Produk Indonesia Tembus Pasar hingga Timur Jauh Rusia

Rabu, 12 Desember 2018 - 10:11 WIB
Produk Indonesia Tembus...
Produk Indonesia Tembus Pasar hingga Timur Jauh Rusia
A A A
MOSKOW - Produk-produk Indonesia seperti bir, kopi, dan furnitur berhasil menembus pasar Timur Jauh Rusia, mulai dari Provinsi Primorsky Krai hingga Siberia.

Satu di antara produk bir ternama Indonesia “Bali Hai” bahkan sudah dijajakan di hampir 90% supermarket Primorsky Krai. Hal itu terungkap dari kunjungan kerja Duta Besar (Dubes) RI untuk Rusia dan Belarus Wahid Supriyadi ke Vladivostok pada 5-7 Desember lalu.

Wahid didampingi Minister Counsellor Ekonomi Edi Suharto, Atase Perdagangan RI di Rusia Farid Amir, dan Sekretaris I Pensosbud Enjay Diana. Valentin Ushakov, direktur jenderal Trade Group, importir bir “Bali Hai”, mengatakan peluang bisnis di wilayah Timur Jauh Rusia besar. “Bir Indonesia diminati di Rusia.

Tahun depan kami berencana meningkatkan impor bir ‘Bali Hai’ sekitar 100 kontainer atau senilai USD1,5 juta,” katanya. Trade Group telah menjalin kerja sama dengan salah satu produsen bir Indonesia sejak akhir tahun lalu dan meng impor sebanyak 30 kontainer atau setara USD400-450.000 dalam kurun 12 bulan.

Ushakov juga berharap dapat mengimpor produk lainnya seperti minyak goreng dan kopi instan. Pengusaha lainnya, Ana nesyan Goraevich, direktur LCC “Ermak”, juga berminat mengimpor minyak sawit, kopi, mi, dan kertas dari Indonesia.

Sementara itu, Olga Bagryantseva, direktur House of Indonesia, yang menjual furnitur Tanah Air, mencoba mempromosikan kain batik, bumbu masak, kebutuhan spa terapi, dan aneka suvenir.

Acting Gubernur Primorsky Krai, Oleg Kozhemyako menilai nilai perdagangan antara Primorsky Krai dengan Indonesia mencapai USD21 juta pada 2017.

Kozhemyako dan Wahid sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan pada masa yang akan datang dengan membentuk asosiasi bisnis. Vladivostok, ibu kota Pri morsky Krai, mengalami perkembangan ekonomi yang pesat sejak penyelenggaraan KTT APEC pada 2012.

Pemerintah Rusia mendukung potensi itu dengan menggalakkan pembangunan infrastruktur dan menjadikannya sebagai gerbang Rusia menuju kawasan Asia-Pasifik. Secara geografis, jarak Indonesia ke Vladivostok lebih dekat daripada ke St Petersburg.

Pengiriman kargo melalui laut dari Indonesia ke Vladivostok membutuhkan waktu 16 hari, sedangkan ke St Petersburg 40 hari. Barang dagang di Vladivostok juga akan didistribusikan ke Moskow via kereta api.

“Dengan demikian, Vladivostok dapat menjadi pintu gerbang produk Indonesia, tidak hanya ke wilayah timur Rusia, tetapi juga hingga wilayah barat Rusia, termasuk Moskow,” sebut Wahid.
“Potensi perdagangan dan ekonomi di wilayah Timur Jauh Rusia ini perlu digarap lebih jauh,” sambungnya.

Wahid menambahkan, untuk menangkap potensi tersebut, para pelaku usaha dan pemangku kepentingan di Indonesia diharapkan dapat ikut serta dalam Pacific Interna tional Tourism Expo (PITE) Ke-23, penyelenggaraan forum bisnis, dan festival Indonesia di Vladivostok pada akhir Mei 2019.

“Dari pertemuan dengan sejumlah pelaku usaha di Vladivostok, produk-produk Indonesia sa ngat diminati dan dinantikan di wilayah tersebut. Saya harapkan peran serta pemerintah pusat dan daerah, serta perlaku usaha Indonesia untuk ikut serta pada event di Rusia,” kata Dubes Wahid.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1304 seconds (0.1#10.140)