Serangan 'Teroris' di Belanda Dipicu Penghinaan terhadap Islam

Rabu, 05 September 2018 - 05:42 WIB
Serangan Teroris di...
Serangan 'Teroris' di Belanda Dipicu Penghinaan terhadap Islam
A A A
AMSTERDAM - Aksi penikaman seorang pemuda 19 tahun terhadap dua turis Amerika Serikat (AS) di Amsterdam dinyatakan polisi sebagai serangan teroris. Pelaku mengaku serangannya dipicu tindakan orang-orang di Belanda yang menghina Islam.

Pengakuan pelaku bernama Jawed S., itu dipaparkan jaksa dalam sidang pengadilan pada Senin sore waktu setempat.

Jawed ditangkap polisi setelah menikam dua turis AS di Amsterdam Central Station pada hari Jumat pekan lalu.

"Menurut Jawed S., Belanda sering menghina Nabi Muhammad, Alquran, Islam dan Allah," kata pihak jaksa di pengadilan, seperti dikutip NL Times, Selasa (4/9/2018) malam.

Pelaku merupakan pria Afghanistan yang memiliki izin tinggal di Jerman. Saat diinterogasi, dia menyebut pemimpin PVV (Partai Kebebasan) Geert Wilders sebagai salah satu tokoh yang dia sebut kerap menghina Islam.

Wilders baru-baru ini telah membatalkan lomba menggambar karikatur Nabi Muhammad setelah memicu ancaman pembunuhan dan kekerasan lain di Belanda. Rencana lomba yang hendak digelar 10 November 2018 itu juga telah memicu demo kemarahan di Pakistan.

Di Twitter, Wilders menyinggung serangan yang dilakukan Jawed S."Teroris Muslim membenci cara hidup kita dan kebebasan kita. Mereka menjawab kritik Islam dengan kekerasan, seperti Jawed S., ini," tulis pemimpin oposisi Belanda tersebut.

Jaksa menyatakan, tidak ada indikasi bahwa Jawed bekerja dengan orang lain. Pria itu telah diperiksa secara psikologis. Pada hari Senin sore dia ditahan selama dua minggu ke depan.

Dua turis Amerika berusia 38 tahun mengalami luka serius akibat serangan yang dilakukan Jawed. Polisi yakin para korban dipilih secara acak.

Kedua korban masih dirawat di rumah sakit. Kedutaan Amerika Serikat meminta agar privasi warganya dihormati.

Polisi menghentikan serangan Jawed dengan menembaknya. Dia terluka dan sempat dirawat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5248 seconds (0.1#10.140)