Ketinggalan Pesawat, Pria Ini Terhindar dari Maut Ethiopian Airlines

Senin, 11 Maret 2019 - 09:15 WIB
Ketinggalan Pesawat, Pria Ini Terhindar dari Maut Ethiopian Airlines
Ketinggalan Pesawat, Pria Ini Terhindar dari Maut Ethiopian Airlines
A A A
ADDIS ABABA - Pria Yunani ini beruntung. Dia terhindar dari tragedi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines gara-gara terlambat tiba dua menit ke gerbang keberangkatan pesawat.

Pria bernama Antonis Mavropoulos bersyukur ketinggalan pesawat. Dia menuliskan kisahnya itu di Facebook, tak lama setelah penerbangan ET302 tipe Boeing 737 MAX 8 jatuh di Hejere dekat Bishoftu, sekitar 50 kilometer selatan Addis Ababa, Ethiopia, hari Minggu (10/3/2019).

Tragedi itu menewaskan 157 orang yang berasal dari 35 negara, termasuk warga negara Indonesia (WNI). Penyebab kecelakaan hingga kini belum diketahui dan masih dalam penyelidikan.

Dalam tulisannya di Facebook, Mavropoulos mengaku pada awalnya marah karena dia terlambat tiba untuk penerbangan ke Ibu Kota Kenya, Nairobi, dari Bandara Internasional Bole di Addis Ababa, Ethiopia.

Pesawat jatuh enam menit setelah lepas landas dari bandara.

Mavropoulos, presiden Asosiasi Limbah Padat Internasional—sebuah organisasi nirlaba—sedang menuju ke Nairobi untuk menghadiri pertemuan tahunan Program Lingkungan PBB.

"Saya marah karena tidak ada yang membantu saya mencapai gerbang tepat waktu," kata Mavropoulos dalam posting-nya di Facebook, yang diterjemahkan SBS, Senin (11/3/2019).

Dia akhirnya tiba di pintu gerbang dua menit setelah pintu ditutup. "Mereka membawa saya ke kantor polisi bandara," kata Mavropoulos.

"Petugas mengatakan kepada saya untuk tidak memprotes tetapi untuk berdoa kepada Tuhan karena saya adalah satu-satunya penumpang yang tidak naik penerbangan ET 302 yang hilang," ujarnya.

Dia mengatakan otoritas bandara ingin berbicara dengannya karena dia tidak naik ke penerbangan yang ditakdirkan jatuh itu.

"Mereka mengatakan mereka tidak bisa membiarkan saya pergi sebelum memeriksa identitas saya, alasan saya tidak naik ke pesawat dan lain-lain," papar Mavropoulos.

"Ini adalah pertama kalinya saya sangat senang telah menulis sebuah posting dan saya bersyukur karena masih hidup dan bahwa saya memiliki begitu banyak teman yang membuat saya merasakan cinta mereka."

Seorang pria lain mengatakan dia juga awalnya akan melakukan penerbangan yang fatal itu. Namun, dia juga ketinggalan karena penerbangan penghubungnya dari Dubai ke Addis Ababa tertunda.

Pria bernama Ahmed Khalid itu mengatakan dia tidak berhasil sampai ke Addis Ababa pada waktunya untuk naik penerbangan ET 302 ke Nairobi.

"Semua orang bertanya kepada awak kabin apa yang terjadi tetapi tidak ada yang mengatakan apa-apa," katanya kepada Global News.

“Mereka baru saja naik-turun sampai salah satu penumpang melihat di ponselnya bahwa pesawat pertama yang baru saja terbang. Enam menit setelah terbang, pesawat itu jatuh," ujarnya.

Setidaknya 19 penumpang dalam penerbangan yang mengalami kecelakaan adalah pekerja PBB dan organisasi yang berafiliasi dengan PBB.

Lebih dari 4.700 pejabat telah berkumpul di Nairobi untuk menghadiri Majelis Lingkungan PBB dari 11 hingga 15 Maret.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7281 seconds (0.1#10.140)