Serangan Udara Saudi Cs Hantam Bus Sekolah, AS Serukan Penyelidikan
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menyerukan dilakukannya penyelidikan menyeluruh menyusul serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi menghantam sebuah bus sekolah. Serangan yang terjadi di Yaman utara itu menewaskan 29 anak-anak.
Baca Juga: Serangan Udara Saudi Cs Hantam Bus Sekolah Yaman, 29 Anak Tewas
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, mengatakan AS prihatin oleh laporan serangan yang mengakibatkan kematian warga sipil.
"Kami menyerukan koalisi pimpinan Saudi untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden itu," katanya seperti dikutip dari AFP, Jumat (10/8/2018).
Nauert menambahkan AS sangat serius menanggapi laporan kredibel tentang korban sipil.
"Kami menyerukan kepada para pihak untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi warga sipil," katanya.
Sebuah rumah sakit di provinsi Saada yang didukung oleh Komite Internasional Palang Merah menerima mayat 29 anak di bawah usia 15 dan 48 terluka, termasuk 30 anak-anak, organisasi itu mengumumkan di Twitter.
Seorang juru bicara Palang Merah di Sanaa mengatakan kepada AFP bahwa korban belum final karena korban dari serangan itu dibawa ke beberapa rumah sakit.
Koalisi Saudi mengakui melakukan aksi militer yang sah. Tetapi juru bicara Turki al-Maliki mengatakan kepada AFP bahwa laporan anak-anak berada di dalam bus itu menyesatkan, menambahkan bahwa bus itu membawa kombatan Houthi.
Saada adalah kubu pemberontak Houthi, yang koalisi pimpinan Saudi perangi untuk mendukung pasukan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi.
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 10.000 orang sejak 2015, memicu apa yang dikatakan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
AS telah memberikan dukungan kepada sekutu Saudi dalam bentuk senjata, intelijen dan pengisian bahan bakar udara.
Baca Juga: Serangan Udara Saudi Cs Hantam Bus Sekolah Yaman, 29 Anak Tewas
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, mengatakan AS prihatin oleh laporan serangan yang mengakibatkan kematian warga sipil.
"Kami menyerukan koalisi pimpinan Saudi untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden itu," katanya seperti dikutip dari AFP, Jumat (10/8/2018).
Nauert menambahkan AS sangat serius menanggapi laporan kredibel tentang korban sipil.
"Kami menyerukan kepada para pihak untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi warga sipil," katanya.
Sebuah rumah sakit di provinsi Saada yang didukung oleh Komite Internasional Palang Merah menerima mayat 29 anak di bawah usia 15 dan 48 terluka, termasuk 30 anak-anak, organisasi itu mengumumkan di Twitter.
Seorang juru bicara Palang Merah di Sanaa mengatakan kepada AFP bahwa korban belum final karena korban dari serangan itu dibawa ke beberapa rumah sakit.
Koalisi Saudi mengakui melakukan aksi militer yang sah. Tetapi juru bicara Turki al-Maliki mengatakan kepada AFP bahwa laporan anak-anak berada di dalam bus itu menyesatkan, menambahkan bahwa bus itu membawa kombatan Houthi.
Saada adalah kubu pemberontak Houthi, yang koalisi pimpinan Saudi perangi untuk mendukung pasukan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi.
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 10.000 orang sejak 2015, memicu apa yang dikatakan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
AS telah memberikan dukungan kepada sekutu Saudi dalam bentuk senjata, intelijen dan pengisian bahan bakar udara.
(ian)