Inggris Tuduh Putin Dalang Serangan Racun Novichok

Jum'at, 07 September 2018 - 05:59 WIB
Inggris Tuduh Putin Dalang Serangan Racun Novichok
Inggris Tuduh Putin Dalang Serangan Racun Novichok
A A A
LONDON - Inggris menuduh Presiden Rusia Vladimir secara tidak langsung menjadi sosok di balik serangan racun Novichok di Salisbury. Serangan itu menargetkan mantan agen Kremlin, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia pada Maret lalu.

Menteri Keamanan Inggris Ben Wallace mengatakan, Putin memikul tanggung jawab utama atas serangan agen saraf tersebut.

Komentar Wallace muncul setelah Perdana Menteri Theresa May mengatakan bahwa polisi dan jaksa yakin serangan terhadap Skripal dan putrinya dilakukan oleh dua perwira intelijen militer Rusia dan hampir pasti atas persetujuan pejabat senior Kremlin.

"Pada akhirnya dia melakukannya sejauh dia adalah presiden Federasi Rusia dan pemerintahnya yang mengontrol, mendanai dan mengarahkan intelijen militer," kata Wallace kepada radio BBC yang dikutip Reuters, Jumat (7/9/2018).

"Pada akhirnya tentu saja dia bertanggung jawab, dia adalah pemimpin negara," katanya lagi.

Moskow telah berkali-kali membantah tuduhan terlibat dalam serangan racun saraf di Salisbury. Moskow minta London tak membuat histeria anti-Rusia.

Skripal merupakan mantan kolonel di intelijen militer Rusia yang dipenjara oleh Kremlin setelah berakhianat dengan membelot ke layanan intelijen MI6 Inggris. Dia dibebaskan melalui kesepakatan tukar tawanan mata-mata antara Moskow dengan Barat pada tahun 2010.

Skripal dan Yulia ditemukan tidak sadarkan diri di bangku umum di Kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018.

Setelah serangan itu, Inggris dan sekutunya di berbagai negara termasuk Amerika Serikat (AS) terlibat "perang diplomatik" dengan Rusia. Kedua kubu saling mengusir ratusan diplomat asing.

Racun Novichok dikenal sebagai racun saraf kelas militer, yang dianggap sebagai racun mematikan terhebat yang pernah dikembangkan Uni Soviet di masa lalu. Setelah Soviet runtuh, sejumlah negara diduga masih mengembangkannya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5419 seconds (0.1#10.140)