Saudi Akui Khashoggi Tewas Dibunuh
A
A
A
RIYADH - Setelah dua pekan menggantung, misteri hilangnya wartawan Jamal Khashoggi di Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober akhirnya terungkap.
Arab Saudi mengonfirmasi Khashoggi tewas dibunuh. Namun apa motifnya dan siapa saja pelaku pembunuhan, hingga kemarin belum diketahui. Begitu pun kondisi atau lokasi jenazah Khashoggi.
Otoritas terkait Turki sempat menduga jasadnya dibuang ke hutan. Sebagian meyakini jasad Khashoggi dimutilasi. Dengan buka suaranya Arab Saudi, penyelidikan pembunuhan Khashoggi diharapkan dapat menjadi lebih mudah dan cepat.
Pemerintah Turki sendiri terus melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus itu dan berjanji akan memublikasi secara rinci pembunuhan Khashoggi. “Turki akan menguak kejadian sebenarnya, terlepas dari bagaimanapun yang terjadi.
Kami tidak akan menuduh siapa pun dan tidak akan melindungi siapa pun,” ujar Jubir Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) Omer Celik seperti dikutip aa.com. Organisasi hak asasi manusia (HAM) Amnesti Internasional menuntut Pemerintah Arab Saudi agar bisa bersikap kooperatif.
Sebelumnya Pemerintah Saudi menyatakan Khashoggi tewas akibat adu jotos di Konjen Arab Saudi. Namun Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah Samah Hadid meragukan pernyataan tersebut.
“Keluarga Khashoggi selayaknya mendapatkan kebenaran penuh dan pelaku harus dibawa ke meja hijau,” ujarnya. Sejumlah Kepala Negara Eropa juga skeptis dan mendesak Arab Saudi agar menginspeksi lebih jauh pembunuhan Khashoggi.
Kanselir Jerman Angela Merkel, misalnya, menilai kasus tersebut masih banyak menyimpan misteri. Perdana Menteri Jerman Lars Lokke Rasmussen menuntut Eropa agar terus menekan Arab Saudi.
“Fakta Arab Saudi baru mengonfirmasi kematian Khashoggi setelah sebelumnya menegaskan dia meninggalkan Konjen menunjukkan kebenaran kasus itu masih disembunyikan,” kata Lokke seperti dilansir aljazeera.com .
“Apa yang terjadi? Bagaimana dia mati? Siapa pelakunya? Semuanya belum jelas,” tambahnya. Sebelumnya Khashoggi dilaporkan hilang saat mengunjungi Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mengambil berkasberkas guna melengkapi syarat pernikahannya dengan Hatice Cengiz.
Namun dia tidak pernah pulang. Tunangan Khashoggi, Hatice, akhirnya melaporkan kehilangannya. Beberapa hari kemudian, berdasarkan rekaman audio, dia diduga dibunuh dan dimutilasi. Informasi yang beredar menyebut pelaku berjumlah 15 yang datang langsung dari Saudi dan langsung pulang dengan menggunakan dua pesawat carter.
Media Turki sudah merilis 15 orang yang tertangkap CCTV dan diduga terlibat pembunuhan. Satu di antaranya adalah Saleh Muhammaded Tubaigy, 47, ahli forensik patologi kenamaan Saudi yang telah banyak mengeluarkan karya ilmiah soal autopsi.
Ada juga nama Maher Abdulaziz M Mutrib, 47, seorang kolonel di Badan Intelijen Saudi. Lainnya sebagian besar merupakan anggota Resimen Pengawal Kerajaan Saudi. Sejauh ini sudah ada 18 orang yang ditangkap dan ditahan Pemerintah Saudi.
Pengamat dari Arab Center for Research & Policy Studies Marwan Kabalan mengatakan, kasus Khashoggi dapat menyebabkan Arab Saudi terjerumus dalam krisis diplomatik paling buruk sejak 11 September 2001.
Kepercayaan terhadap negeri tersebut terancam berada pada titik nadir terendah. “Saya kira dengan bantuan sahabatnya di Washington, Arab Saudi mungkin berpikir dapat menutup kasus ini. Namun saya kira hal itu tidak akan terjadi.
Sebab kasus ini juga diselidiki otoritas terkait Turki yang bisa saja mengungkapkan hasil penyelidikan apa adanya tanpa terpengaruh kepentingan siapa pun” katanya. Pada Jumat lalu Mayor Jenderal Ahmed al-Siri dipecat dari jabatannya sebagai wakil kepala Intelijen Arab Saudi.
Al-Siri merupakan tokoh kunci, tokoh senior, penasihat, dan orang terdekat Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Namun, atas kasus ini, kedekatan itu retak. Keluarga Kerajaan Arab Saudi sangat geram. Muhammad bin Salman dilaporkan tidak mengetahui operasi pembunuhan Khashoggi.
“Tidak ada perintah untuk membunuhnya atau menculiknya,” kata seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Dia menambahkan, jasad Khashogi tidak ada di Konjen dan harus dilacak karena dibuang “orang” lokal.
Raja Arab Saudi Salman melakukan restrukturisasi Badan Intelijen yang berada di bawah pengawasan Muhammad bin Salman, termasuk perubahan regulasi, kekuasaan, dan metodologi. Badan pemerintah yang bertanggung jawab mengumpulkan informasi demi keamanan nasional itu harus rutin memberikan laporan bulanan.
