Korban Tewas Serangan Al-Shabaab di Ibu Kota Kenya Jadi 21
A
A
A
NAIROBI - Jumlah korban tewas serangan teroris di sebuah hotel dan kompleks bisnis kelas atas di Ibu Kota Kenya, Nairobi, meningkat menjadi 21. Terbaru, enam mayat ditemukan dan satu petugas polisi yang terluka meninggal di rumah sakit.
Kepala Polisi Kenya, Inspektur Jenderal Joseph Boinnet, mengatakan pada konferensi pers bahwa seorang petugas polisi yang terlibat dalam operasi penyelamatan meninggal karena cedera di rumah sakit sementara enam mayat lainnya ditemukan dari tempat kejadian setelah petugas keamanan melakukan pekerjaan forensik.
Dia mengatakan 28 orang masih dirawat di berbagai rumah sakit di Nairobi dan membenarkan bahwa lima teroris "dihilangkan".
Boinnet mengatakan 21 korban yang tewas dalam serangan itu termasuk 16 warga Kenya, satu warga Inggris, satu warga Amerika, dan tiga orang keturunan Afrika yang tidak dikenal.
Dia mengatakan penyelidikan selanjutnya oleh Direktorat Investigasi Kriminal telah berujung pada penangkapan dua tersangka utama yang diyakini telah memfasilitasi serangan dan ditahan untuk membantu penyelidikan.
"Kami ingin menegaskan kembali permohonan kami kepada semua warga Kenya untuk terus bekerja sama dengan polisi dan petugas keamanan dalam upaya bersama mereka untuk melawan terorisme serta segala bentuk kejahatan," kata Boinnet seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (17/1/2019).
Pernyataannya itu disampaikan setelah Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengungkapkan dalam pidatonya kepada negara itu pada Rabu pagi bahwa 14 warga sipil telah tewas dan ratusan orang diselamatkan dalam serangan di komplek DusitD2 Hotel yang terletak di 14 Riverside Drive di distrik Westlands di Nairobi.
Palang Merah Kenya mengatakan di akun Twitter-nya pada Rabu malam bahwa 19 orang masih belum diketahui setelah serangan teror itu.
Organisasi mengatakan bahwa total 94 kasus orang hilang dilaporkan tetapi 75 telah ditutup secara positif pada jam 8:30 malam waktu setempat.
Kelompok teror Somalia, al-Shabaab, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan mereka membunuh 47 orang di dalam Hotel DusitD2, bagian dari rantai internasional milik Thailand yang tampaknya menjadi target utama para penyerang.
Para militan mengeluarkan pernyataan secara online pada Rabu malam, mengatakan serangan di Nairobi itu merupakan tanggapan terhadap "pernyataan ceroboh" dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan deklarasinya menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan penuntutan sistematis Muslim di Palestina. Kenya adalah salah satu sekutu terkuat Amerika Serikat di Afrika.
Kepala Polisi Kenya, Inspektur Jenderal Joseph Boinnet, mengatakan pada konferensi pers bahwa seorang petugas polisi yang terlibat dalam operasi penyelamatan meninggal karena cedera di rumah sakit sementara enam mayat lainnya ditemukan dari tempat kejadian setelah petugas keamanan melakukan pekerjaan forensik.
Dia mengatakan 28 orang masih dirawat di berbagai rumah sakit di Nairobi dan membenarkan bahwa lima teroris "dihilangkan".
Boinnet mengatakan 21 korban yang tewas dalam serangan itu termasuk 16 warga Kenya, satu warga Inggris, satu warga Amerika, dan tiga orang keturunan Afrika yang tidak dikenal.
Dia mengatakan penyelidikan selanjutnya oleh Direktorat Investigasi Kriminal telah berujung pada penangkapan dua tersangka utama yang diyakini telah memfasilitasi serangan dan ditahan untuk membantu penyelidikan.
"Kami ingin menegaskan kembali permohonan kami kepada semua warga Kenya untuk terus bekerja sama dengan polisi dan petugas keamanan dalam upaya bersama mereka untuk melawan terorisme serta segala bentuk kejahatan," kata Boinnet seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (17/1/2019).
Pernyataannya itu disampaikan setelah Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengungkapkan dalam pidatonya kepada negara itu pada Rabu pagi bahwa 14 warga sipil telah tewas dan ratusan orang diselamatkan dalam serangan di komplek DusitD2 Hotel yang terletak di 14 Riverside Drive di distrik Westlands di Nairobi.
Palang Merah Kenya mengatakan di akun Twitter-nya pada Rabu malam bahwa 19 orang masih belum diketahui setelah serangan teror itu.
Organisasi mengatakan bahwa total 94 kasus orang hilang dilaporkan tetapi 75 telah ditutup secara positif pada jam 8:30 malam waktu setempat.
Kelompok teror Somalia, al-Shabaab, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan mereka membunuh 47 orang di dalam Hotel DusitD2, bagian dari rantai internasional milik Thailand yang tampaknya menjadi target utama para penyerang.
Para militan mengeluarkan pernyataan secara online pada Rabu malam, mengatakan serangan di Nairobi itu merupakan tanggapan terhadap "pernyataan ceroboh" dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan deklarasinya menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan penuntutan sistematis Muslim di Palestina. Kenya adalah salah satu sekutu terkuat Amerika Serikat di Afrika.
(ian)