Investasi Asing Baik Tapi Harus Memberikan Manfaat pada Warga
A
A
A
KUALA LUMPUR - Hari ini, tepat satu tahun Perdana Menteri Mahathir Mohamad mempimpin Malaysia. KORAN SINDO, SINDONews.com serta iNewsTV berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan PM Mahathir di kantornya, di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (3/5). Kepada KORAN SINDO, SINDONews.com, dan iNewsTV, tokoh bangsa Malaysia tersebut mengungkapkan perbedaan masa kepemimpinan dia sebelumnya pada 1981 - 2003 dan sekarang, termasuk pandangannya terhadap investor asing. Berikut petikan wawancaranya.
Satu tahun Tun bersama koalisi Pakatan Harapan memimpin Malaysia. Achievement sudah sejauh mana?
Saat ini, banyak anggapan pemerintah Pakatan Harapan tidak begitu populer, kita terima saja. Memang ketika memimpin pemerintah kita perlu melakukan berbagai tindakan. Sebaliknya di pihak lawan, mereka tidak perlu melakukan apapun, mengkritik saja. Jadi mereka tunjuk kelemahan pemerintah, dan kita (Pakatan Harapan) menjadi kurang populer. Mereka, yang menegur dan mengkritik (pemerintah) memang populer, dan itulah yang akan selalu terjadi.
Terkait pemilu mendatang (GE15), apakah mereka (masyarakat Malaysia) memilih partai yang lama? Saya yakin tidak. Mereka sadar partai yang sudah memerintah negara ini selama 61 tahun adalah partai yang korup, yang tidak boleh diberi peluang.
Sudah ada masyarakat yang menagih janji saat Tun kampanye satu tahun lalu?
Ya, kita membuat banyak sekali janji. Tapi, kita buat janji dalam manifesto waktu, kita tidak mengetahui masalah sebenarnya yang dihadapi. Ketika kita memimpin pemerintahan, maka kita mengetahui keburukan di negara kita ini jauh lebih besar, memerlukan waktu, tenaga serta dana yang banyak untuk mengatasinya.
Saat ini Tun berusia 93 tahun, dan memutuskan untuk comeback ke politik. Apakah ada kekecewaan Tun terhadap generasi muda?
Ketika saya meletakkan jabatan pada 2003, saya tidak ada harapan sama sekali untuk kembali menjadi Perdana Menteri. Tetapi, setelah saya meletakkan jabatan datang banyak rombongan agar saya melakukan sesuatu karena mereka tidak puas dengan pemerintahan. Mereka minta supaya saya betulkan keadaan yang tidak baik ini. Awalnya saya coba untuk memberi nasihat kepada pemerintah, tapi nasihat saya tidak dipedulikan. Saya gerak lebih aktif atas desakan orang banyak. Akhirnya saya terpaksa keluar dari partai lama, dan dengan membentuk partai baru untuk menentang partai yang dahulu saya pimpin, karena mereka sudah menyeleweng dan hanya dengan menjatuhkan, kita bisa menyudahi proses yang merusak negara kita.
Apa harapan Tun terhadap generasi politisi muda Malaysia?
Saya mempunyai banyak harapan. Sekarang ini kita memiliki teknologi-teknologi baru serta pendekatan- pendekatan baru. Kita hidup di zaman IT (information technology) dan sebagainya, ini bisa membantu negara kita (berkembang) dengan lebih cepat. Saya benar-benar percaya bahwa dalam jangka dua atau tiga tahun, Malaysia akan pulih sepenuhnya.
Berbicara soal investasi, Asia Tenggara dibilang sebagai salah satu penggerak roda ekonomi global. Kawasan ini juga sedang menjadi sasaran investasi asing, terutama dipengaruhi dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Bagaimana menurut Tun?
Kita, Indonesia dan Malaysia, bersaing untuk menarik investor dari negara asing. Kedua negara memang memberi tempat besar untuk investor asing karena ini membantu meningkatkan ekonomi negara. Kita mungkin tidak memiliki teknologi, atau tidak mempunyai modal yang cukup, atau penanganan industri-industri yang besar-besar atau bersaing pasar dunia, kita kurang pengalaman. Jadi kita undang pihak asing, baik Indonesia maupun Malaysia bisa belajar dari mereka mulai dari teknologi atau manajemen. Sekarang ini kita dapati hubungan kedua negara menghasilkan perniagaan yang pesat, menebus negara-negara lain.
Negara yang paling banyak berinvestasi di Asia Tenggara adalah China. Tanggapan Tun tentang banyaknya investor China di kawasan ini?
Kita memperlakukan investor China, sama dengan investor dari negara lain. China, sekarang ini mempunyai modal yang besar dan juga teknologi. Kita, menerima investasi mereka, China membangun kilang di Malaysia, mereka menggunakan tenaga kerja Malaysia, dan berdampak pada meningkatkan perekonomian (bermanfaat bagi warga Malaysia). Tetapi kita tidak ingin China menguasai bidang tanah yang luas, membawa tenaga kerja dari China untuk tinggal di sini. Itu bagi kita bukan investasi, kita tidak terima. Tetapi memang kita sadari bahwa teknologi China itu baik, jadi kita perlu terbuka. Investasi tetap harus mengutamakan manfaat kepada warga Malaysia.
