Uganda Perluas Pencarian Turis AS yang Diculik

Jum'at, 05 April 2019 - 08:26 WIB
Uganda Perluas Pencarian...
Uganda Perluas Pencarian Turis AS yang Diculik
A A A
KAMPALA - Pihak berwenang Uganda melanjutkan pencarian turis Amerika Serikat (AS), Kimberly Sue Endicott, dan pemandunya. Keduanya diduga diculik di taman nasional paling populer di negara itu oleh orang-orang bersenjata yang menuntut uang tebusan.

Seorang petugas informasi publik untuk Kepolisian Uganda mengatakan polisi telah memperluas area pencarian di luar Taman Nasional Ratu Elizabeth dan ke distrik barat daya Kanugu dan Rukungiri yang total memiliki populasi lebih dari setengah juga. Polisi sekarang percaya para penculik bersenjata tidak lagi di berada di dalam taman margasatwa tetapi masih di negara itu.

"Itu sebabnya kami bergerak lebih jauh dari taman ke daerah lain di luar taman dan ke dua distrik tetangga," terang petugas itu seperti dilansir dari ABC News, Jumat (5/4/2019).

Pihak berwenang telah mencoba untuk memblokir titik persimpangan utama ke distrik-distrik terdekat lainnya serta perbatasan barat negara itu, yang dibagi dengan Republik Demokratik Kongo. Mereka berharap para penculik terjebak di dalam area pencarian yang diperluas.

Endicott (35) sedang dalam perjalanan malam dengan pasangan lansia Kanada dan pemandu mereka di bagian selatan taman Ishasha pada hari Selasa ketika mereka diduga disergap oleh empat pria bersenjata tak dikenal yang mengenakan seragam militer saat senja. Orang-orang bersenjata itu rupanya menahan kelompok itu dengan todongan senjata sebelum menyambar kunci-kunci kendaraan safari mereka dan melarikan diri dengan Endicott serta pemandu, yang diidentifikasi sebagai warga negara Kongo Jean-Paul Mirenge Remezo, menurut polisi.

Para wisatawan Kanada ditinggalkan dan menghubungi manajer kamp yang membawa mereka kembali ke halaman hutan belantara ke tempat yang aman, menurut polisi.

Para penculik menggunakan salah satu ponsel korban untuk meminta tebusan USD500 ribu, yang menurut polisi adalah motif di balik penculikan itu.

Baca Juga: Perempuan Asal AS Diculik Saat Bersafari di Taman Margasatwa Uganda

Operasi bersama oleh polisi, angkatan bersenjata dan otoritas satwa liar untuk menemukan dan menyelamatkan mereka telah berlangsung sejak itu.

Terletak di barat daya Uganda, di sepanjang perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo, Taman Nasional Ratu Elizabeth adalah salah satu tujuan wisata paling populer di negara itu dan menawarkan kemewahan hutan belantara yang mewah. Turis yang mengunjungi taman kadang disertai oleh penjaga hutan.

"Kami memiliki pemandu ranger yang biasanya bersenjata dan itulah salah satu alasan mengapa kami memiliki senjata," kata juru bicara Otoritas Margasatwa Uganda Bashir Hangi kepada NTV Uganda.

"Untuk melindungi pengunjung kami, tidak hanya terhadap satwa liar, tetapi juga terhadap pendatang bersenjata ilegal," terangnya.

Pemandu wisata yang diculik bekerja untuk Wild Frontiers Uganda, yang telah mengoperasikan safari di negara Afrika Timur sejak 1996, menurut juru bicara perusahaan, yang mengkonfirmasi bahwa Endicott adalah salah satu dari tiga tamu pada tamasya Selasa lalu.

"Kelompok itu tidak didampingi oleh seorang ranger bersenjata di taman pada saat itu dan tidak ada persyaratan untuk melakukannya," ujar juru bicara itu.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, setelah bertemu dengan presiden Republik Demokratik Kongo yang baru terpilih di Washington, mengabaikan pertanyaan dari wartawan pada hari Rabu tentang penculikan tersebut.

"Kami mengetahui laporan seorang warga AS yang diculik di Uganda. Pasukan keamanan menanggapi insiden itu. Kami menanggapi dengan serius segala ancaman terhadap warga AS di luar negeri. Keselamatan dan perlindungan AS warga di luar negeri adalah salah satu prioritas utama kami. Kami tidak memiliki informasi lebih lanjut untuk ditawarkan saat ini," ujar seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1217 seconds (0.1#10.140)