Wapres Turki: Laporan Jasad Khashoggi Dilebur Asam Harus Diselidiki

Senin, 05 November 2018 - 16:05 WIB
Wapres Turki: Laporan...
Wapres Turki: Laporan Jasad Khashoggi Dilebur Asam Harus Diselidiki
A A A
ANKARA - Wakil Presiden (wapres) Turki Fuat Oktay pada hari Senin (5/11/2018) menyerukan penyelidikan atas laporan bahwa jasad jurnalis Jamal Khashoggi dilebur dengan zat asam. Jika laporan itu terkonfirmasi, maka jejak wartawan pengkritik rezim Arab Saudi akan sulit ditemukan.

Wakil Recep Tayyip Erdogan itu mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa Khashoggi menjadi target dalam pembunuhan pra-mediasi.

"Pertanyaannya sekarang adalah siapa yang memberi perintah. Inilah yang kami cari jawabannya sekarang," kata Oktay.

"Pertanyaan lain adalah di mana tubuh (Khashoggi)...Ada laporan sekarang (jasadnya) dilarutkan dengan asam. Semua ini harus dilihat," katanya lagi.Baca Juga: Penasihat Erdogan: Tubuh Khashoggi Dilarutkan usai Dipotong-potong
Pekan lalu, Yasin Aktay; penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yakin bahwa tubuh Jamal Khashoggi dilarutkan dengan zat asam setelah dipotong-potong. Jasad wartawan Arab Saudi pengkritik rezim kerajaan itu tak diketahui sejak dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul 2 Oktober lalu.

"Satu-satunya kesimpulan logis adalah bahwa mereka yang telah membunuh jurnalis Saudi di Istanbul telah menghancurkan tubuhnya, tanpa meninggalkan jejak di belakang," kata Aktay.

Belum ada bukti forensik yang diberikan untuk membuktikan tubuh wartawan Arab Saudi itu dilarutkan dengan asam.

"Alasan mereka memotong-motong tubuh Khashoggi adalah melarutkan jasadnya lebih mudah," kata Aktay kepada surat kabar Hurriyet Daily.

"Sekarang kita melihat bahwa mereka tidak hanya mencabik-cabik tubuhnya, tetapi juga melarutkannya," ujarnya.

Klaim itu itu muncul saat tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, meminta para pemimpin dunia untuk menyeret para pembunuh ke pengadilan. Permintaan itu diterbitkan dalam sebuah editorial untuk lima surat kabar, termasuk Guardian dan Washington Post.

Sebelumnya, Washington Post melaporkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan kepada para pejabat tinggi AS bahwa dia menganggap Khashoggi sebagai seorang Islamis yang berbahaya.

Washington Post, tanpa menyebut sumber laporannya, menyatakan MBS membuat panggilan telepon kepada penasihat senior Presiden Donald Trump, Jared Kushner dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton beberapa hari setelah wartawan itu hilang 2 Oktober lalu.

Khashoggi hilang usai masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul, yang akhirnya dikonfirmasi Riyadh bahwa dia terbunuh di kantor misi diplomatik tersebut.

Seorang pejabat pemerintah Saudi dalam sebuah pernyataan membantah bahwa Putra Mahkota MBS membuat tuduhan seperti itu."Tidak ada komentar seperti itu yang disampaikan," kata pejabat tersebut.

Keluarga Khashoggi, dalam sebuah pernyataan kepada Washington Post, membantah tuduhan bahwa Khashoggi memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin.

"Jamal Khashoggi bukan anggota Ikhwanul Muslimin," bunyi pernyataan keluarga Khashoggi.

"Dia membantah klaim tersebut berulang kali selama beberapa tahun terakhir. Jamal Khashoggi bukanlah orang yang berbahaya dengan cara apa pun. Untuk mengklaim sebaliknya akan menjadi konyol," lanjut pihak keluarga Khashoggi.

"Meskipun dia bersimpati dengan Ikhwanul Muslimin untuk hal tertentu, dia juga sangat tidak setuju dengan banyak posisi mereka, terutama terhadap Arab Saudi," imbuh keluarga tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0790 seconds (0.1#10.140)