Cari Jejak Khashoggi, Tim Forensik Turki Sambangi Konsulat Saudi

Selasa, 16 Oktober 2018 - 08:26 WIB
Cari Jejak Khashoggi,...
Cari Jejak Khashoggi, Tim Forensik Turki Sambangi Konsulat Saudi
A A A
ISTANBUL - Para penyelidik Turki mengenakan pakaian dan sarung tangan memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul. Sudah dua minggu penulis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, hilang dan diduga dibunuh di pos diplomatik tersebut.

Petugas polisi membawa file dan peralatan berjalan melalui pintu besi konsulat setelah matahari terbenam. Mereka melakukan pencarian yang luar biasa di pos diplomatik karena kekhawatiran dunia tumbuh atas nasib kolumnis Washington Post yang hilang.

Pencarian itu merupakan kerja sama baru antara Turki dan Arab Saudi. Turki mengaku khawatir Khashoggi dibunuh dan dimutilasi, sementara Saudi mempertahankan bahwa tuduhan itu "tidak berdasar" meski tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi pada Khashoggi.

Namun, pertanyaan tetap tentang berapa banyak bukti yang bisa ditemukan para penyelidik di konsulat muncul mengingat petugas kebersihan masuk beberapa jam sebelum kedatangan mereka.

Seperti dikutip AP dari Anadolu, Selasa (16/10/2018), tim penyelidik Turki termasuk jaksa, wakil jaksa, polisi anti-teror dan ahli forensik. Sejumlah wilayah tertentu di konsulat akan terbebas dari pemeriksaan, meskipun pejabat akan memeriksa kamera pengintai.

Pejabat Turki ingin melakukan pencarian selama berhari-hari di Konsulat Saudi. Izin untuk melakukan hal itu datang setelah Raja Salman dan Presiden Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui sambungan telepon.

Dalam pernyataan setelah telepon itu, keduanya memuji terbentuknya penyelidikan bersama Turki-Saudi tentang Khashoggi.

Bukti apa yang dapat dikumpulkan para pejabat Turki di konsulat tetap tidak diketahui. Para pejabat Saudi telah keluar masuk gedung sejak hilangnya Khashoggi 2 Oktober tanpa dihentikan. Di bawah Konvensi Wina, pos diplomatik secara teknis adalah wilayah ektrasteritorial yang harus dilindungi dan dihormati oleh negara-negara tuan rumah.

Sebelumnya Senin, kru pembersih dengan alat pel, kantong sampah dan apa yang tampaknya botol pemutih berjalan melewati jurnalis yang menunggu.

"Tes forensik seperti menyemprotkan luminol, campuran kimia, dapat mengekspos bercak darah yang tertinggal," kata Mechthild Prinz, seorang profesor di John Jay College of Criminal Justice yang sebelumnya bekerja di Kantor Pemeriksa Medis Kota New York.

"Itu tergantung pada seberapa baik mereka membersihkannya," jelas Prinz kepada AP.

"Jelas, Anda tidak ingin ada yang punya kesempatan untuk membersihkannya, tetapi sangat sering orang kehilangan darah," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1582 seconds (0.1#10.140)