Wawancara eksklusif KORAN SINDO, sindonews.com serta iNewsTV dengan PM Mahathir didukung Alleira, Lion Air, dan Sheraton Imperial Kuala Lumpur.
Satu tahun Tun bersama koalisi Pakatan Harapan memimpin Malaysia. Achievement sudah sejauh mana?
Saat ini, banyak anggapan pemerintah Pakatan Harapan tidak begitu populer, kita terima saja. Memang ketika memimpin pemerintah kita perlu melakukan berbagai tindakan. Sebaliknya di pihak lawan, mereka tidak perlu melakukan apapun, mengkritik saja. Jadi mereka tunjuk kelemahan pemerintah, dan kita (Pakatan Harapan) menjadi kurang populer. Mereka, yang menegur dan mengkritik (pemerintah) memang populer, dan itulah yang akan selalu terjadi.
Terkait pemilu mendatang (GE15), apakah mereka (masyarakat Malaysia) memilih partai yang lama? Saya yakin tidak. Mereka sadar partai yang sudah memerintah negara ini selama 61 tahun adalah partai yang korup, yang tidak boleh diberi peluang.
Sudah ada masyarakat yang menagih janji saat Tun kampanye satu tahun lalu?
Ya, kita membuat banyak sekali janji. Tapi, kita buat janji dalam manifesto waktu, kita tidak mengetahui masalah sebenarnya yang dihadapi. Ketika kita memimpin pemerintahan, maka kita mengetahui keburukan di negara kita ini jauh lebih besar, memerlukan waktu, tenaga serta dana yang banyak untuk mengatasinya.
Saat ini Tun berusia 93 tahun, dan memutuskan untuk comeback ke politik. Apakah ada kekecewaan Tun terhadap generasi muda?
Ketika saya meletakkan jabatan pada 2003, saya tidak ada harapan sama sekali untuk kembali menjadi Perdana Menteri. Tetapi, setelah saya meletakkan jabatan datang banyak rombongan agar saya melakukan sesuatu karena mereka tidak puas dengan pemerintahan. Mereka minta supaya saya betulkan keadaan yang tidak baik ini. Awalnya saya coba untuk memberi nasihat kepada pemerintah, tapi nasihat saya tidak dipedulikan. Saya gerak lebih aktif atas desakan orang banyak. Akhirnya saya terpaksa keluar dari partai lama, dan dengan membentuk partai baru untuk menentang partai yang dahulu saya pimpin, karena mereka sudah menyeleweng dan hanya dengan menjatuhkan, kita bisa menyudahi proses yang merusak negara kita.
Apa harapan Tun terhadap generasi politisi muda Malaysia?
Saya mempunyai banyak harapan. Sekarang ini kita memiliki teknologi-teknologi baru serta pendekatan- pendekatan baru. Kita hidup di zaman IT (information technology) dan sebagainya, ini bisa membantu negara kita (berkembang) dengan lebih cepat. Saya benar-benar percaya bahwa dalam jangka dua atau tiga tahun, Malaysia akan pulih sepenuhnya.
Berbicara soal investasi, Asia Tenggara dibilang sebagai salah satu penggerak roda ekonomi global. Kawasan ini juga sedang menjadi sasaran investasi asing, terutama dipengaruhi dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Bagaimana menurut Tun?
Kita, Indonesia dan Malaysia, bersaing untuk menarik investor dari negara asing. Kedua negara memang memberi tempat besar untuk investor asing karena ini membantu meningkatkan ekonomi negara. Kita mungkin tidak memiliki teknologi, atau tidak mempunyai modal yang cukup, atau penanganan industri-industri yang besar-besar atau bersaing pasar dunia, kita kurang pengalaman. Jadi kita undang pihak asing, baik Indonesia maupun Malaysia bisa belajar dari mereka mulai dari teknologi atau manajemen. Sekarang ini kita dapati hubungan kedua negara menghasilkan perniagaan yang pesat, menebus negara-negara lain.
Negara yang paling banyak berinvestasi di Asia Tenggara adalah China. Tanggapan Tun tentang banyaknya investor China di kawasan ini?
Kita memperlakukan investor China, sama dengan investor dari negara lain. China, sekarang ini mempunyai modal yang besar dan juga teknologi. Kita, menerima investasi mereka, China membangun kilang di Malaysia, mereka menggunakan tenaga kerja Malaysia, dan berdampak pada meningkatkan perekonomian (bermanfaat bagi warga Malaysia). Tetapi kita tidak ingin China menguasai bidang tanah yang luas, membawa tenaga kerja dari China untuk tinggal di sini. Itu bagi kita bukan investasi, kita tidak terima. Tetapi memang kita sadari bahwa teknologi China itu baik, jadi kita perlu terbuka. Investasi tetap harus mengutamakan manfaat kepada warga Malaysia.
Wawancara eksklusif KORAN SINDO, sindonews.com serta iNewsTV dengan PM Mahathir didukung Alleira, Lion Air, dan Sheraton Imperial Kuala Lumpur.
(ian)