Bayinya Mati Kelaparan, Ayah di Yaman Berduka
A
A
A
SANAA - Saleh al-Faqeh memegang lengan bayi perempuannya yang terluka saat dia mengambil napas terakhirnya pada hari Kamis di bangsal malnutrisi di rumah sakit utama di Ibu Kota Yaman, Sanaa.
Hajar al-Faqeh yang berusia empat bulan tiba di Rumah Sakit Al-Sabeen minggu lalu. Bayi kecil itu berasal dari Provinsi Saada. Hajar al-Faqeh meninggal akibat kelaparan dan kekuarangan gizi.
Dia adalah satu dari ribuan anak-anak Yaman yang menderita serupa. Negara itu sudah di ambang kelaparan akibat lebih dari tiga tahun perang sipil yang diperparah oleh agresi Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi.
Tubuh Hajar al-Faqeh terletak di bangsal yang sama di mana bayi laki-laki lain, Mohammed Hashem, meninggal karena kelaparan yang parah pada hari yang sama. Kematian kedua bayi itu disaksikan oleh fotografer Reuters.
Dokter menegaskan kedua bayi itu meninggal karena kekurangan gizi.
"Dia telah menghabiskan dua bulan di sebuah rumah sakit di Saada, tetapi kami harus membawanya ke Sanaa," kata ayah Hajar.
Provinsi Saada adalah wilayah basis pemberontak Houthi yang memerangi pasukan pemerintah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi. Koalisi Arab yang mulai intervensi militer sejak 2015 merupakan pendukung pasukan pemerintah yang melawan pemberontak Houthi.
Perang di negara itu telah menewaskan sedikitnya 10.000 orang.
Meritxell Relano, perwakilan UNICEF di Yaman, mengatakan pada bulan September lalu bahwa lebih dari 11 juta anak-anak, atau sekitar 80 persen dari penduduk di bawah usia 18 tahun di negara itu menghadapi ancaman kekurangan makanan, penyakit, dan kurangnya akses ke layanan sosial dasar.
Keluarga Faqeh menerjang sebuah perjalanan berbahaya di sepanjang jalan di kawasan gunung tempat serangan udara dari Koalisi Arab sering terjadi.
"Saya bekerja di konstruksi dan saya juga seorang sopir. Saya melakukan apa pun yang saya bisa tetapi sekarang saya menganggur," kata ayah Hajar.
PBB mengatakan 22 juta dari 29 juta penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan. Hampir 18 juta penduduk dianggap sudah menderita lapar, dan 8,4 juta dinyatakan sangat lapar.
Fouad al-Reme, seorang perawat di Rumah Sakit Al-Sabeen, mengatakan bahwa Hajar masih sadar ketika tiba di rumah sakit. Namun, dia menderita kadar oksigen yang rendah.
"Dia seperti kulit pada tulang, tubuhnya kurus kering," katanya.
Hajar al-Faqeh yang berusia empat bulan tiba di Rumah Sakit Al-Sabeen minggu lalu. Bayi kecil itu berasal dari Provinsi Saada. Hajar al-Faqeh meninggal akibat kelaparan dan kekuarangan gizi.
Dia adalah satu dari ribuan anak-anak Yaman yang menderita serupa. Negara itu sudah di ambang kelaparan akibat lebih dari tiga tahun perang sipil yang diperparah oleh agresi Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi.
Tubuh Hajar al-Faqeh terletak di bangsal yang sama di mana bayi laki-laki lain, Mohammed Hashem, meninggal karena kelaparan yang parah pada hari yang sama. Kematian kedua bayi itu disaksikan oleh fotografer Reuters.
Dokter menegaskan kedua bayi itu meninggal karena kekurangan gizi.
"Dia telah menghabiskan dua bulan di sebuah rumah sakit di Saada, tetapi kami harus membawanya ke Sanaa," kata ayah Hajar.
Provinsi Saada adalah wilayah basis pemberontak Houthi yang memerangi pasukan pemerintah Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi. Koalisi Arab yang mulai intervensi militer sejak 2015 merupakan pendukung pasukan pemerintah yang melawan pemberontak Houthi.
Perang di negara itu telah menewaskan sedikitnya 10.000 orang.
Meritxell Relano, perwakilan UNICEF di Yaman, mengatakan pada bulan September lalu bahwa lebih dari 11 juta anak-anak, atau sekitar 80 persen dari penduduk di bawah usia 18 tahun di negara itu menghadapi ancaman kekurangan makanan, penyakit, dan kurangnya akses ke layanan sosial dasar.
Keluarga Faqeh menerjang sebuah perjalanan berbahaya di sepanjang jalan di kawasan gunung tempat serangan udara dari Koalisi Arab sering terjadi.
"Saya bekerja di konstruksi dan saya juga seorang sopir. Saya melakukan apa pun yang saya bisa tetapi sekarang saya menganggur," kata ayah Hajar.
PBB mengatakan 22 juta dari 29 juta penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan. Hampir 18 juta penduduk dianggap sudah menderita lapar, dan 8,4 juta dinyatakan sangat lapar.
Fouad al-Reme, seorang perawat di Rumah Sakit Al-Sabeen, mengatakan bahwa Hajar masih sadar ketika tiba di rumah sakit. Namun, dia menderita kadar oksigen yang rendah.
"Dia seperti kulit pada tulang, tubuhnya kurus kering," katanya.
(mas)