Minta Pulang, Remaja ISIS Shamima Begum Tak Masalah dengan Pemenggalan

Senin, 18 Februari 2019 - 07:46 WIB
Minta Pulang, Remaja ISIS Shamima Begum Tak Masalah dengan Pemenggalan
Minta Pulang, Remaja ISIS Shamima Begum Tak Masalah dengan Pemenggalan
A A A
DAMASKUS - Shamima Begum, remaja 19 tahun asal Inggris yang bergabung dengan ISIS di Suriah ingin pulang ke negara asalnya. Dia merasa pantas mendapatkan simpati setelah melahirkan bayi di kamp pengungsi Suriah.

Namun, dia mengaku tidak menyesal bergabung dengan kelompok teror tersebut. Bahkan dia tak masalah dengan maraknya eksekusi penggal yang dilakukan para militan kelompok ISIS atau Islamic State.

"Saya hanya seorang ibu rumah tangga," katanya, seperti diberitakan The Sun, ketika memohon agar Inggris menerima kepulangannya.

Begum, yang melarikan diri dari Inggris pada tahun 2015, mengklaim bahwa dia tidak pernah melakukan sesuatu yang berbahaya. Namun, dia merasa tidak bisa hidup di kamp pengungsi selamanya.

Berbicara kepada Sky News di sebelah putranya yang baru lahir, dia mengatakan; "Orang-orang harus bersimpati kepada saya untuk semua yang telah saya lalui."

"Saya tidak tahu apa yang saya hadapi ketika saya pergi. Saya berharap bahwa mungkin demi saya dan anak saya, mereka akan membiarkan saya kembali," ujarnya, yang dilansir Senin (18/2/2019).

"Karena saya tidak bisa tinggal di kamp ini selamanya, itu tidak mungkin. Ketika saya pergi ke Suriah saya hanya seorang ibu rumah tangga selama empat tahun penuh. Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang berbahaya. Saya tidak pernah membuat propaganda. Saya tidak pernah mendorong orang untuk datang ke Suriah," paparnya.

Ibu baru itu mengatakan dia baik-baik saja dengan pemenggalan yang dilakukan para militan ISIS. Dia mengakui bahwa sangat sulit untuk merehabilitasi dirinya di Inggris.

Ketika ditanya apakah dia tahu tentang kekejaman ISIS ketika dia pergi ke Suriah, termasuk pemenggalan kepala. "Ya saya tahu tentang hal-hal itu dan saya baik-baik saja dengan itu pada awalnya karena Anda tahu saya, saya mulai menjadi religius sebelum saya pergi," katanya.

"Anda tahu, dari apa yang saya dengar itu, secara Islam itu diperbolehkan, jadi saya baik-baik saja dengan itu," imbuh dia.

Dia mengklaim bahwa dia memiliki waktu yang baik di zona perang dan meminta maaf kepada orang tuanya karena meninggalkan Inggris dengan mengatakan bahwa itu adalah "tamparan besar bagi mereka."

Ditanya apakah dia merasa telah melakukan kesalahan bepergian ke Suriah, dia menjawab; "Bisa dibilang, tapi saya tidak menyesal karena itu mengubah saya sebagai pribadi. Itu membuat saya lebih kuat, lebih tangguh, Anda tahu."

“Saya menikah dengan suami saya, saya tidak akan menemukan seseorang seperti dia di Inggris," paparnya.

“Saya punya anak-anak, saya bersenang-senang di sana. Hanya saja situasinya semakin sulit dan saya tidak tahan lagi dan saya harus pergi," imbuh dia.

Pengacara keluarganya di London, Tasnime Akunjee, mengatakan Begum melahirkan lebih awal. "Kami keluarga Shamima Begum telah diberitahu bahwa Shamima telah melahirkan anaknya, kami memahami bahwa ia dan bayinya dalam keadaan sehat," katanya.

"Sampai sekarang kami belum melakukan kontak langsung dengan Shamima (Begum), kami berharap untuk segera berkomunikasi dengannya sehingga kami dapat memverifikasi hal di atas," paparnya, yang menambahkan bahwa anak yang dilahirkannya laki-laki.

Remaja Inggris itu melarikan diri ke Suriah ketika dia berusia 15 tahun. Dia datang ke negara konflik itu dengan dua teman dari sekolah menengah Bethnal Green, London Timur, dan menikahi seorang petempur ISIS asal Belanda.

Dia ditemukan oleh seorang jurnalis The Times minggu lalu di sebuah kamp pengungsi. Remaja itu menyebut dirinya "lemah" sehingga ingin kembali ke negara asalnya. Dia sebelumnya telah melahirkan dua anak yang meninggal karena kekurangan gizi.

Dia mengatakan kepada The Times bahwa dia tidak menyesal bergabung dengan kultus pembunuh tetapi sekarang putus asa untuk kembali ke rumah.

"Saya takut bayi ini akan sakit di kamp ini. Itu sebabnya saya benar-benar ingin kembali ke Inggris. Karena saya tahu (bayi) itu akan dijaga, setidaknya kesehatan terjamin."

Keluarganya juga memohon agar dia diizinkan kembali ke Inggris. Saudara perempuannya, Renu, mengatakan kepada ITV News bahwa dia sangat ingin saudaranya itu pulang.

"Kami berharap Pemerintah Inggris akan membantu kami membawanya pulang ke tempat dia berada," katanya.

Seandainya Begum kembali ke Inggris, dia akan menghadapi proses hukum dan anaknya akan ditangani layanan sosial.

Dia mengatakan dia berharap akan didakwa dengan pelanggaran terorisme dan menjadi subjek perhatian media yang intens, tetapi putus asa karena tidak dipisahkan dari bayinya.

"Menurut Anda apa yang akan terjadi pada anak saya? Karena saya tidak ingin itu diambil dari saya, atau setidaknya jika itu, diberikan kepada keluarga saya," katanya.

Keluarganya mengatakan bahwa jika dia dipenjara karena mendukung kelompok teror, mereka ingin membesarkan bayi laki-laki tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3624 seconds (0.1#10.140)