AS Ancam Serang Suriah, Rusia Kirim 10 Kapal Perang
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengirimkan kekuatan angkatan laut terbesarnya ke Suriah sejak masuk ke dalam konflik di negara itu. Pengiriman ini dilakukan di tengah meningkatnya retorika Amerika Serikat (AS) akan melakukan serangan jika rezim Damaskus kembali menggunakan senjata kimia.
Seperti dikutip Newsweek dari surat kabar Rusia Izvestiya, Rabu (29/8/2018), Moskow mengirimkan 10 kapal yang sebagian besar dipersenjatai dengan rudal jelajah Kalibr dan dua kapal selam ke Mediterania timur. Menambah aset di lepas pantai Suriah adalah salah satu cara untuk menanggapi penumpukan militer AS di wilayah tersebut.
Sedangkan media Rusia lainnya, Kommersant melaporkan, Moskow telah memobilisasi dua sistem pertahanan rudal permukaan ke udara Tor-M2 di Suriah. Pertahanan udara negara itu juga telah ditempatkan pada siaga tinggi dalam mengantisipasi potensi serangan AS.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan ancaman AS untuk melancarkan serangan jika Suriah menggunakan senjata kimia adalah operasi False Flag yang dipentaskan oleh militan yang didukung Barat.
Pekan lalu, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mengklaim bahwa militer AS telah menerima indikasi bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad - sekutu Rusia dan Iran - berencana untuk menggunakan senjata kimia dalam kampanye yang akan datang untuk merebut kembali provinsi Idlib yang dikuasai kelompok pemberontak. Dia juga mengatakan bahwa AS akan memberikan respons yang kuat jika ini terbukti benar.
Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar mengenai laporan bahwa Bolton secara langsung mengulangi peringatan ini dalam pembicaraan dengan para pejabat Rusia. Kala itu, Pentagon menyatakan kekhawatirannya pada potensi penggunaan senjata kimia lebih lanjut dan ilegal di Idlib.
Seperti dikutip Newsweek dari surat kabar Rusia Izvestiya, Rabu (29/8/2018), Moskow mengirimkan 10 kapal yang sebagian besar dipersenjatai dengan rudal jelajah Kalibr dan dua kapal selam ke Mediterania timur. Menambah aset di lepas pantai Suriah adalah salah satu cara untuk menanggapi penumpukan militer AS di wilayah tersebut.
Sedangkan media Rusia lainnya, Kommersant melaporkan, Moskow telah memobilisasi dua sistem pertahanan rudal permukaan ke udara Tor-M2 di Suriah. Pertahanan udara negara itu juga telah ditempatkan pada siaga tinggi dalam mengantisipasi potensi serangan AS.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan ancaman AS untuk melancarkan serangan jika Suriah menggunakan senjata kimia adalah operasi False Flag yang dipentaskan oleh militan yang didukung Barat.
Pekan lalu, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mengklaim bahwa militer AS telah menerima indikasi bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad - sekutu Rusia dan Iran - berencana untuk menggunakan senjata kimia dalam kampanye yang akan datang untuk merebut kembali provinsi Idlib yang dikuasai kelompok pemberontak. Dia juga mengatakan bahwa AS akan memberikan respons yang kuat jika ini terbukti benar.
Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar mengenai laporan bahwa Bolton secara langsung mengulangi peringatan ini dalam pembicaraan dengan para pejabat Rusia. Kala itu, Pentagon menyatakan kekhawatirannya pada potensi penggunaan senjata kimia lebih lanjut dan ilegal di Idlib.
(ian)