AS dan Rusia Cari Cara Cabut Larangan Bepergian Pemimpin Taliban
A
A
A
KABUL - Amerika Serikat (AS) dan Rusia sepakat untuk mencari cara untuk mencabut larangan perjalanan bagi para negosiator Taliban untuk berpartisipasi dalam pembicaraan damai. Demikian yang diungkapkan oleh utusan perdamaian AS sebelum putaran baru perundingan damai yang dijadwalkan awal pekan depan.
Mencabut larangan bepergian yang dikenakan atas para pemimpin Taliban oleh PBB telah menjadi salah satu tuntutan utama kelompok Islam garis keras itu yang memulai negosiasi dengan para pejabat AS pada 2018 untuk mengakhiri perang berumur 17 tahun.
Utusan perdamaian khusus AS, Zalmay Khalilzad, yang memimpin pembicaraan damai dengan Taliban, membahas masalah pencabutan larangan bepergian bagi para pemimpin Taliban dengan koleganya dari Rusia, Zamir Kabulov di Ankara, Jumat, kemarin.
"Duta Besar Kabulov dan saya juga membahas hambatan perjalanan untuk pembicaraan. Kami akan mengeksplorasi opsi untuk mengamankan keringanan perjalanan PBB bagi para negosiator Taliban untuk berpartisipasi dalam pembicaraan damai," tulisnya di Twitter seperti disitir dari Reuters, Minggu (24/2/2019).
Pejabat AS yang akrab dengan negosiasi mengatakan pencabutan larangan bepergian pada beberapa pemimpin Taliban dapat membantu mempercepat langkah negosiasi yang sedang berlangsung.
Taliban mengatakan akan melanjutkan perundingan pada hari Senin dengan AS di Qatar. Kelompok itu bersikeras pertemuan tersebut "akan terbukti positif" meskipun ada propaganda menentang proses perdamaian.
Pekan lalu Taliban harus membatalkan pertemuan di Pakistan setelah pemerintah Afghanistan memprotes kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa para pemimpin kelompok pemberontak itu melanggar pembatasan perjalanan di bawah sanksi internasional.
Namun, para pemimpin Taliban telah berhasil menghindari pembatasan, memunculkan pertanyaan tentang upaya PBB dalam membatasi gerakan mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, perwakilan Taliban telah mengunjungi Teheran, Beijing dan Moskow.
Pemerintah Afghanistan marah karena negara-negara regional telah memfasilitasi perjalanan bagi para pemimpin kelompok pemberontak, termasuk sebuah konferensi di Moskow di mana delegasi Taliban bertemu dengan para politisi oposisi Afghanistan.
Mencabut larangan bepergian yang dikenakan atas para pemimpin Taliban oleh PBB telah menjadi salah satu tuntutan utama kelompok Islam garis keras itu yang memulai negosiasi dengan para pejabat AS pada 2018 untuk mengakhiri perang berumur 17 tahun.
Utusan perdamaian khusus AS, Zalmay Khalilzad, yang memimpin pembicaraan damai dengan Taliban, membahas masalah pencabutan larangan bepergian bagi para pemimpin Taliban dengan koleganya dari Rusia, Zamir Kabulov di Ankara, Jumat, kemarin.
"Duta Besar Kabulov dan saya juga membahas hambatan perjalanan untuk pembicaraan. Kami akan mengeksplorasi opsi untuk mengamankan keringanan perjalanan PBB bagi para negosiator Taliban untuk berpartisipasi dalam pembicaraan damai," tulisnya di Twitter seperti disitir dari Reuters, Minggu (24/2/2019).
Pejabat AS yang akrab dengan negosiasi mengatakan pencabutan larangan bepergian pada beberapa pemimpin Taliban dapat membantu mempercepat langkah negosiasi yang sedang berlangsung.
Taliban mengatakan akan melanjutkan perundingan pada hari Senin dengan AS di Qatar. Kelompok itu bersikeras pertemuan tersebut "akan terbukti positif" meskipun ada propaganda menentang proses perdamaian.
Pekan lalu Taliban harus membatalkan pertemuan di Pakistan setelah pemerintah Afghanistan memprotes kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa para pemimpin kelompok pemberontak itu melanggar pembatasan perjalanan di bawah sanksi internasional.
Namun, para pemimpin Taliban telah berhasil menghindari pembatasan, memunculkan pertanyaan tentang upaya PBB dalam membatasi gerakan mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, perwakilan Taliban telah mengunjungi Teheran, Beijing dan Moskow.
Pemerintah Afghanistan marah karena negara-negara regional telah memfasilitasi perjalanan bagi para pemimpin kelompok pemberontak, termasuk sebuah konferensi di Moskow di mana delegasi Taliban bertemu dengan para politisi oposisi Afghanistan.
(ian)