Ibaratkan Manusia Bernapas, Iran Takkan Berhenti Uji Rudal
A
A
A
TEHERAN - Garda Revolusi Iran mengibaratkan uji coba peluru kendali (rudal) seperti manusia bernapas. Dengan demikian, uji coba senjata itu tidak akan dihentikan.
Hal itu disampaikan pejabat senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Brigadir Jenderal Ali Fadavi. Dia mengatakan, setiap upaya oleh negara asing untuk menghentikan uji coba rudal oleh IRGC akan sia-sia selama Iran ada.
Jenderal itu lantas mengibaratkan uji coba misil seperti pernapasan tubuh manusia yang hidup. "Apakah mungkin (bagi seseorang) untuk berhenti bernapas?," kata Fadavi kepada kantor berita IRNA.
Dia mencatat bahwa persiapan rudal adalah salah satu tugas permanen Garda Revolusi.
Sang jenderal melanjutkan, tekanan Amerika Serikat (AS) dalam bentuk sanksi telah memaksa Iran untuk menjadi lebih mandiri. "Semakin keras sanksi yang didapat, semakin banyak kemampuan defensif yang akan dicapai Iran," ujarnya, yang dilansir Sputnik, Sabtu (22/12/2018).
Sekitar sepuluh hari yang lalu, IRGC melakukan tes rudal balistik di Iran, meskipun jenis rudal balistik belum diketahui, Menurut komandan Dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, militer Iran biasanya melakukan sekitar 50 tes rudal setiap tahun.
Sanksi AS terhadap Iran yang sempat dicabut telah dipulihkan setelah Presiden Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir internasional 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
Pada Juli 2017, AS talh menjatuhkan sanksi terhadap 18 orang dan entitas Iran atas tuduhan terlibat erat dalam program rudal balistik negara para Mullah itu.
Utusan Khusus AS untuk Iran, Brian Hook yang menjadi Kepala "Kelompok Aksi Iran"—sebuah kelompok yang baru-baru ini dibentuk Departemen Luar Negeri AS—telah memberikan pandangan sekilas tentang senjata terbaru Iran pada akhir November.
"Kami tunjukkan rudal surface-to-air (darat-ke-udara) Sayyad 2C Iran, yang Anda lihat di belakang saya. Rudal ini dirancang dan diproduksi di Iran, dan tulisan Farsi (Persia) padanya diterjemahkan sebagai rudal pemburu. Tanda-tanda Farsi yang mencolok adalah cara Iran untuk mengatakan mereka tidak keberatan ketahuan melanggar resolusi PBB," kata Hook kepada wartawan di Pangkalan Anacostia-Bolling.
Teheran menyatakan bahwa semua aktivitas rudal balistiknya konsisten dengan ketetapan yang relevan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
Utusan AS itu sebelumnya adalah seorang pembantu Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton. Menurut Hook, Iran memiliki kekuatan rudal balistik terbesar di kawasan itu, dengan lebih dari 10 sistem rudal balistik berada dalam inventarisnya atau dalam pengembangan.
Beberapa sistem senjata itu dilengkapi dengan rudal balistik jarak menengah yang menempatkan Eropa dalam jangkauan.
Hal itu disampaikan pejabat senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Brigadir Jenderal Ali Fadavi. Dia mengatakan, setiap upaya oleh negara asing untuk menghentikan uji coba rudal oleh IRGC akan sia-sia selama Iran ada.
Jenderal itu lantas mengibaratkan uji coba misil seperti pernapasan tubuh manusia yang hidup. "Apakah mungkin (bagi seseorang) untuk berhenti bernapas?," kata Fadavi kepada kantor berita IRNA.
Dia mencatat bahwa persiapan rudal adalah salah satu tugas permanen Garda Revolusi.
Sang jenderal melanjutkan, tekanan Amerika Serikat (AS) dalam bentuk sanksi telah memaksa Iran untuk menjadi lebih mandiri. "Semakin keras sanksi yang didapat, semakin banyak kemampuan defensif yang akan dicapai Iran," ujarnya, yang dilansir Sputnik, Sabtu (22/12/2018).
Sekitar sepuluh hari yang lalu, IRGC melakukan tes rudal balistik di Iran, meskipun jenis rudal balistik belum diketahui, Menurut komandan Dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, militer Iran biasanya melakukan sekitar 50 tes rudal setiap tahun.
Sanksi AS terhadap Iran yang sempat dicabut telah dipulihkan setelah Presiden Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir internasional 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
Pada Juli 2017, AS talh menjatuhkan sanksi terhadap 18 orang dan entitas Iran atas tuduhan terlibat erat dalam program rudal balistik negara para Mullah itu.
Utusan Khusus AS untuk Iran, Brian Hook yang menjadi Kepala "Kelompok Aksi Iran"—sebuah kelompok yang baru-baru ini dibentuk Departemen Luar Negeri AS—telah memberikan pandangan sekilas tentang senjata terbaru Iran pada akhir November.
"Kami tunjukkan rudal surface-to-air (darat-ke-udara) Sayyad 2C Iran, yang Anda lihat di belakang saya. Rudal ini dirancang dan diproduksi di Iran, dan tulisan Farsi (Persia) padanya diterjemahkan sebagai rudal pemburu. Tanda-tanda Farsi yang mencolok adalah cara Iran untuk mengatakan mereka tidak keberatan ketahuan melanggar resolusi PBB," kata Hook kepada wartawan di Pangkalan Anacostia-Bolling.
Teheran menyatakan bahwa semua aktivitas rudal balistiknya konsisten dengan ketetapan yang relevan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
Utusan AS itu sebelumnya adalah seorang pembantu Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton. Menurut Hook, Iran memiliki kekuatan rudal balistik terbesar di kawasan itu, dengan lebih dari 10 sistem rudal balistik berada dalam inventarisnya atau dalam pengembangan.
Beberapa sistem senjata itu dilengkapi dengan rudal balistik jarak menengah yang menempatkan Eropa dalam jangkauan.
(mas)