniman dan penggemar musik untuk menghindari Kontes Lagu Eurovision akhir pekan ini, dengan alasan bahwa penyelenggaraan acara di Israel sama dengan "pembersihan" kebijakan negara itu terhadap orang-orang Palestina di Tepi Barat dan Gaza.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3473 seconds (0.1#10.140)