Peringatan Empat Puluh Tahun Revolusi, Iran Ejek AS

Sabtu, 02 Februari 2019 - 00:54 WIB
Peringatan Empat Puluh...
Peringatan Empat Puluh Tahun Revolusi, Iran Ejek AS
A A A
TEHERAN - Empat puluh tahun setelah revolusi, Iran tidak takut akan Amerika Serikat (AS) yang mengalami penurunan. Hal itu dikatakan oleh seorang ulama senior di awal peringatan revolusi Iran yang menjadikan negara itu musuh abadi AS.

Ayatollah Ahmad Jannati, seorang ulama garis keras terkenal yang merupakan sekretaris Dewan Wali, sebuah badan dengan pengaruh besar atas cara Iran dijalankan, menggunakan pidatonya untuk mengejek kepemimpinan Presiden Donald Trump.

"Bahkan banyak sekutu Amerika tidak mendengarkannya lagi dan mereka tidak takut akan hal itu," kata Jannati di makam Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang kembali dari pengasingan di Prancis untuk memimpin revolusi tepat 40 tahun yang lalu.

"Amerika tidak bisa mengelola urusannya sendiri sekarang," kata Jannati dalam sambutan yang disiarkan televisi pemerintah.

"Jutaan orang kelaparan di sana dan kekuatan Amerika sedang menurun," imbuhnya tanpa mengatakan apa yang menjadi dasar pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/2/2019).

Pemberontakan 1979 menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi, seorang raja sekuler yang bersekutu dengan Barat. Belakangan tahun itu, mahasiswa Iran menyerbu kedutaan AS dan menahan 52 warga Amerika selama 444 hari. Insiden ini penghinaan terhadap kebanggaan AS yang masih mewarnai bagaimana Iran dipandang Washington.

Trump tahun lalu menarik diri dari perjanjian internasional di mana Iran membatasi proyek nuklirnya dengan imbalan bantuan atas sanksi. Sanksi yang diberlakukan kembali menyebabkan jatuhnya mata uang, inflasi yang merajalela dan menambah keraguan investor tentang melakukan bisnis di negara itu.

Jannati, yang menentang keputusan Presiden Hassan Rouhani untuk menegosiasikan beberapa hak nuklir Iran, mengatakan:

“Sayangnya, beberapa pejabat kami percaya bahwa kami tidak dapat mengelola negara tanpa bantuan Amerika. Semoga pikiran salah seperti itu terkutuk!"

Di antara banyak program di TV pemerintah yang menampilkan prestasi sejak revolusi, ada sebuah animasi pendek yang menunjukkan kapal selam angkatan laut Ghadir buatan Iran muncul di dekat kapal induk AS dan kapal lain yang kemudian tenggelam tanpa ada tanda serangan atau ledakan.

Pada bulan Desember, USS John C. Stennis memasuki Teluk, mengakhiri tidak adanya kapal induk AS.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5444 seconds (0.1#10.140)