Kapal Induk Jepang dan Kapal Perang Inggris Menuju Laut China Selatan

Kamis, 27 September 2018 - 09:14 WIB
Kapal Induk Jepang dan...
Kapal Induk Jepang dan Kapal Perang Inggris Menuju Laut China Selatan
A A A
TOKYO - Kapal induk Kaga pengangkut helikopter Jepang dan kapal perang HMS Argyll sedang bergerak menuju Laut China Selatan. Kedua kapal itu akan melakukan latihan militer gabungan.

Kedua kapal tersebut sudah berada di Samudra Hindia pada hari Rabu. Kehadiran mereka berpotensi membuat China—pengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan—marah.

Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat selama ini gencar melawan pengaruh China yang tumbuh di kawasan tersebut. Mereka khawatir jalur laut komersial utama yang menghubungkan Asia dengan Eropa, Amerika Serikat dan wilayah lain di bawah kekuasaan Beijing.

"Kami memiliki hubungan tradisional dengan Angkatan Laut Inggris dan kami berdua sekutu dekat AS dan latihan ini adalah kesempatan bagi kami untuk memperkuat kerja sama," kata Kenji Sakaguchi, komandan Pasukan Bela Diri Maritim (MSDF) Jepang yang bertanggung jawab atas empat helikopter di atas dek kapal induk Kaga.

Menurutnya, kehadiran yang lebih sering dari Angkatan Laut Inggris di suatu wilayah adalah kesempatan bagi dua Angkatan Laut untuk berlatih lebih erat di masa depan.

Argyll, Kaga dan kapal perusak Inazuma sebagai pengawal telah mempraktikkan formasi di laut tenang di Samudra Hindia. Manuver itu ditutupi oleh kapal kontainer dan kapal tanker minyak. Tiga helikopter dari kapal induk Jepang melayang di atas dan memantau latihan.

Kedatangan Argyll di wilayah itu terjadi setelah kapal amfibi Inggris, HMS Albion, bulan lalu muncul untuk menentang klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan. Kapal HMS Albion saat itu melakukan pelayaran dari Jepang ke Vietnam dengan melintasi area di dekat pangkalan China di kepulauan Paracel dengan dalih operasi kebebasan navigasi (FONOP).

China telah mengirim kapal perang dan helikopter untuk melawan kehadiran kapal militer Inggris dan memperingatkan London bahwa tindakan serupa di masa depan dapat membahayakan pembicaraan untuk kesepakatan perdagangan yang didambakan Inggris saat negara itu bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa.

Argyll adalah kapal Angkatan Laut Inggris ketiga yang berlayar di perairan Asia pada tahun ini setelah tur kapal Albion dan kapal frigat lainnya.

"Biasanya kami mengadakan diskusi dengan negara lain sebelum latihan gabungan, tetapi dengan Inggris tidak perlu, sehingga mereka mudah untuk bekerja," kata Tatsuhiko Mizuno, seorang perencana operasi untuk armada kapal induk Kaga, seperti dikutip Reuters, Kamis (27/9/2018).
(mas)
Berita Terkait
Bertindak Agresif, AS...
Bertindak Agresif, AS dan Jepang Ancam 'Tekan' China
Cegah Invasi China ke...
Cegah Invasi China ke Kepulauan Sengketa, Jepang Gelar Latihan Militer
Inggris Akan Kerahkan...
Inggris Akan Kerahkan Kapal Induk Melawan China, Ini Reaksi Beijing
Peringatan China Tak...
Peringatan China Tak Digubris, Kapal Perang Inggris Masuki Laut China Selatan
Inggris Ngotot Kerahkan...
Inggris Ngotot Kerahkan Kapal Perang Secara Permanen di Laut China Selatan
Pertemuan Jokowi dan...
Pertemuan Jokowi dan PM Jepang Soroti Situasi Laut China Selatan
Berita Terkini
Daftar 9 Salon Pengganti...
Daftar 9 Salon Pengganti Paus Fransiskus, Salah Satunya Kardinal yang Berulang Kali Mengungjungi Gaza
58 menit yang lalu
Bocah Ini Habiskan Uang...
Bocah Ini Habiskan Uang Jajan Bulanan Rp6,4 Juta untuk Pijat Senang, Ayahnya Lapor Polisi
1 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang:...
Dampak Perang Dagang: Canton Fair Sepi, Industri Ekspor China Terguncang
1 jam yang lalu
Takut Diserang Rusia,...
Takut Diserang Rusia, Finlandia Bangun Rel Kereta Perang Senilai Rp382 Miliar
1 jam yang lalu
3 Fakta Ledakan Pelabuhan...
3 Fakta Ledakan Pelabuhan Iran yang Menggemparkan, Benarkah Ada Keterlibatan Israel?
2 jam yang lalu
Soal Rusia Inginkan...
Soal Rusia Inginkan Pangkalan Militer Indonesia, PM Australia Dituduh Memberi Respons Licik
3 jam yang lalu
Infografis
2 Negara NATO akan Kirim...
2 Negara NATO akan Kirim Jet Tempur dan Kapal Perang ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved