Hamas Tutup Pintu Rekonsiliasi dengan Fatah
A
A
A
YERUSALEM - Kondisi Fatah membuat tercapainya rekonsiliasi sangat tidak mungkin. Hal itu diungkapkan kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.
Berbicara di sebuah konferensi yang menandai 30 tahun gerakan itu diluncurkan, Haniyeh mengatakan Hamas bersikeras pengepungan 11 tahun Israel di Jalur Gaza harus berakhir tanpa biaya politik dan bukan sebagai bagian dari kesepakatan abad ini atau sebagai imbalan untuk melucuti perlawanan Palestina.
"Hamas berjalan menuju mengakhiri pengepungan dan mencapai rekonsiliasi dalam dua jalur paralel, tetapi ini dirusak oleh kondisi Fatah yang membuat tercapai rekonsiliasi sangat tidak mungkin," kata Haniyeh seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (19/9/2018).
Gerakan ini siap untuk pergi ke Kairo bersama dengan semua faksi Palestina dan atas dasar bahwa semua dari mereka akan menjadi mitra dalam mengambil keputusan nasional mengenai rekonsiliasi.
Haniyeh meminta faksi Palestina untuk mengadopsi rencana berdasarkan sejumlah strategi untuk menyelamatkan Palestina.
"Di antara strategi-strategi ini adalah perlindungan terus menerus terhadap perlawanan, membangun persatuan nasional Palestina berdasarkan menghormati kemitraan, mematuhi perjanjian Palestina, yang dibuka ke seluruh dunia, badan-badan internasional dan pihak-pihak dan bekerja untuk mengakhiri pengepungan Israel yang diberlakukan di Gaza," terangnya.
Haniyeh mengakui bahwa mungkin ada perbedaan politik di antara faksi Palestina tetapi mengatakan Hamas tidak memiliki musuh dengan sesama Palestina.
Berbicara di sebuah konferensi yang menandai 30 tahun gerakan itu diluncurkan, Haniyeh mengatakan Hamas bersikeras pengepungan 11 tahun Israel di Jalur Gaza harus berakhir tanpa biaya politik dan bukan sebagai bagian dari kesepakatan abad ini atau sebagai imbalan untuk melucuti perlawanan Palestina.
"Hamas berjalan menuju mengakhiri pengepungan dan mencapai rekonsiliasi dalam dua jalur paralel, tetapi ini dirusak oleh kondisi Fatah yang membuat tercapai rekonsiliasi sangat tidak mungkin," kata Haniyeh seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (19/9/2018).
Gerakan ini siap untuk pergi ke Kairo bersama dengan semua faksi Palestina dan atas dasar bahwa semua dari mereka akan menjadi mitra dalam mengambil keputusan nasional mengenai rekonsiliasi.
Haniyeh meminta faksi Palestina untuk mengadopsi rencana berdasarkan sejumlah strategi untuk menyelamatkan Palestina.
"Di antara strategi-strategi ini adalah perlindungan terus menerus terhadap perlawanan, membangun persatuan nasional Palestina berdasarkan menghormati kemitraan, mematuhi perjanjian Palestina, yang dibuka ke seluruh dunia, badan-badan internasional dan pihak-pihak dan bekerja untuk mengakhiri pengepungan Israel yang diberlakukan di Gaza," terangnya.
Haniyeh mengakui bahwa mungkin ada perbedaan politik di antara faksi Palestina tetapi mengatakan Hamas tidak memiliki musuh dengan sesama Palestina.
(ian)