Bungkam Turki, Putra Mahkota Saudi Disarankan Suap Erdogan
A
A
A
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS), disarankan untuk "menetralisir" Turki dengan segala cara. Hal ini terkait dengan bocornya pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi karena dianggap merusak yang datang dari pemerintah Turki.
MBS disarankan untuk menyuap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan tawaran untuk membeli senjata Turki. MBS juga diminta untik membuat pernyataan-pernyataan yang berusaha untuk meningkatkan hubungan antara Riyadh dan Ankara.
Saran tersebut datang dari sebuah tim gugus tugas yang dibentuk untuk meredam gejolak yang ditimbulkan akibat kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Gugus tugas yang terdiri dari pejabat dari istana kerajaan, kementerian luar negeri dan pertahanan, dan dinas intelijen itu memberi arahan kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) setiap enam jam.
Demikian laporan yang diturunkan oleh Middle East Eye (MEE) yang mengutip sumber-sumber di dalam Arab Saudi, Rabu (14/11/2018).
Sebelumnya, dalam komentar yang dibuat pada Inisiatif Investasi Masa Depan, MBS mengklaim pembunuhan Khashoggi digunakan untuk mendorong pertentangan antara Arab Saudi dan Turki.
"Itu tidak akan terjadi selama ada seorang raja yang disebut Raja Salman bin Abdulaziz dan seorang putra mahkota bernama Mohammed bin Salman di Arab Saudi," ujarnya kala itu.
Jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi dibunuh secara brutal di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu, dalam sebuah operasi yang dipercaya oleh pemerintah Turki dilakukan oleh pasukan pembunuh yang anggotanya terdiri dari beberapa anggota pengawal pribadi MBS.
Namun para pejabat Saudi telah membantah bahwa putra mahkota tidak memiliki "pengetahuan apa pun" terkait pembunuhan Khashoggi.
Meski begitu tekanan terhadap MBS semakin meningkat seiring semakin banyak rincian peristiwa yang muncul dari penyelidikan terhadap pembunuhan Khashoggi.
MEE mengungkapkan bahwa Turki memiliki rekaman percakapan di antara para pejabat Saudi pada tanggal 28 September, ketika Khashoggi pertama kali memasuki konsulat untuk mengatur surat yang membuktikan ia telah menceraikan istri keduanya. Ini tiga hari sebelum dia dibunuh.
Rekaman-rekaman ini mengungkapkan bahwa atase militer Saudi di Istanbul, Ahmed Abdullah al-Muzaini, memainkan peran penting dalam pembunuhan Khashoggi.
Setelah bertemu Khashoggi dan mengatakan kepadanya bahwa dia mengambil alih arsipnya secara pribadi, Muzaini keesokan harinya terbang ke Riyadh di mana dia bertemu Mayor Jenderal Ahmed Asiri, wakil kepala intelijen Saudi dan salah satu komandan Pasukan Macan yang dibentuk untuk membunuh para pembangkang di dalam dan di luar negeri.
Menggambarkan dia sebagai otak di balik rencana pembunuhan, koran yang dikendalikan pemerintah Turki Sabah mengatakan Muzaini mendiskusikan pembunuhan Khashoggi dengan Asiri dan terbang kembali ke Istanbul. Dia kembali ke Riyadh pada jam 9 malam pada hari Khashoggi dibunuh.
MEE juga mengungkapkan bahwa pemimpin regu pembunuh, Maher Abdulaziz Mutreb, memberi pengarahan kepada Mohammed al-Otaibi, Konsul Jenderal Arab Saudi di Istanbul, sebelum pembunuhan itu terjadi. Otaibi kemudian meninggalkan Turki pada 16 Oktober, sehari sebelum kediaman resminya digeledah oleh penyelidik Turki.
Pada hari Senin, New York Times mengungkapkan bahwa Mutreb menginstruksikan atasannya untuk "beri tahu atasan Anda" bahwa Khashoggi telah terbunuh dalam satu dari empat panggilan telepon kembali ke Riyadh pada hari pembunuhan.
Bukti-bukti ini meningkatkan tekanan di Capitol Hill untuk tanggapan formal dari pemerintahan Trump.
CIA dan pejabat intelijen lain diatur untuk menjelaskan kepada Kongres minggu ini dan para pemimpin kongres akan mendesak Gina Haspel, Direktur CIA, yang telah mendengar satu rekaman audio pembunuhan Khashoggi untuk memberi kesaksian kepada mereka tentang apa yang didengarnya.
