AS Mulai Produksi Tail-Kit Bom Nuklir Gravitasi B61-12
A
A
A
WASHINGTON - Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara (AFNWC) Amerika Serikat (AS) telah diberi izin sejak Oktober untuk memulai produksi perakitan tail-kit untuk bom nuklir gravitasi B61-12. Bom super canggih ini akan menjadi harapan militer Washington untuk menggantikan bom nuklir yang sudah uzur untuk berbagai misi.
"Ini menandai penyelesaian upaya pengembangan yang sangat sukses untuk tail-kit," kata Kolonel Dustin Ziegler, direktur di AFNWC yang bertanggung jawab untuk kemampuan pengiriman udara, dalam rilis Angkatan Udara.
AFNWC mendapat persetujuan untuk menyimpulkan fase rekayasa dan manufaktur pengembangan dari perakitan tail-kit setelah melewati tinjauan Angkatan Udara.
Keputusan untuk memasuki fase berikutnya, yang dikenal sebagai "Milestone C", menandai berakhirnya tes penerbangan pengembangan. Kantor program terkait menyatakan, pihaknya telah menyelesaikan program uji coba 27 bulan dalam 11 bulan dengan keberhasilan 100 persen pada semuanya dari 31 penjatuhan bom yang dilakukan.
"Tes penerbangan menunjukkan sistem bekerja sangat baik dalam lingkungan yang dituju," kata Kolonel Paul Rounsavall, pemimpin senior material AFNWC untuk B61-12 TKA (Tail-Kit Assembly) di Pangkalan Udara Eglin di Florida.
"Upaya pengembangan ini membawa interface digital pertama kalinya ke keluarga sejata B61 dan menunjukkan kompatibilitas B61-12 TKA dengan pesawat Angkatan Udara B-2 dan F-15," lanjut dia, seperti dikutip dari Business Insider, semalam (13/12/2018).
"Selain itu, TKA mencapai lebih dari lima kali kinerja yang diperlukan selama pengujian perkembangan dan siap untuk memulai uji operasional awal dan evaluasi," imbuh Rounsavall.
Ziegler menambahkan jadwal yang dipercepat dan upaya lain untuk mengurangi risiko telah menyebabkan penghematan lebih dari USD280 juta dalam biaya pengembangan senjata.
B61-12 akan mencakup sejumlah fungsi, di antaranya earth-penetrating attack, serangan imbas rendah dan hasil tinggi, ledakan di atas permukaan, dan opsi bunker-buster dengan satu senjata.
“Keuntungan utama dari B61-12 adalah bahwa paket semua kemampuan bom gravitasi terhadap semua skenario penargetan menjadi satu bom. Itu mulai dari penggunaan 'bersih' taktis dengan kejatuhan rendah hingga serangan yang lebih kotor terhadap target bawah tanah," kata Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, kepada Warrior Maven.
"Ini menandai penyelesaian upaya pengembangan yang sangat sukses untuk tail-kit," kata Kolonel Dustin Ziegler, direktur di AFNWC yang bertanggung jawab untuk kemampuan pengiriman udara, dalam rilis Angkatan Udara.
AFNWC mendapat persetujuan untuk menyimpulkan fase rekayasa dan manufaktur pengembangan dari perakitan tail-kit setelah melewati tinjauan Angkatan Udara.
Keputusan untuk memasuki fase berikutnya, yang dikenal sebagai "Milestone C", menandai berakhirnya tes penerbangan pengembangan. Kantor program terkait menyatakan, pihaknya telah menyelesaikan program uji coba 27 bulan dalam 11 bulan dengan keberhasilan 100 persen pada semuanya dari 31 penjatuhan bom yang dilakukan.
"Tes penerbangan menunjukkan sistem bekerja sangat baik dalam lingkungan yang dituju," kata Kolonel Paul Rounsavall, pemimpin senior material AFNWC untuk B61-12 TKA (Tail-Kit Assembly) di Pangkalan Udara Eglin di Florida.
"Upaya pengembangan ini membawa interface digital pertama kalinya ke keluarga sejata B61 dan menunjukkan kompatibilitas B61-12 TKA dengan pesawat Angkatan Udara B-2 dan F-15," lanjut dia, seperti dikutip dari Business Insider, semalam (13/12/2018).
"Selain itu, TKA mencapai lebih dari lima kali kinerja yang diperlukan selama pengujian perkembangan dan siap untuk memulai uji operasional awal dan evaluasi," imbuh Rounsavall.
Ziegler menambahkan jadwal yang dipercepat dan upaya lain untuk mengurangi risiko telah menyebabkan penghematan lebih dari USD280 juta dalam biaya pengembangan senjata.
B61-12 akan mencakup sejumlah fungsi, di antaranya earth-penetrating attack, serangan imbas rendah dan hasil tinggi, ledakan di atas permukaan, dan opsi bunker-buster dengan satu senjata.
“Keuntungan utama dari B61-12 adalah bahwa paket semua kemampuan bom gravitasi terhadap semua skenario penargetan menjadi satu bom. Itu mulai dari penggunaan 'bersih' taktis dengan kejatuhan rendah hingga serangan yang lebih kotor terhadap target bawah tanah," kata Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, kepada Warrior Maven.
(mas)