Satu F-35 AS Bisa 'Bunuh' 60 Jet Musuh dalam Skenario Tempur Red Flag
A
A
A
WASHINGTON - Dalam skenario tempur yang menjadi bagian dari latihan perang Red Flag baru-baru, sebuah jet tempur F-35 Amerika Serikat (AS) dapat "membunuh" sekitar 60 pesawat jet tempur musuh dengan menggunakan senjata dan sensor jarak jauh. Latihan itu melibatkan 3.000 personel dari 39 unit, termasuk Angkatan Laut AS, Angkatan Udara AS, Angkatan Udara Kerajaan Inggris dan Angkatan Udara Australia.
Menurut Kolonel Angkatan Udara AS Joshua Wood, yang ambil bagian dalam latihan itu, ia belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya.
Dalam skenario itu, sekitar 60 jet tempur musuh mendekati pesawat tempur Angkatan Udara AS generasi ke-4 yang dikendalikan pilot berpengalaman. Puluhan jet tempur itu "membutakan" pesawat itu dengan serangan peperangan elektronik. Pilot tersebut menghadapi penyerang yang tak terlihat yang mengancam jiwanya.
Namun, awak jet tempur F-35 yang beroperasi di sekitarnya dalam sekejap yang menyelamatkan jiwa pilot pesawat generasi keempat AS tersebut. Kru f-35 mengirimkan peringatan instan melalui radio agar pesawat generasi keempat itu berbalik. Jet tempur siluman F-35 kemudian menggunakan sensor jarak jauh dan senjata untuk "membunuh" puluhan pesawat musuh.
Skenario tempur itu muncul dalam laporan berita Angkatan Udara AS, yang dikutip Fox News, Jumat (22/2/2019).
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Wingman saya adalah pilot F-35A baru, tujuh atau delapan penerbangan dari pelatihan. Dia berbicara di radio dan memberi tahu seorang pilot, 3.000 jam yang berpengalaman di pesawat generasi keempat. ‘Hai teman, Anda perlu berbalik. Anda akan mati, Ada ancaman dari hidung Anda'," kata Wood menjelaskan dalam laporan tersebut.
Menurut laporan tersebut, pilot-pilot dalam latihan Red Flag juga terbang di lingkungan yang tidak memiliki GPS. Berlangsung di Nellis Air Force Base (AFB) di Nevada, latihan ini melibatkan 3.000 personel dari 39 unit, termasuk Angkatan Laut dam Udara AS, serta Angkatan Laut Inggris dan Australia.
“F-35 ‘mengubah’ bagaimana Anda berperang dengan platform. Itu menggabungkan data pada tingkat yang sangat inti, memberikan pilot informasi yang mematikan di ruang pertempuran," kata Edward "Stevie" Smith, direktur pengembangan bisnis F-35 Lockheed Martin, kepada Warrior Maven dalam sebuah wawancara.
Pengembang menjelaskan bahwa F-35, dengan desainnya, dimaksudkan untuk memanfaatkan konfigurasi siluman untuk "Suppress Enemy Air Defenses" sambil memantau ancaman air-to-air (udara ke udara) dan air-to-gorund (udara ke darat).
Menggambarkan keterlibatan senjata dalam latihan Red Flag, pilot F-35 Lockheed Martin, Billie Flynn mengatakan, F-35 dapat menembakkan Rudal Advanced Medium Range Air-to-Air atau AMRAAM tanpa terlihat oleh musuh dan beroperasi pada batas kemampuan deteksi. "Kita bisa meluncurkan dan pergi," kata Flynn.
Menurut Kolonel Angkatan Udara AS Joshua Wood, yang ambil bagian dalam latihan itu, ia belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya.
Dalam skenario itu, sekitar 60 jet tempur musuh mendekati pesawat tempur Angkatan Udara AS generasi ke-4 yang dikendalikan pilot berpengalaman. Puluhan jet tempur itu "membutakan" pesawat itu dengan serangan peperangan elektronik. Pilot tersebut menghadapi penyerang yang tak terlihat yang mengancam jiwanya.
Namun, awak jet tempur F-35 yang beroperasi di sekitarnya dalam sekejap yang menyelamatkan jiwa pilot pesawat generasi keempat AS tersebut. Kru f-35 mengirimkan peringatan instan melalui radio agar pesawat generasi keempat itu berbalik. Jet tempur siluman F-35 kemudian menggunakan sensor jarak jauh dan senjata untuk "membunuh" puluhan pesawat musuh.
Skenario tempur itu muncul dalam laporan berita Angkatan Udara AS, yang dikutip Fox News, Jumat (22/2/2019).
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Wingman saya adalah pilot F-35A baru, tujuh atau delapan penerbangan dari pelatihan. Dia berbicara di radio dan memberi tahu seorang pilot, 3.000 jam yang berpengalaman di pesawat generasi keempat. ‘Hai teman, Anda perlu berbalik. Anda akan mati, Ada ancaman dari hidung Anda'," kata Wood menjelaskan dalam laporan tersebut.
Menurut laporan tersebut, pilot-pilot dalam latihan Red Flag juga terbang di lingkungan yang tidak memiliki GPS. Berlangsung di Nellis Air Force Base (AFB) di Nevada, latihan ini melibatkan 3.000 personel dari 39 unit, termasuk Angkatan Laut dam Udara AS, serta Angkatan Laut Inggris dan Australia.
“F-35 ‘mengubah’ bagaimana Anda berperang dengan platform. Itu menggabungkan data pada tingkat yang sangat inti, memberikan pilot informasi yang mematikan di ruang pertempuran," kata Edward "Stevie" Smith, direktur pengembangan bisnis F-35 Lockheed Martin, kepada Warrior Maven dalam sebuah wawancara.
Pengembang menjelaskan bahwa F-35, dengan desainnya, dimaksudkan untuk memanfaatkan konfigurasi siluman untuk "Suppress Enemy Air Defenses" sambil memantau ancaman air-to-air (udara ke udara) dan air-to-gorund (udara ke darat).
Menggambarkan keterlibatan senjata dalam latihan Red Flag, pilot F-35 Lockheed Martin, Billie Flynn mengatakan, F-35 dapat menembakkan Rudal Advanced Medium Range Air-to-Air atau AMRAAM tanpa terlihat oleh musuh dan beroperasi pada batas kemampuan deteksi. "Kita bisa meluncurkan dan pergi," kata Flynn.
(mas)