Menentang Trump, Senat AS Ajukan Resolusi Akhiri Dukungan untuk Saudi
A
A
A
WASHINGTON - Senat Amerika Serikat (AS) memilih untuk terus memajukan resolusi guna mengakhiri dukungan militer terhadap koalisi pimpinan Arab Saudi dalam perang di Yaman. Anggota parlemen AS juga bersumpah untuk mendorong sanksi terhadap negara kerajaan di Teluk Arab itu di tahun baru.
Sebelas rekan sejawat Trump bergabung dengan Partai Demokrat untuk memberikan 60 suara yang diperlukan guna memajukan resolusi Kekuatan Perang di Senat yang dipimpin Republik. Pemungutan suara membuka jalan bagi perdebatan dan pemungutan suara tentang keterlibatan AS dalam konflik yang telah menyebabkan kematian puluhan ribu warga sipil. Mayoritas korban adalah anak-anak muda dan meninggalkan jutaan orang lebih berisiko kelaparan dan kematian karena penyakit.
"Pembelotan" yang dilakukan oleh 11 Senator Republik hampir belum pernah terjadi sebelumnya. Namun itu dianggap sebagai simbolis semata karena Dewan Perwakilan Rakyat AS diperkirakan tidak akan mengangkat masalah ini tahun ini. Trump pun telah mengancaman akan menggunakan hak veto.
Namun para pendukung resolusi mengatakan resolusi mengirim pesan penting bahwa anggota parlemen tidak senang dengan bencana kemanusiaan di Yaman. Mereka juga marah dengan kurangnya respon AS terhadap pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Turki.
Anggota parlemen dari Republik dan Demokrat juga bersumpah untuk terus mendorong setelah Kongres baru pada bulan Januari untuk tindakan lebih keras terhadap Arab Saudi, termasuk undang-undang untuk menjatuhkan sanksi hak asasi manusia dan oposisi terhadap penjualan senjata.
“Jika Anda ingin membeli senjata kami, ada hal-hal tertentu yang harus Anda terima. Cara Anda menggunakannya sangat penting,” kata Senator Republik Lindsey Graham dalam konferensi pers.
"Individu, putra mahkota, sangat beracun, begitu tercemar, sangat cacat, sehingga saya tidak pernah bisa melihat diri saya melakukan bisnis dengan Arab Saudi kecuali ada perubahan di sana," kata Graham, yang pada umumnya sekutu dekat Trump di Senat seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/12/2018).
Partai Republik tetap menguasai kursi mayoritas di Senat yang baru, tetapi Demokrat akan mengambil alih DPR, meningkatkan kemungkinan sanksi legislasi akan mudah diloloskan.
Pemerintahan Trump telah mendesak Kongres untuk tidak menentang pengisian bahan bakar AS, menargetkan bantuan dan dukungan lain untuk koalisi yang dipimpin Saudi saat memerangi Houthi, yang dilihat oleh negara-negara tetangga Yaman sebagai perpanjangan tangan Iran.
Sebelas rekan sejawat Trump bergabung dengan Partai Demokrat untuk memberikan 60 suara yang diperlukan guna memajukan resolusi Kekuatan Perang di Senat yang dipimpin Republik. Pemungutan suara membuka jalan bagi perdebatan dan pemungutan suara tentang keterlibatan AS dalam konflik yang telah menyebabkan kematian puluhan ribu warga sipil. Mayoritas korban adalah anak-anak muda dan meninggalkan jutaan orang lebih berisiko kelaparan dan kematian karena penyakit.
"Pembelotan" yang dilakukan oleh 11 Senator Republik hampir belum pernah terjadi sebelumnya. Namun itu dianggap sebagai simbolis semata karena Dewan Perwakilan Rakyat AS diperkirakan tidak akan mengangkat masalah ini tahun ini. Trump pun telah mengancaman akan menggunakan hak veto.
Namun para pendukung resolusi mengatakan resolusi mengirim pesan penting bahwa anggota parlemen tidak senang dengan bencana kemanusiaan di Yaman. Mereka juga marah dengan kurangnya respon AS terhadap pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Turki.
Anggota parlemen dari Republik dan Demokrat juga bersumpah untuk terus mendorong setelah Kongres baru pada bulan Januari untuk tindakan lebih keras terhadap Arab Saudi, termasuk undang-undang untuk menjatuhkan sanksi hak asasi manusia dan oposisi terhadap penjualan senjata.
“Jika Anda ingin membeli senjata kami, ada hal-hal tertentu yang harus Anda terima. Cara Anda menggunakannya sangat penting,” kata Senator Republik Lindsey Graham dalam konferensi pers.
"Individu, putra mahkota, sangat beracun, begitu tercemar, sangat cacat, sehingga saya tidak pernah bisa melihat diri saya melakukan bisnis dengan Arab Saudi kecuali ada perubahan di sana," kata Graham, yang pada umumnya sekutu dekat Trump di Senat seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/12/2018).
Partai Republik tetap menguasai kursi mayoritas di Senat yang baru, tetapi Demokrat akan mengambil alih DPR, meningkatkan kemungkinan sanksi legislasi akan mudah diloloskan.
Pemerintahan Trump telah mendesak Kongres untuk tidak menentang pengisian bahan bakar AS, menargetkan bantuan dan dukungan lain untuk koalisi yang dipimpin Saudi saat memerangi Houthi, yang dilihat oleh negara-negara tetangga Yaman sebagai perpanjangan tangan Iran.
(ian)