Enam Pembocoran Data Terbesar Bos WikiLeaks Julian Assange

Jum'at, 12 April 2019 - 05:33 WIB
Enam Pembocoran Data Terbesar Bos WikiLeaks Julian Assange
Enam Pembocoran Data Terbesar Bos WikiLeaks Julian Assange
A A A
LONDON - WikiLeaks menjadi sorotan dunia setelah mengguncang pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan membocorkan informasi sensitif dan rahasia. Reputasi Julian Assange sebagai pemilik situs itu pun turut terangkat.

Sejumlah pihak menganggap pria berusia 47 tahun itu sebagai pejuang transparansi pemerintah dan kebebasan pers. Sementara pihak lain mengutuknya sebagai sosok berbahaya yang telah merusak keamanan nasional.

Selama bertahun-tahun, Assange kerap membocorkan sejumlah informasi rahasia dan sensitif. Berikut adalah sejumlah bocoran data dan informasi terbesar yang pernah dilakukan Assange dan organisasinya sejak didirikan pada tahun 2006 seperti disitir dari USA Today, Jumat (12/4/2019).

1. November 2007 : Buku pedoman Angkatan Darat AS untuk kamp penjara Guantanamo
Salah satu rilis bocoran terbesar pertama Assange dan WikiLeaks adalah buku manual setebal 238 halaman dari tahun 2003 tentang "prosedur operasi standar" untuk penjara Delta Kamp di Teluk Guantanamo, Kuba.

Buku manual ini menunjukkan bahwa Angkatan Darat AS memiliki kebijakan untuk menyembunyikan beberapa tahanan dari inspektur Palang Merah dan menahan tahanan baru selama dua minggu agar mereka patuh terhadap para interogator.

2. November 2009 : 570.000 pesan terkirim pada 11/9
WikiLeaks menerbitkan lebih dari setengah juta pesan pager yang dikirim dalam waktu 24 jam sekitar 11 September 2001, atau saat serangan teroris yang menewaskan hampir 3.000 orang.

Pesan-pesan itu termasuk pesan dari pejabat Pentagon, FBI, FEMA dan polisi New York.

"Kami berharap masuknya catatan ini ke dalam sejarah akan mengarah pada pemahaman yang berbeda tentang bagaimana peristiwa ini menyebabkan kematian, oportunisme dan perang," kata WikiLeaks tentang rilis tersebut.

3. April 2010: Video serangan helikopter AS yang menewaskan warga sipil di Irak
WikiLeaks menerbitkan cuplikan video dari serangan helikopter Apache AS di Baghdad, Irak, pada tahun 2007. Serangan itu menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk seorang fotografer berita Reuters dan sopirnya.

Prajurit Angkatan Darat Bradley Manning, seorang wanita transgender yang kemudian dikenal sebagai Chelsea Manning, kemudian ditangkap karena merilis video dan materi rahasia lainnya tentang pelaksanaan perang dan kematian warga sipil.

4. Juli dan Oktober 2010: Dokumen perang Irak dan Afghanistan
Pada 2010, WikiLeaks menerbitkan koleksi dokumen rahasia tentang aksi militer AS. Mereka merilis lebih dari 90.000 dokumen terkait dengan Afghanistan dan kemudian menerbitkan lebih dari 400.000 dokumen dari perang di Irak.

Dokumen-dokumen itu termasuk informasi tentang kematian warga sipil, perburuan pemimpin al-Qaida Osama bin Laden dan dukungan Iran terhadap gerilyawan di Irak.

5. November 2010 - September 2011: Kabel Diplomatik Departemen Luar Negeri
WikiLeaks kembali membuat heboh setelah merilis lebih dari 250.000 kabel diplomatik AS yang tidak dapat diakses. Kabel-kabel diplomatik yang berasal dari Desember 1966 hingga Februari 2010 itu dirilis dalam apa yang disebut sebagai "Cablegate."

Menteri Luar Negeri AS saat itu, Hillary Clinton, menyebut kebocoran itu sebagai serangan terhadap masyarakat internasional. Dokumen-dokumen tersebut termasuk verifikasi bahwa AS telah melakukan serangan drone rahasia di Yaman, rincian upaya AS untuk mendapatkan informasi tentang perwakilan PBB, dorongan keluarga kerajaan Arab Saudi agar AS menyerang Iran dan deskripsi Rusia di bawah Vladimir Putin sebagai "Keadaan mafia virtual."

6. Juli dan Oktober 2016: Email Partai Demokrat
Di tengah panasnya kontestasi pemilihan presiden AS, WikiLeaks merilis hampir 20 ribu email Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) pada 22 Juli 2016. Pada 7 Okteber 2016, situs itu kembali merilis 2.000 email lagi yang berasal dari manajer kampanye Hillary Clinton, John Podesta.

Email, yang kemudian disebut intelijen AS telah dicuri oleh peretas yang bekerja untuk pemerintah Rusia, tampaknya menunjukkan bahwa DNC lebih menyukai Hillary daripada pesaingnya, Senator asal Vermont Bernie Sanders. Di antara informasi yang merusak dalam email Podesta adalah berita bahwa Ketua DNC yang bertindak saat itu, Donna Brazile, telah memberikan pertanyaan debat kampanye kepada Hillary sebelumnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3768 seconds (0.1#10.140)