Jaksa Venezuela Selidiki Guaido Atas Dugaan Melakukan Kudeta

Jum'at, 15 Februari 2019 - 10:36 WIB
Jaksa Venezuela Selidiki Guaido Atas Dugaan Melakukan Kudeta
Jaksa Venezuela Selidiki Guaido Atas Dugaan Melakukan Kudeta
A A A
CARACAS - Kepala jaksa penuntut Venezuela mengatakan ia telah meluncurkan penyelidikan atas penunjukkan pemimpin oposisi, Juan Guaido, sebagai dewan direksi transisi atas perusahaan minyak negara PDVSA.

Jaksa Agung Tarek William Saab mengatakan penunjukan Guaido dan Majelis Nasionalnya adalah bagian dari perebutan kekuasaan ilegal yang didukung oleh pemerintah asing. Ia juga mengatakan bahwa duta besar pemerintah sementara yang dideklarasikan Guaido sedang diselidiki sebagai bagian dari penyelidikan.

"Jelas, badan legislatif ini melalui cara-cara kriminal berpura-pura merebut kekuasaan nasional," kata Saab dalam konferensi pers yang disiarkan di TV pemerintah seperti dikutip dari AP, Jumat (15/2/2019).

Lebih jauh Saab menyebut gerakan itu bagian dari "sirkus."

Bulan lalu, Guaido menyatakan bahwa ia memiliki hak konstitusional atas kekuasaan presiden sebagai ketua Majelis Nasional yang dikontrol oposisi. Dia saat ini mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) dan sekitar 60 negara yang mendesak Presiden Nicolas Maduro untuk mundur.

Saab mengatakan dia sedang mencari anggota dewan yang ditunjuk pada hari Rabu untuk mengawasi PDVSA dan anak perusahaannya yang berbasis di Houston, Citgo. Guaido juga telah diselidiki dan dilarang meninggalkan negara itu, tetapi berhasil menghindari penangkapan.

Sebelumnya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan akan menyeret Juan Guaido ke meja hijau karena dianggap telah melakukan kudeta. Maduro mengatakan para pemimpin kelompok oposisi Venezuela telah bertindak melawan kepentingan rakyat dan menyebabkan kerusakan pada negara.

Baca Juga: Lakukan Kudeta, Maduro Akan Seret Guaido ke Pengadilan

Perebutan kekuasaan di Venezuela kini dapat mencapai puncaknya yang berpotensi berujung pada kekerasan pada 23 Februari di mana Guaido mengatakan akan mencoba menjalankan karavan bantuan kemanusiaan AS melintasi perbatasan Kolombia ke Venezuela. AS dan sejumlah negara lain juga akan mengirim pasokan melalui Brazil dan pulau Curacao di Karibia.

Maduro telah menghalangi masuknya makanan dan obat-obatan darurat serta mengatakan bahwa intervensi tersebut merupakan bagian dari upaya kudeta AS.

Sebagai negara yang kaya minyak, Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya dan stabil secara politik di Amerika Latin. Namun, produksi minyak telah jatuh ke titik sepertiga dari hasil bersejarah. Kritikus menyalahkan pemerintahan sosialis yang berkuasa selama dua dekade atas kondisi ini.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengajukan sanksi yang katanya dapat melumpuhkan negara itu dengan memotong sekitar USD11 miliar arus kas ke pemerintah Maduro tahun ini.

Pada hari Kamis, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump akan melakukan perjalanan ke Florida International University di Miami untuk memperingatkan "bahaya sosialisme" dalam pidato untuk mendukung Guaido.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6127 seconds (0.1#10.140)