MBS disarankan untuk menyuap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan tawaran untuk membeli senjata Turki. MBS juga diminta untik membuat pernyataan-pernyataan yang berusaha untuk meningkatkan hubungan antara Riyadh dan Ankara.
Saran tersebut datang dari sebuah tim gugus tugas yang dibentuk untuk meredam gejolak yang ditimbulkan akibat kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Gugus tugas yang terdiri dari pejabat dari istana kerajaan, kementerian luar negeri dan pertahanan, dan dinas intelijen itu memberi arahan kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) setiap enam jam.
Demikian laporan yang diturunkan oleh Middle East Eye (MEE) yang mengutip sumber-sumber di dalam Arab Saudi, Rabu (14/11/2018).
Sebelumnya, dalam komentar yang dibuat pada Inisiatif Investasi Masa Depan, MBS mengklaim pembunuhan Khashoggi digunakan untuk mendorong pertentangan antara Arab Saudi dan Turki.
"Itu tidak akan terjadi selama ada seorang raja yang disebut Raja Salman bin Abdulaziz dan seorang putra mahkota bernama Mohammed bin Salman di Arab Saudi," ujarnya kala itu.
Jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi dibunuh secara brutal di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu, dalam sebuah operasi yang dipercaya oleh pemerintah Turki dilakukan oleh pasukan pembunuh yang anggotanya terdiri dari beberapa anggota pengawal pribadi MBS.
Namun para pejabat Saudi telah membantah bahwa putra mahkota tidak memiliki "pengetahuan apa pun" terkait pembunuhan Khashoggi.
Meski begitu tekanan terhadap MBS semakin meningkat seiring semakin banyak rincian peristiwa yang muncul dari penyelidikan terhadap pembunuhan Khashoggi.
MEE mengungkapkan bahwa Turki memiliki rekaman percakapan di antara para pejabat Saudi pada tanggal 28 September, ketika Khashoggi pertama kali memasuki konsulat untuk mengatur surat yang membuktikan ia telah menceraikan istri keduanya. Ini tiga hari sebelum dia dibunuh.
Rekaman-rekaman ini mengungkapkan bahwa atase militer Saudi di Istanbul, Ahmed Abdullah al-Muzaini, memainkan peran penting dalam pembunuhan Khashoggi.
Setelah bertemu Khashoggi dan mengatakan kepadanya bahwa dia mengambil alih arsipnya secara pribadi, Muzaini keesokan harinya terbang ke Riyadh di mana dia bertemu Mayor Jenderal Ahmed Asiri, wakil kepala intelijen Saudi dan salah satu komandan Pasukan Macan yang dibentuk untuk membunuh para pembangkang di dalam dan di luar negeri.
Menggambarkan dia sebagai otak di balik rencana pembunuhan, koran yang dikendalikan pemerintah Turki Sabah mengatakan Muzaini mendiskusikan pembunuhan Khashoggi dengan Asiri dan terbang kembali ke Istanbul. Dia kembali ke Riyadh pada jam 9 malam pada hari Khashoggi dibunuh.
MEE juga mengungkapkan bahwa pemimpin regu pembunuh, Maher Abdulaziz Mutreb, memberi pengarahan kepada Mohammed al-Otaibi, Konsul Jenderal Arab Saudi di Istanbul, sebelum pembunuhan itu terjadi. Otaibi kemudian meninggalkan Turki pada 16 Oktober, sehari sebelum kediaman resminya digeledah oleh penyelidik Turki.
Pada hari Senin, New York Times mengungkapkan bahwa Mutreb menginstruksikan atasannya untuk "beri tahu atasan Anda" bahwa Khashoggi telah terbunuh dalam satu dari empat panggilan telepon kembali ke Riyadh pada hari pembunuhan.
Bukti-bukti ini meningkatkan tekanan di Capitol Hill untuk tanggapan formal dari pemerintahan Trump.
CIA dan pejabat intelijen lain diatur untuk menjelaskan kepada Kongres minggu ini dan para pemimpin kongres akan mendesak Gina Haspel, Direktur CIA, yang telah mendengar satu rekaman audio pembunuhan Khashoggi untuk memberi kesaksian kepada mereka tentang apa yang didengarnya.
(ian)