Raja Salman: Pembantaian Keji di Masjid Selandia Baru Aksi Teroris

Sabtu, 16 Maret 2019 - 13:24 WIB
Raja Salman: Pembantaian...
Raja Salman: Pembantaian Keji di Masjid Selandia Baru Aksi Teroris
A A A
RIYADH - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi turut mengecam serangan terhadap dua masjid di Selandia Baru yang dia sebut sebagai serangan teroris. Melalui Twitter, dia meminta masyarakat internasional untuk memerangi ujaran kebencian dan terorisme.

"Pembantaian keji yang menargetkan jamaah di masjid di Selandia Baru adalah tindakan teroris, dan itu menegaskan kembali tanggung jawab masyarakat internasional dalam memerangi ujaran kebencian dan terorisme yang tidak dimaafkan oleh agama atau nilai-nilai toleransi," bunyi tweet Raja Salman, dikutip Al Arabiya, Sabtu (16/3/2019).

Sebelumnya, Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah menyampaikan belasungkawa kepada Gubernur Jenderal Selandia Baru Dame Patsy Reddy. Raja dan putranya tersebut mengutuk dalam istilah terkuat atas serangan teroris yang menewaskan 49 orang dan menyebabkan puluhan orang lainnya terluka dalam penembakan di dua masjid di kota Christchurch.

Raja Salman menyampaikan belasungkawa tulus kepada keluarga para korban, berharap bagi para korban luka bisa cepat pulih.

Sedangkan Pangeran Mohammed dalam kabel diplomatiknya untuk Gubernur Jenderal Reddy mengatakan bahwa dia mengutuk tindakan pengecut tersebut. "Itu dikecam oleh semua agama, norma dan piagam internasional," tulis dia.

Sebelumnya, Sekretariat Jenderal Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi juga menyampaikan kecaman keras atas serangan teroris di Selandia Baru. "Kami menyerukan kepada seluruh dunia, negara, serta organisasi dan lembaga untuk mengkriminalkan semua retorika rasis," kata sekretariat tersebut.

Empat tersangka telah ditahan sehubungan dengan serangan itu, termasuk tersangka utama Brenton Harrison Tarrant, 28, pria Australia. Tarrant telah dibawa ke pengadilan Sabtu (16/3/2019), di mana dia didakwa melakukan pembunuhan.

Tarrant menyiarkan langsung aksinya di Facebook setelah menerbitkan manifesto, di mana dia mengecam imigran yang dia sebut "penjajah."

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan empat tersangka yang ditahan memiliki pandangan ekstremis, tetapi tidak berada dalam daftar pengawasan polisi selama ini. Imbas dari serangan mengerikan tersebut, pemerintahan Ardern berencana merevisi undang-undang tentang senjata, di mana Selandia Baru akan melarang senjata semi-otomatis.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2016 seconds (0.1#10.140)