Bongkar Pembantaian Muslim Rohingya, Wartawan Reuters Raih Pulitzer

Selasa, 16 April 2019 - 10:58 WIB
Bongkar Pembantaian Muslim Rohingya, Wartawan Reuters Raih Pulitzer
Bongkar Pembantaian Muslim Rohingya, Wartawan Reuters Raih Pulitzer
A A A
NEW YORK - Dua wartawan Reuters yang dipenjara oleh pemerintah Myanmar memenangkan penghargaan bergengsi dunia jurnalistik, Pulitzer. Dua wartawan Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, berhasil mengungkapkan pembantaian 10 pria Muslim Rohingya oleh penduduk desa Buddha dan pasukan keamanan Myanmar.

Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, keduanya warga Myanmar, mengungkap pembantaian 10 Rohingya di desa Inn Din, di jantung zona konflik negara bagian Rakhine di Myanmar. Keduanya menemukan kuburan massal yang penuh dengan tulang yang mencuat dari tanah. Mereka kemudian mengumpulkan kesaksian dari para pelaku, saksi dan keluarga korban.

Mereka memperoleh tiga foto dahsyat dari penduduk desa: dua menunjukkan 10 pria Rohingya diikat dan berlutut; yang ketiga menunjukkan mayat-mayat 10 pria yang sama yang telah dimutilasi dan sarat peluru dari sebuah kuburan yang dangkal.

Pada bulan Desember 2017, sebelum Wa Lone dan Kyaw Soe Oo dapat menyelesaikan kisah mereka, keduanya ditangkap dalam apa yang oleh para pengamat internasional dikritik sebagai upaya pihak berwenang untuk memblokir laporan tersebut. Laporan, "Pembantaian di Myanmar," akhirnya diselesaikan oleh rekannya Simon Lewis dan Antoni Slodkowski dan diterbitkan pada Februari tahun lalu.
Bongkar Pembantaian Muslim Rohingya, Wartawan Reuters Raih Pulitzer

Pada bulan September, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena melanggar Undang-Undang Rahasia Negara.

"Saya sangat senang bahwa Wa Lone dan Kyaw Soe Oo dan rekan-rekan mereka telah diakui untuk liputan mereka yang luar biasa dan berani," kata Pemimpin Redaksi Reuters Stephen J. Adler.

"Namun, aku tetap sangat tertekan, bahwa reporter pemberani kami Wa Lone dan Kyaw Soe Oo masih di balik jeruji," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/4/2019.

Selain meraih Pulitzer untuk laporan pembantaian 10 pria Muslim Rohingya, Reuters juga mendapatkan penghargaan serupa untuk foto-foto migran Amerika Tengah yang mencari perlindungan di Amerika Serikat.

"Meskipun sangat memuaskan untuk diakui atas pekerjaan ini, perhatian publik harus lebih difokuskan pada orang-orang tentang siapa yang kami laporkan daripada pada kami: dalam hal ini, para migran Rohingya dan Amerika Tengah," tukas Adler.

Dalam kategori lain, liputan penembakan massal di Amerika Serikat (AS) dan investigasi terhadap Presiden AS Donald Trump tampil menonjol. New York Times dan Washington Post juga masing-masing meraih dua Pulitzer.

Associated Press juga dianugerahi hadiah untuk pelaporan internasional, yaitu liputan kekejaman perang di Yaman.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5201 seconds (0.1#10.140)