AS Berpacu dengan China dan Rusia Kembangkan Rudal Hipersonik
A
A
A
WASHINGTON - Sekretaris Angkatan Udara Amerika Serikat (AS), Heather Wilson mengatakan, pihaknya lebih dekat untuk mengembangkan rudal hipersonik yang melaju dengan lima kali kecepatan suara.
Berbicara di Pusat Studi Strategis dan Internasional, sebuah lembaga think tank di Washington, Wilson mengatakan upaya sedang dilakukan untuk mengimbangi negara-negara lain dalam pengembangan sistem rudal baru.
"Angkatan Udara AS saat ini mengoperasikan 80 satelit di ruang angkasa," Wilson menambahkan seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (9/2/2019).
Komentarnya ini menyusul laporan yang menunjukkan Rusia juga mengembangkan sistem rudal baru setelah Washington mengumumkan rencana untuk keluar dari perjanjian INF.
Moskow dan Washington telah menuduh satu sama lain melanggar perjanjian jauh sebelum AS mengumumkan akan menarik diri dari perjanjian, sehingga memberi Rusia waktu enam bulan untuk memilih antara meninggalkan Perjanjian INF atau mengikuti tuntutannya. Rusia membantah telah melakukan pelanggaran dan mengumumkan bahwa mereka telah mulai mengembangkan sistem senjata baru untuk mengimbangi AS dan China .
Pejabat Rusia yang dikutip oleh Independent mengatakan bahwa pekerjaan ini harus selesai pada akhir tahun depan dan mengharapkan sistem persenjataan baru itu siap pada 2021.
Bagaimanapun Washington mungkin masih mempertimbangkan kembali penarikannya dari perjanjian INF jika Rusia sepenuhnya kembali tunduk dan dapat diverifikasi. Hal itu diungkapkan oleh utusan pelucutan senjata AS, Robert Wood, pada Konferensi Pelucutuan Sejata yang disponsori PBB di Jenewa pada hari Selasa lalu.
Ia lantas menambahkan bahwa itu adalah peluang terakhir Rusia untuk kembali patuh pada perjanjian INF.
Berbicara di Pusat Studi Strategis dan Internasional, sebuah lembaga think tank di Washington, Wilson mengatakan upaya sedang dilakukan untuk mengimbangi negara-negara lain dalam pengembangan sistem rudal baru.
"Angkatan Udara AS saat ini mengoperasikan 80 satelit di ruang angkasa," Wilson menambahkan seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (9/2/2019).
Komentarnya ini menyusul laporan yang menunjukkan Rusia juga mengembangkan sistem rudal baru setelah Washington mengumumkan rencana untuk keluar dari perjanjian INF.
Moskow dan Washington telah menuduh satu sama lain melanggar perjanjian jauh sebelum AS mengumumkan akan menarik diri dari perjanjian, sehingga memberi Rusia waktu enam bulan untuk memilih antara meninggalkan Perjanjian INF atau mengikuti tuntutannya. Rusia membantah telah melakukan pelanggaran dan mengumumkan bahwa mereka telah mulai mengembangkan sistem senjata baru untuk mengimbangi AS dan China .
Pejabat Rusia yang dikutip oleh Independent mengatakan bahwa pekerjaan ini harus selesai pada akhir tahun depan dan mengharapkan sistem persenjataan baru itu siap pada 2021.
Bagaimanapun Washington mungkin masih mempertimbangkan kembali penarikannya dari perjanjian INF jika Rusia sepenuhnya kembali tunduk dan dapat diverifikasi. Hal itu diungkapkan oleh utusan pelucutan senjata AS, Robert Wood, pada Konferensi Pelucutuan Sejata yang disponsori PBB di Jenewa pada hari Selasa lalu.
Ia lantas menambahkan bahwa itu adalah peluang terakhir Rusia untuk kembali patuh pada perjanjian INF.
(ian)