Pompeo Klaim Invasi AS ke Venezuela Akan Sah Menurut Hukum
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Michael Pompeo secara blakblakan mengatakan bahwa Presiden Donald Trump memiliki kekuatan penuh untuk campur tangan sesuka hati di Venezuela. Dia bahkan mengklaim intervensi militer Washington di negara itu akan sah menurut hukum meski tanpa persetujuan Parlemen.
Berbicara di program "This Week" ABC pada hari Minggu (5/5/2019), Pompeo menguraikan kalimat yang sering diulang, yakni "semua opsi ada di meja", ketika dia membahas opsi intervensi militer di Venezuela.
"Presiden memiliki kewenangan penuh Pasal 2 dan saya sangat yakin bahwa tindakan apa pun yang kami lakukan di Venezuela akan sah," kata Pompeo ketika ditanya apakah Presiden Trump dapat melakukan intervensi dalam perebutan kekuasaan sebuah negara tanpa persetujuan Kongres.
Sekadar diketahui, Pasal 2 Konstitusi AS memberikan presiden hak untuk menyatakan perang dan bertindak sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata negara.
Pompeo juga memperingatkan Rusia agar tidak mendukung sekutu Amerika Latin-nya, yakni rezim Presiden Nicolas Maduro. "Rusia harus keluar," katan mantan bos CIA tersebut.
"Setiap negara yang mengganggu hak rakyat Venezuela untuk memulihkan demokrasi mereka sendiri harus pergi," ujarnya.
Pernyataan berani Pompeo muncul menjelang pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Finlandia pada hari Senin (6/5/2019). Kedua diplomat top itu diperkirakan akan membahas krisis yang sedang berlangsung di Venezuela di sela-sela pertemuan Dewan Arktik di kota Rovaniemi, Finlandia utara.
Mereka sudah berbicara melalui telepon pada hari Rabu, di mana Pompeo menuduh Moskow mencampuri urusan internal Venezuela dengan terus mendukung Presiden Nicolas Maduro. Sebaliknya, Lavrov menuduh Washington menggunakan "pengaruh destruktif" dengan mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido.
Sebuah percobaan kudeta militer oleh Guaido yang disponsori Washington gagal Selasa pekan lalu, dan Maduro tetap berkuasa di Caracas. Presiden Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan kontak telepon untuk membahas krisis Venezuela pada Jumat pekan lalu.
Berbicara di program "This Week" ABC pada hari Minggu (5/5/2019), Pompeo menguraikan kalimat yang sering diulang, yakni "semua opsi ada di meja", ketika dia membahas opsi intervensi militer di Venezuela.
"Presiden memiliki kewenangan penuh Pasal 2 dan saya sangat yakin bahwa tindakan apa pun yang kami lakukan di Venezuela akan sah," kata Pompeo ketika ditanya apakah Presiden Trump dapat melakukan intervensi dalam perebutan kekuasaan sebuah negara tanpa persetujuan Kongres.
Sekadar diketahui, Pasal 2 Konstitusi AS memberikan presiden hak untuk menyatakan perang dan bertindak sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata negara.
Pompeo juga memperingatkan Rusia agar tidak mendukung sekutu Amerika Latin-nya, yakni rezim Presiden Nicolas Maduro. "Rusia harus keluar," katan mantan bos CIA tersebut.
"Setiap negara yang mengganggu hak rakyat Venezuela untuk memulihkan demokrasi mereka sendiri harus pergi," ujarnya.
Pernyataan berani Pompeo muncul menjelang pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Finlandia pada hari Senin (6/5/2019). Kedua diplomat top itu diperkirakan akan membahas krisis yang sedang berlangsung di Venezuela di sela-sela pertemuan Dewan Arktik di kota Rovaniemi, Finlandia utara.
Mereka sudah berbicara melalui telepon pada hari Rabu, di mana Pompeo menuduh Moskow mencampuri urusan internal Venezuela dengan terus mendukung Presiden Nicolas Maduro. Sebaliknya, Lavrov menuduh Washington menggunakan "pengaruh destruktif" dengan mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido.
Sebuah percobaan kudeta militer oleh Guaido yang disponsori Washington gagal Selasa pekan lalu, dan Maduro tetap berkuasa di Caracas. Presiden Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan kontak telepon untuk membahas krisis Venezuela pada Jumat pekan lalu.
(mas)