Arab Saudi mengonfirmasi Khashoggi tewas dibunuh. Namun apa motifnya dan siapa saja pelaku pembunuhan, hingga kemarin belum diketahui. Begitu pun kondisi atau lokasi jenazah Khashoggi.
Otoritas terkait Turki sempat menduga jasadnya dibuang ke hutan. Sebagian meyakini jasad Khashoggi dimutilasi. Dengan buka suaranya Arab Saudi, penyelidikan pembunuhan Khashoggi diharapkan dapat menjadi lebih mudah dan cepat.
Pemerintah Turki sendiri terus melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus itu dan berjanji akan memublikasi secara rinci pembunuhan Khashoggi. “Turki akan menguak kejadian sebenarnya, terlepas dari bagaimanapun yang terjadi.
Kami tidak akan menuduh siapa pun dan tidak akan melindungi siapa pun,” ujar Jubir Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) Omer Celik seperti dikutip aa.com. Organisasi hak asasi manusia (HAM) Amnesti Internasional menuntut Pemerintah Arab Saudi agar bisa bersikap kooperatif.
Sebelumnya Pemerintah Saudi menyatakan Khashoggi tewas akibat adu jotos di Konjen Arab Saudi. Namun Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah Samah Hadid meragukan pernyataan tersebut.
“Keluarga Khashoggi selayaknya mendapatkan kebenaran penuh dan pelaku harus dibawa ke meja hijau,” ujarnya. Sejumlah Kepala Negara Eropa juga skeptis dan mendesak Arab Saudi agar menginspeksi lebih jauh pembunuhan Khashoggi.
Kanselir Jerman Angela Merkel, misalnya, menilai kasus tersebut masih banyak menyimpan misteri. Perdana Menteri Jerman Lars Lokke Rasmussen menuntut Eropa agar terus menekan Arab Saudi.
“Fakta Arab Saudi baru mengonfirmasi kematian Khashoggi setelah sebelumnya menegaskan dia meninggalkan Konjen menunjukkan kebenaran kasus itu masih disembunyikan,” kata Lokke seperti dilansir aljazeera.com .
“Apa yang terjadi? Bagaimana dia mati? Siapa pelakunya? Semuanya belum jelas,” tambahnya. Sebelumnya Khashoggi dilaporkan hilang saat mengunjungi Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mengambil berkasberkas guna melengkapi syarat pernikahannya dengan Hatice Cengiz.
Namun dia tidak pernah pulang. Tunangan Khashoggi, Hatice, akhirnya melaporkan kehilangannya. Beberapa hari kemudian, berdasarkan rekaman audio, dia diduga dibunuh dan dimutilasi. Informasi yang beredar menyebut pelaku berjumlah 15 yang datang langsung dari Saudi dan langsung pulang dengan menggunakan dua pesawat carter.
Media Turki sudah merilis 15 orang yang tertangkap CCTV dan diduga terlibat pembunuhan. Satu di antaranya adalah Saleh Muhammaded Tubaigy, 47, ahli forensik patologi kenamaan Saudi yang telah banyak mengeluarkan karya ilmiah soal autopsi.
Ada juga nama Maher Abdulaziz M Mutrib, 47, seorang kolonel di Badan Intelijen Saudi. Lainnya sebagian besar merupakan anggota Resimen Pengawal Kerajaan Saudi. Sejauh ini sudah ada 18 orang yang ditangkap dan ditahan Pemerintah Saudi.
Pengamat dari Arab Center for Research & Policy Studies Marwan Kabalan mengatakan, kasus Khashoggi dapat menyebabkan Arab Saudi terjerumus dalam krisis diplomatik paling buruk sejak 11 September 2001.
Kepercayaan terhadap negeri tersebut terancam berada pada titik nadir terendah. “Saya kira dengan bantuan sahabatnya di Washington, Arab Saudi mungkin berpikir dapat menutup kasus ini. Namun saya kira hal itu tidak akan terjadi.
Sebab kasus ini juga diselidiki otoritas terkait Turki yang bisa saja mengungkapkan hasil penyelidikan apa adanya tanpa terpengaruh kepentingan siapa pun” katanya. Pada Jumat lalu Mayor Jenderal Ahmed al-Siri dipecat dari jabatannya sebagai wakil kepala Intelijen Arab Saudi.
Al-Siri merupakan tokoh kunci, tokoh senior, penasihat, dan orang terdekat Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Namun, atas kasus ini, kedekatan itu retak. Keluarga Kerajaan Arab Saudi sangat geram. Muhammad bin Salman dilaporkan tidak mengetahui operasi pembunuhan Khashoggi.
“Tidak ada perintah untuk membunuhnya atau menculiknya,” kata seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Dia menambahkan, jasad Khashogi tidak ada di Konjen dan harus dilacak karena dibuang “orang” lokal.
Raja Arab Saudi Salman melakukan restrukturisasi Badan Intelijen yang berada di bawah pengawasan Muhammad bin Salman, termasuk perubahan regulasi, kekuasaan, dan metodologi. Badan pemerintah yang bertanggung jawab mengumpulkan informasi demi keamanan nasional itu harus rutin memberikan laporan bulanan.
(don)