Dugaan Pembunuhan Khashoggi, Eks Bos CIA: Bantahan Saudi Tak Logis

Senin, 15 Oktober 2018 - 13:20 WIB
Dugaan Pembunuhan Khashoggi,...
Dugaan Pembunuhan Khashoggi, Eks Bos CIA: Bantahan Saudi Tak Logis
A A A
WASHINGTON - Bekas Direktur CIA (Central Intelligence Agency) Amerika Serikat, John Brennan ragu dengan klaim tak bersalah Arab Saudi dalam dugaan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi . Menurutnya, bantahan Riyadh atas kerlibatannya dalam kasus ini tidak logis.

"Jika Khashoggi menghilang di Turki ketika dia berada di hotel atau tempat tinggal pribadi, saya pikir ada bantahan yang masuk akal di pihak pemerintah Saudi," kata Brennan, dalam wawancaranya dengan NBC.

"Namun dia menghilang ketika ada bukti video bahwa dia berada di konsulat (Saudi)," lanjut eks bos CIA tersebut, yang dilansir Senin (15/10/2018). "Bantahan mereka berdering, sangat berdering."

Mantan bos intelijen Amerika ini mengaku tak bisa membayangkan bahwa dugaan pembunuhan dilakukan pada penduduk tetap Amerika Serikat yang menulis untuk The Washington Post di tanah asing dan di kantor misi diplomatik.

"Bahwa operasi semacam itu akan dijalankan oleh Saudi tanpa sepengetahuan dari pengambil keputusan harian Arab Saudi, yakni Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Saya pikir itu di luar realitas," ujar Brennan.

Brennan berpendapat bahwa penyelidikan menyeluruh atas insiden itu diperlukan. Menurutnya, setiap penuntutan terhadap para pejabat Saudi yang diduga terlibat pada akhirnya akan diserahkan kepada Raja Salman.

Namun, lanjut Brennan berpendapat, Raja Salman sudah tua dan mungkin tidak memiliki otoritas politik yang cukup atau bahkan kapasitas mental untuk bertindak secara efektif.

"Dia sudah tua dan ada indikasi dia telah sedikit gagal, dan apakah sekarang dia mampu mengumpulkan kekuatan dan kapasitas untuk mencari tahu apa yang terjadi, termasuk peran putranya," kata Brennan.

Menurut Brennan sosok Putra Mahkota Muhammad bin Salman merupakan orang yang berani. Dia memiliki hubungan dengan Presiden AS Donald Trump dan penasihat senior sekaligus menantunya; Jared Kushner.

Brennan pernah bekerja di Arab Saudi, yakni sebagai perwira politik di kedutaan AS antara 1982-1984. Dia kemudian menjadi Kepala CIA antara 1996-1999.

Jamal Khashoggi adalah jurnalis Arab Saudi dan kontributor Washington Post. Dia dikenal karena kritik kerasnya terhadap Raja Salman dan Putra Mahkota, terutama dalam kebijakan Saudi soal blokade Qatar dan perang di Yaman. Sudah setahun terakhir, Khashoggi tinggal di pengasingan di Amerika Serikat.

Pada 2 Oktober lalu, Khashoggi memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, untuk mengambil dokumen yang diperlukan untuk pernikahan yang dia persiapkan dengan perempuan Turki. Dokumen itu adalah dokumen perceraian dengan mantan istrinya.

Para pejabat Turki mengklaim bahwa wartawan itu tewas di dalam konsulat. Namun, Riyadh menyangkal semua tuduhan dan bersikeras bahwa Khashoggi sudah meninggalkan gedung konsulat pada hari yang sama ketika dia masuk kantor misi diplomatik tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9877 seconds (0.1#10.140)