Putra Mahkota Saudi dan Putra Khashoggi Salaman, Netizen Gaduh

Rabu, 24 Oktober 2018 - 12:32 WIB
Putra Mahkota Saudi...
Putra Mahkota Saudi dan Putra Khashoggi Salaman, Netizen Gaduh
A A A
RIYADH - Para pengguna internet (netizen) gaduh melihat foto dan video salaman antara Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dengan putra Jamal Khashoggi; wartawan pengkritik kerajaan yang dibunuh. Ada pengguna Twitter yang mengaku ingin muntah melihat adegan tersebut.

Putra Khashoggi, Salah dan saudaranya; Sahel, diundang ke Istana Yamama di Riyadh, kemarin. Raja Salman dan Pangeran MBS berjabat tangan dengan mereka dan menyampaikan belasungkawa.

Dalam foto dan video yang dirilis kantor berita negara Saudi, SPA, Salah menunjukkan ekspresi sedih saat bersalaman dengan Raja Salman dan MBS.

Seorang teman dari keluarga Khashoggi mengatakan kepada The Associated Press bahwa Salah telah berada di bawah larangan bepergian sejak ayahnya mulai menulis secara kritis tentang Pangeran MBS di kolom untuk The Washington Post. Sumber itu berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan.

Putera Mahkota MBS telah berada di bawah tekanan internasional yang memuncak dengan para pengkritik mencurigai bahwa dia memerintahkan pembunuhan atau paling tidak mengetahui operasi penghilangan Khashoggi.

"Salah, putra Jamal Khashoggi, yang dilarang bepergian. Mereka membawanya ke istana untuk menerima belasungkawa. Raut wajahnya. Foto ini membuat saya ingin berteriak dan muntah. #JamalKhashoggi," tulis Manal al-Sharif, di Twitter. Sharif adalah penulis buku Daring to Drive: a Saudi Woman's Awakening.

Fadi Al-Qadi, seorang advokat dan komentator hak asasi manusia Timur Tengah, juga mencela foto pertemuan tersebut.

"Dan ini videonya. Salah (putra #JamalKhashoggi, dilarang bepergian) harus berjabat tangan dengan siapa yang diyakini sebagai pembunuh ayahnya. Kejam. Kejam. Kejam. #Khashoggi," tulis Al-Qadi via akun @fqadi, yang dilansir Al Jazeera, Rabu (24/10/2018).

Chris Doyle, pejabat dari Council of Arab-British Understanding, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pertemuan antara anggota keluarga Khashoggi dan para pemimpin Saudi dirancang untuk membantu memulihkan reputasi Riyadh. Namun, kata dia, reaksi di media sosial menunjukkan bahwa itu kegagalan komunikasi di seputar kasus pembunuhan Khashoggi.

"Mereka terlihat murah hati terhadap keluarga (Khashoggi), tetapi kami melihat gambar di sini yang berbicara 1.000 kata. Benar-benar menceritakan kisah kesakitan Salah, putra Jamal Khashoggi, dalam pertemuan Raja Salman, dan terutama (dengan) Putra Mahkota," kata Doyle.

"Saya pikir banyak orang yang melihat ini secara online di media sosial mengatakan, Anda tahu, ini adalah wajah seorang putra yang mengira dia menjabat tangan orang yang membunuh ayahnya. Ini adalah contoh lain dalam situasi ini di mana beberapa orang Saudi berupaya untuk memenangkan perang hubungan masyarakat yang gagal," paparnya.

Khashoggi pada 2 Oktober memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, untuk mengurus dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikahi tunangannya, perempuan Turki. Pada tanggal itulah, wartawan pengkritik rezim Riyadh yang sudah setahun tinggal di pengasingan di Amerika Serikat tersebut dibunuh.

Pihak berwenang Saudi mengaku telah menangkap 18 tersangka dan memecat para pejabat senior. Namun, Putra Mahkota MBS berulang kali membantah terlibat dalam pembunuhan itu.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih pada hari Selasa menggambarkan pembunuhan Khashoggi sebagai aksi "kebencian"."Ini adalah hari-hari yang sulit bagi kami di kerajaan Arab Saudi," katanya.

"Tidak ada seorang pun di kerajaan yang bisa membenarkan atau menjelaskannya. Dari pimpinan ke bawah, kami sangat kecewa dengan apa yang telah terjadi," kata Falih.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0890 seconds (0.1#10.140)