Menlu Bangladesh: Rohingya Milik Myanmar

Kamis, 13 September 2018 - 01:29 WIB
Menlu Bangladesh: Rohingya...
Menlu Bangladesh: Rohingya Milik Myanmar
A A A
DHAKA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Bangladesh mengatakan Dhaka belum berencana untuk mengambil ratusan ribu pengungsi Muslim Rohingya secara permanen. Ia menambahkan bahwa Rohingya "milik" Myanmar dari tempat mereka melarikan diri.

Menurut lembaga PBB sekitar 700 ribu pengungsi Rohingya menyeberang dari bagian barat Myanmar yang sebagian besar beragama Buddha ke Bangladesh mulai Agustus tahun lalu. Eksodus itu terjadi ketika serangan gerilyawan Rohingya terhadap pasukan keamanan Myanmar memicu tanggapan militer.

Bangladesh dan Myanmar mencapai kesepakatan pada bulan November untuk memulai repatriasi dalam waktu dua bulan, tetapi belum dimulai, dengan warga negara Rohingya yang masih melintasi perbatasan.

"Kami tidak berpikir untuk mengasimilasi mereka di Bangladesh. Mereka milik Myanmar," kata Menteri Luar Negeri Bangladesh Shahidul Haque di sela-sela Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN di Hanoi, Vietnam.

Ia juga meminta negara-negara maju untuk menerima lebih banyak pengungsi Rohingya berdasarkan kemanusiaan.

"(Pengungsi) Rohingya akan tinggal di kamp-kamp pengungsi sampai mereka kembali ke Myanmar atau dimukimkan di negara lain," kata Haque seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/9/2018).

Investigator PBB bulan lalu mengatakan militer Myanmar melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan terhadap etnis Rohingya dengan "niat genosida", dan panglima tertinggi serta lima jenderal harus dituntut atas kejahatan berat di bawah hukum internasional.

Namun Myanmar membantah tuduhan kekejaman tersebut, mengatakan militernya melakukan tindakan yang dapat dibenarkan terhadap militan.

Myanmar telah membangun pusat-pusat transit bagi para pengungsi untuk kembali, tetapi lembaga bantuan PBB mengatakan belum aman bagi mereka untuk melakukannya.

Pengungsi Rohingya di Bangladesh ditampung di kamp-kamp di Cox's Bazar. Dengan penundaan dalam rencana pemulangan, Bangladesh telah menyiapkan rumah baru di sebuah pulau terpencil bernama Bhasan Char, yang menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia bisa menjadi sasaran banjir.

Haque menyatakan pulau itu akan siap dalam beberapa bulan untuk ditempati pengungsi Rohingya. Ia menambahkan bahwa rencana untuk menampung Rohingya hanya sementara.

Perdana Menteri Bangladesh bulan ini mendesak komunitas global untuk meningkatkan tekanan pada Myanmar untuk memastikan pemulangan Rohingya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1161 seconds (0.1#10.140)