Perang Sengit di Baghuz, ISIS Andalkan Sniper dan Bom Mobil
A
A
A
BAGHUZ - Pertempuran sengit pecah di Baghuz, kantong terakhir kelompok ISIS di Suriah saat Pasukan Demokratik Suriah (SDF) meluncurkan serangan. Kelompok ISIS atau Daesh melawan dengan mengandalkan sniper, aksi bom mobil dan jebakan.
SDF adalah pasukan pemberontak Suriah yang didominasi pasukan Kurdi. SDF selama ini menikmati dukungan militer Amerika Serikat (AS) dalam memerangi Daesh.
SDF menggempur kantong terakhir ISIS dengan tembakan artileri dan serangan udara. Asap hitam mengepul di Baghuz, Provinsi Deir ez-Zor pada hari Minggu ketika perang berkecamuk. Pertempuran sudah dimulai sejak Sabtu.
Seorang komandan SDF di Baghuz mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kelompok Islamic State atau ISIS mengirim kendaraan yang sarat bom ke arah pasukan SDF pada Sabtu malam.
Mustafa Bali, juru bicara SDF, mengatakan serangan udara koalisi pimpinan AS menghancurkan beberapa bom mobil selama dua hari terakhir pertempuran.
Dalam sebuah posting Twitter, dia mengatakan tiga bom mobil yang menargetkan posisi SDF telah hancur.
"Beberapa bom mobil dihancurkan oleh serangan udara koalisi selama dua hari terakhir pertempuran di sini di Baghuz. Tiga kendaraan yang mencoba menghantam posisi kami dihancurkan oleh pasukan SDF," tulis Mustafa Bali via akun Twitter @ustefabali, yang dikutip Senin (4/3/2019).
Sebelumnya pada hari Minggu, SDF mengatakan pihaknya memperkirakan pertempuran akan menentukan setelah SDF maju secara bertahap selama 18 jam dengan menghindari ranjau darat yang ditaburkan oleh ISIS. Kelompok itu, menurut SDF, juga menggunakan terowongan bawah tanah untuk melakukan penyergapan.
Namun, Minggu pada tengah hari, tidak ada tanda-tanda pertempuran akan berakhir.
"Petempur ISIS menggunakan rompi bunuh diri dan bom mobil untuk memperlambat serangan SDF dan bersembunyi dari serangan Koalisi di daerah Baghuz," kata Kolonel Sean Ryan, juru bicara koalisi pimpinan AS yang mendukung SDF, kepada Reuters.
"Mereka masih menahan warga sipil dan mengikat terowongan dengan IED juga," katanya, merujuk pada alat peledak improvisasi.
SDF sebelumnya memperkirakan beberapa ratus petempur ISIS masih berada di Baghuz, dan sebagian besar orang asing. Ryan mengatakan persembunyian mereka di bawah tanah membuatnya sulit untuk menentukan jumlah militan kelompok itu pada saat ini.
Ketika wilayah ISIS menyusut, ribuan petempur, pengikut dan warga sipil telah mundur ke Baghuz, di sisi timur Sungai Eufrat dekat perbatasan Irak.
Setelah mengeluarkan warga sipil yang tersisa pada hari Jumat—kebanyakan wanita dan anak-anak—, SDF melanjutkan serangan mereka di Baghuz.
SDF adalah pasukan pemberontak Suriah yang didominasi pasukan Kurdi. SDF selama ini menikmati dukungan militer Amerika Serikat (AS) dalam memerangi Daesh.
SDF menggempur kantong terakhir ISIS dengan tembakan artileri dan serangan udara. Asap hitam mengepul di Baghuz, Provinsi Deir ez-Zor pada hari Minggu ketika perang berkecamuk. Pertempuran sudah dimulai sejak Sabtu.
Seorang komandan SDF di Baghuz mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kelompok Islamic State atau ISIS mengirim kendaraan yang sarat bom ke arah pasukan SDF pada Sabtu malam.
Mustafa Bali, juru bicara SDF, mengatakan serangan udara koalisi pimpinan AS menghancurkan beberapa bom mobil selama dua hari terakhir pertempuran.
Dalam sebuah posting Twitter, dia mengatakan tiga bom mobil yang menargetkan posisi SDF telah hancur.
"Beberapa bom mobil dihancurkan oleh serangan udara koalisi selama dua hari terakhir pertempuran di sini di Baghuz. Tiga kendaraan yang mencoba menghantam posisi kami dihancurkan oleh pasukan SDF," tulis Mustafa Bali via akun Twitter @ustefabali, yang dikutip Senin (4/3/2019).
Sebelumnya pada hari Minggu, SDF mengatakan pihaknya memperkirakan pertempuran akan menentukan setelah SDF maju secara bertahap selama 18 jam dengan menghindari ranjau darat yang ditaburkan oleh ISIS. Kelompok itu, menurut SDF, juga menggunakan terowongan bawah tanah untuk melakukan penyergapan.
Namun, Minggu pada tengah hari, tidak ada tanda-tanda pertempuran akan berakhir.
"Petempur ISIS menggunakan rompi bunuh diri dan bom mobil untuk memperlambat serangan SDF dan bersembunyi dari serangan Koalisi di daerah Baghuz," kata Kolonel Sean Ryan, juru bicara koalisi pimpinan AS yang mendukung SDF, kepada Reuters.
"Mereka masih menahan warga sipil dan mengikat terowongan dengan IED juga," katanya, merujuk pada alat peledak improvisasi.
SDF sebelumnya memperkirakan beberapa ratus petempur ISIS masih berada di Baghuz, dan sebagian besar orang asing. Ryan mengatakan persembunyian mereka di bawah tanah membuatnya sulit untuk menentukan jumlah militan kelompok itu pada saat ini.
Ketika wilayah ISIS menyusut, ribuan petempur, pengikut dan warga sipil telah mundur ke Baghuz, di sisi timur Sungai Eufrat dekat perbatasan Irak.
Setelah mengeluarkan warga sipil yang tersisa pada hari Jumat—kebanyakan wanita dan anak-anak—, SDF melanjutkan serangan mereka di Baghuz.
(mas)