Menlu Turki: Ankara Siap Terima S-400 Rusia Setiap Saat
A
A
A
HELSINKI - Turki siap menerima sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia segera setelah Moskow melakukan pengiriman. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
"Kami akan menerima segera setelah Rusia siap mengirimkannya. Setiap saat," kata Cavusoglu di sela-sela pertemuan para menteri Eropa di Helsinki, Finlandia, seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (17/5/2019).
Kerja sama Rusia-Turki dalam pengiriman S-400 telah dikritik oleh NATO dan Amerika Serikat (AS), yang telah mengutip masalah keamanan dan ketidakmampuan integrasi antara S-400 dengan sistem pertahanan udara NATO.
Washington berpendapat mengintegrasikan S-400 dengan tentara NATO dapat membantu Moskow mengumpulkan data intelijen tentang kemampuan pesawat tempur F-35 generasi berikutnya, yang diproduksi oleh pabrikan Turki.
Pada bulan Januari, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa Ankara siap untuk mempertimbangkan proposal AS tentang pengiriman sistem pertahanan udara Patriot, tetapi menolak untuk meninggalkan kesepakatan sistem rudal S-400 dengan Rusia.
AS telah memperingatkan bahwa jika Turki menyelesaikan pembelian S-400 yang bernilai lebih dari USD2 miliar, negara itu bisa dikeluarkan dari program F-35. Turki juga menghadapi sanksi di bawah dua undang-undang: Magnitsky Act dan CAATSA, yang memungkinkan hukuman entitas yang melakukan bisnis dengan Rusia.
"Kami akan menerima segera setelah Rusia siap mengirimkannya. Setiap saat," kata Cavusoglu di sela-sela pertemuan para menteri Eropa di Helsinki, Finlandia, seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (17/5/2019).
Kerja sama Rusia-Turki dalam pengiriman S-400 telah dikritik oleh NATO dan Amerika Serikat (AS), yang telah mengutip masalah keamanan dan ketidakmampuan integrasi antara S-400 dengan sistem pertahanan udara NATO.
Washington berpendapat mengintegrasikan S-400 dengan tentara NATO dapat membantu Moskow mengumpulkan data intelijen tentang kemampuan pesawat tempur F-35 generasi berikutnya, yang diproduksi oleh pabrikan Turki.
Pada bulan Januari, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa Ankara siap untuk mempertimbangkan proposal AS tentang pengiriman sistem pertahanan udara Patriot, tetapi menolak untuk meninggalkan kesepakatan sistem rudal S-400 dengan Rusia.
AS telah memperingatkan bahwa jika Turki menyelesaikan pembelian S-400 yang bernilai lebih dari USD2 miliar, negara itu bisa dikeluarkan dari program F-35. Turki juga menghadapi sanksi di bawah dua undang-undang: Magnitsky Act dan CAATSA, yang memungkinkan hukuman entitas yang melakukan bisnis dengan Rusia.
(ian)