Rusia Didesak Bikin Senjata Unik jika AS Keluar dari Perjanjian INF
A
A
A
MOSKOW - Anggota senior perlemen Rusia mendesak Moskow untuk mengembangkan senjata "unik" jika Amerika Serikat (AS) nekat keluar dari perjanjian kontrol senjata nuklir bernama Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty 1987. Namun, politisi tersebut tetap menyerukan negosiasi kedua negara.
Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Parlemen setempat, Viktor Bondarev, mengatakan Moskow dan Washington harus mengadakan pembicaraan tentang Perjanjian INF, sehingga bisa disesuaikan dengan situasi saat ini dan hanya terbatas di Eropa.
"Kesalahpahaman saat ini terhadap Perjanjian INF dapat diselesaikan dengan bantuan negosiasi penuh antara Rusia dan Amerika Serikat. Hasil mereka bisa menjadi adaptasi dari perjanjian," kata Bondarev kepada Sputnik, yang dilansir Rabu (5/12/2018).
"Sebagai contoh, kita dapat membatasi zona operasi ke panggung Eropa, sementara itu memungkinkan penyebaran rudal jarak menengah dan jarak pendek di wilayah lain di mana ada kebutuhan objektif (untuk menyebarkannya)," ujarnya.
Namun, lanjut Bondarev, Rusia harus menanggapi dengan pengembangan jenis senjata "unik" jika Amerika Serikat menarik diri dari Perjanjian INF.
"Kami menganggap perlu untuk mematuhi Perjanjian INF dan mengadvokasi pelestariannya. Ini adalah posisi resmi dari kepemimpinan Rusia. Namun, jika Amerika Serikat mengakhiri perjanjian itu, kami harus menanggapi dengan serangkaian tindakan, termasuk mempercepat pengembangan jenis senjata yang unik," kata Bondarev.
Dia menilai Washington menggunakan argumen yang dibuat-bua ketika dengan tanpa alasan menuduh Moskow melanggar perjanjian itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan selama konferensi pers di Brussels bahwa Amerika Serikat akan menangguhkan ketaatannya pada Perjanjian INF dalam 60 hari kecuali Rusia kembali ke kepatuhan penuh terhadap perjanjian tersebut.
Pompeo mengatakan pemerintah AS telah mengangkat masalah itu setidaknya 30 kali sejak 2013 dengan Moskow, tetapi telah penolakan dan tindakan balasan.
Dia juga mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki bukti bahwa tes peluncuran rudal Moskow berasal dari satu situs di Rusia, pangkalan Kupustin Yar Soviet, dekat Volgograd, sebelah tenggara Moskow.
"Dalam fakta-fakta yang terang ini, Amerika Serikat menyatakan Rusia melakukan pelanggaran materi perjanjian dan akan menangguhkan kewajiban kami...efektif dalam 60 hari kecuali Rusia kembali ke kepatuhan penuh dan dapat diverifikasi," kata Pompeo.
Anggota parlemen Rusia lainnya, Yuri Shvytkin, mengatakan penarikan AS dari Perjanjian INF akan merusak stabilitas di Eropa.
"Dua bulan kemudian, stabilitas dan ketenangan akan dilemahkan. Ini dapat menyebabkan eskalasi ketegangan di benua Eropa. Negara-negara Eropa akan menjadi korban kebijakan yang dianggap tidak bertanggung jawab AS atas masalah ini," kata Shvytkin kepada Sputnik.
Anggota parlemen itu mencatat bahwa Rusia tidak ingin menarik diri dari Perjanjian INF, tetapi keluarnya AS dari perjanjian itu tidak akan dibiarkan tanpa respons yang tepat.
Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Parlemen setempat, Viktor Bondarev, mengatakan Moskow dan Washington harus mengadakan pembicaraan tentang Perjanjian INF, sehingga bisa disesuaikan dengan situasi saat ini dan hanya terbatas di Eropa.
"Kesalahpahaman saat ini terhadap Perjanjian INF dapat diselesaikan dengan bantuan negosiasi penuh antara Rusia dan Amerika Serikat. Hasil mereka bisa menjadi adaptasi dari perjanjian," kata Bondarev kepada Sputnik, yang dilansir Rabu (5/12/2018).
"Sebagai contoh, kita dapat membatasi zona operasi ke panggung Eropa, sementara itu memungkinkan penyebaran rudal jarak menengah dan jarak pendek di wilayah lain di mana ada kebutuhan objektif (untuk menyebarkannya)," ujarnya.
Namun, lanjut Bondarev, Rusia harus menanggapi dengan pengembangan jenis senjata "unik" jika Amerika Serikat menarik diri dari Perjanjian INF.
"Kami menganggap perlu untuk mematuhi Perjanjian INF dan mengadvokasi pelestariannya. Ini adalah posisi resmi dari kepemimpinan Rusia. Namun, jika Amerika Serikat mengakhiri perjanjian itu, kami harus menanggapi dengan serangkaian tindakan, termasuk mempercepat pengembangan jenis senjata yang unik," kata Bondarev.
Dia menilai Washington menggunakan argumen yang dibuat-bua ketika dengan tanpa alasan menuduh Moskow melanggar perjanjian itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan selama konferensi pers di Brussels bahwa Amerika Serikat akan menangguhkan ketaatannya pada Perjanjian INF dalam 60 hari kecuali Rusia kembali ke kepatuhan penuh terhadap perjanjian tersebut.
Pompeo mengatakan pemerintah AS telah mengangkat masalah itu setidaknya 30 kali sejak 2013 dengan Moskow, tetapi telah penolakan dan tindakan balasan.
Dia juga mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki bukti bahwa tes peluncuran rudal Moskow berasal dari satu situs di Rusia, pangkalan Kupustin Yar Soviet, dekat Volgograd, sebelah tenggara Moskow.
"Dalam fakta-fakta yang terang ini, Amerika Serikat menyatakan Rusia melakukan pelanggaran materi perjanjian dan akan menangguhkan kewajiban kami...efektif dalam 60 hari kecuali Rusia kembali ke kepatuhan penuh dan dapat diverifikasi," kata Pompeo.
Anggota parlemen Rusia lainnya, Yuri Shvytkin, mengatakan penarikan AS dari Perjanjian INF akan merusak stabilitas di Eropa.
"Dua bulan kemudian, stabilitas dan ketenangan akan dilemahkan. Ini dapat menyebabkan eskalasi ketegangan di benua Eropa. Negara-negara Eropa akan menjadi korban kebijakan yang dianggap tidak bertanggung jawab AS atas masalah ini," kata Shvytkin kepada Sputnik.
Anggota parlemen itu mencatat bahwa Rusia tidak ingin menarik diri dari Perjanjian INF, tetapi keluarnya AS dari perjanjian itu tidak akan dibiarkan tanpa respons yang tepat.
(mas)