Inggris Peringatkan Suriah: Banyak Bayi di Idlib daripada Teroris!
A
A
A
NEW YORK - Duta Besar Inggris untuk PBB Karen Pierce menyebut beberapa jenderal Suriah dan unit militernya sudah ditempatkan di sekitar Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak. Dia memperingatkan bahwa di wilayah itu lebih banyak bayi daripada teroris.
Pierce, di forum Dewan Keamanan PBB, juga memperingatkan bahwa para jenderal Suriah akan dihukum jika melakukan serangan besar-besaran terhadap warga sipil.
Diperkirakan ada 3 juta orang yang tinggal di Idlib, pos terbesar terakhir pemberontak Suriah yang akan diperangi pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Pemerintah Suriah dan pesawat tempur Rusia sudah memulai serangan udara di Idlib pekan ini dalam kemungkinan akan berlanjut dengan serangan skala penuh.
Presiden Turki, Iran dan Rusia, bertemu di Teheran pada Jumat untuk pertemuan puncak pemain asing utama dalam perang Suriah. Pertemuan itu gagal menyetujui gencatan senjata di Idlib.
Rusia telah menggambarkan Idlib sebagai "sarang teroris". Namun, PBB telah memperingatkan bahwa serangan di daerah itu dapat menyebabkan bencana kemanusiaan.
"Ada lebih banyak bayi di Idlib daripada teroris dan saya pikir itu seharusnya memberi mereka yang terlibat dalam aksi militer, jeda untuk berpikir," kata Pierce dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat, yang dikutip Reuters, Sabtu (8/9/2018).
Dia merinci unit-unit angkatan bersenjata Suriah dan komandan mereka yang diyakini Inggris sudah ditempatkan di sekitar Idlib. Di antaranya, Divisi Lapis Baja ke-4, Garda Republik, Pasukan Macan, dan Korps ke-2 dan Korps ke-5.
"Selain rezim Suriah, para komandan ini, unit-unit ini, akan diminta pertanggungjawaban oleh komunitas internasional jika ada serangan besar dengan korban sipil massal," kata Pierce memperingatkan.
Serangan pemerintah Suriah di Idlib bisa menjadi peperangan terakhir yang berlangsung selama tujuh tahun. Teheran dan Moskow telah membantu Damaskus mengubah jalannya perang, di mana rezim Assad awalnya kewalahan, kini mendapatkan banyak kemenangan.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassilly Nebenzia menilai Barat terkesan menghalang-halangi pemerintah Assad memerangi teroris di negaranya sendiri.
"Kami benar-benar di bawah kesan bahwa mitra Barat kami memicu histeria di sekitar Idlib, dan dengan cara apapun berusaha untuk mencegah jatuhnya benteng teroris besar terakhir di Suriah," kata Nebenzia.
Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengatakan PBB siap untuk bekerja dengan semua pihak di rute evakuasi jika itu diperlukan.
"Orang-orang harus diberikan jalan yang aman ke tempat-tempat yang mereka pilih sendiri jika mereka ingin pergi sementara. Kita harus membiarkan pembukaan sejumlah rute evakuasi sukarela yang dilindungi, yang cukup untuk warga sipil pergi ke segala arah," katanya.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan kelompok militan di Idlib dapat ditargetkan secara efektif tanpa menyebabkan bencana kemanusiaan.
Dia juga mengatakan Amerika Serikat tidak akan mempertimbangkan bantuan rekonstruksi untuk Suriah sampai Washington melihat hasil nyata dari proses politik asli yang mengakhiri perang dan menawarkan kebebasan kepada rakyat Suriah.
Pierce, di forum Dewan Keamanan PBB, juga memperingatkan bahwa para jenderal Suriah akan dihukum jika melakukan serangan besar-besaran terhadap warga sipil.
Diperkirakan ada 3 juta orang yang tinggal di Idlib, pos terbesar terakhir pemberontak Suriah yang akan diperangi pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Pemerintah Suriah dan pesawat tempur Rusia sudah memulai serangan udara di Idlib pekan ini dalam kemungkinan akan berlanjut dengan serangan skala penuh.
Presiden Turki, Iran dan Rusia, bertemu di Teheran pada Jumat untuk pertemuan puncak pemain asing utama dalam perang Suriah. Pertemuan itu gagal menyetujui gencatan senjata di Idlib.
Rusia telah menggambarkan Idlib sebagai "sarang teroris". Namun, PBB telah memperingatkan bahwa serangan di daerah itu dapat menyebabkan bencana kemanusiaan.
"Ada lebih banyak bayi di Idlib daripada teroris dan saya pikir itu seharusnya memberi mereka yang terlibat dalam aksi militer, jeda untuk berpikir," kata Pierce dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat, yang dikutip Reuters, Sabtu (8/9/2018).
Dia merinci unit-unit angkatan bersenjata Suriah dan komandan mereka yang diyakini Inggris sudah ditempatkan di sekitar Idlib. Di antaranya, Divisi Lapis Baja ke-4, Garda Republik, Pasukan Macan, dan Korps ke-2 dan Korps ke-5.
"Selain rezim Suriah, para komandan ini, unit-unit ini, akan diminta pertanggungjawaban oleh komunitas internasional jika ada serangan besar dengan korban sipil massal," kata Pierce memperingatkan.
Serangan pemerintah Suriah di Idlib bisa menjadi peperangan terakhir yang berlangsung selama tujuh tahun. Teheran dan Moskow telah membantu Damaskus mengubah jalannya perang, di mana rezim Assad awalnya kewalahan, kini mendapatkan banyak kemenangan.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassilly Nebenzia menilai Barat terkesan menghalang-halangi pemerintah Assad memerangi teroris di negaranya sendiri.
"Kami benar-benar di bawah kesan bahwa mitra Barat kami memicu histeria di sekitar Idlib, dan dengan cara apapun berusaha untuk mencegah jatuhnya benteng teroris besar terakhir di Suriah," kata Nebenzia.
Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengatakan PBB siap untuk bekerja dengan semua pihak di rute evakuasi jika itu diperlukan.
"Orang-orang harus diberikan jalan yang aman ke tempat-tempat yang mereka pilih sendiri jika mereka ingin pergi sementara. Kita harus membiarkan pembukaan sejumlah rute evakuasi sukarela yang dilindungi, yang cukup untuk warga sipil pergi ke segala arah," katanya.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan kelompok militan di Idlib dapat ditargetkan secara efektif tanpa menyebabkan bencana kemanusiaan.
Dia juga mengatakan Amerika Serikat tidak akan mempertimbangkan bantuan rekonstruksi untuk Suriah sampai Washington melihat hasil nyata dari proses politik asli yang mengakhiri perang dan menawarkan kebebasan kepada rakyat Suriah.
(mas)