Hubungan Saudi dan Kanada Semakin Memanas
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi ancam membekukan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Kanada, setelah Ottawa menyarankan Riyadh untuk membebaskan aktivis hak asasi manusia (HAM).
Kebijakan tegas Saudi itu sebagai respons paling keras terhadap banyaknya kritikan pedas dari negara-negara Barat atas catatan pelanggaran HAM di Saudi. Riyadh juga menarik duta besarnya (dubes) di Kanada dan memerintahkan dubes Kanada untuk meninggalkan Saudi dalam waktu 24 jam. “Duta Besar Kanada untuk Saudi Dennis Horak harus meninggalkan negara ini dalam waktu 24 jam ke depan,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Saudi, dilansir Reuters kemarin.
“Saudi memandang posisi Kanada berseberangan dan membutuhkan respons tegas untuk mencegah segala pihak untuk mencegah campur tangan kedaulatan Saudi,” demikian keterangan mereka.
Saudi juga menyatakan mereka berhak untuk melakukan aksi lebih lanjut. Pengumuman itu dilaporkan kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) yang membuat kebanyakan para diplomat terkejut. Menurut sumber yang mengetahui situasi itu, baik dubes Saudi di Ottawa maupun dubes Kanada di Riyadh, juga terkejut ketika pengumuman itu disampaikan.
“Seluruh komunitas diplomatik terkejut dengan lang kah itu,” ucap sumber itu ke pada Reuters. Tidak jelas juga dampak pembekuan kerja sama perdagangan dan investasi antara Ottawa dan Riyadh. Nilai perdagangan kedua negara hampir USD4 miliar (Rp57 triliun).
Banyak investasi Kanada di Saudi dalam bidang petrokimia, plastik, dan produk lainnya. Kontrak pertahanan antara kedua negara juga mencapai USD13 miliar (Rp188 triliun) pada 2014. Produsen senjata AS di Kanada, General Dynamic Corp, memenangkan kontrak senilai USD13 miliar untuk memproduksi kendaraan tempur ringan untuk Saudi. Bagi Ottawa, itu merupakan kemenangan besar pada ekspor dalam sejarah Kanada. Saudi menyatakan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Saudi telah mengatakan bahwa Kemlu Kanada dan Kedubes Kanada telah menyarankan Riyadh untuk membebaskan aktivis HAM.
Kemlu Saudi juga mengungkapkan tuduhan yang dilakukan pemerintah Kanada adalah bentuk campur tangan urusan domestik Saudi. “Kemlu Saudi meng ekspresikan komentar negatif yang tidak memiliki bukti dan tidak berdasarkan informasi akurat dan benar,” demikian keterangan Kemlu Saudi. Mereka mengungkapkan frasa “pembebasan secepatnya” adalah bahasa yang tidak bisa diterima antara dua negara yang berdaulat.
Kemlu Saudi menyatakan mereka yang ditangkap karena melakukan kejahatan dan melanggar hukum. Mereka juga menyatakan para tahanan dijamin hak-hak dan menjalani proses penyidikan dan pengadilan. “Saudi tidak pernah menerima intervensi dalam negeri dari negara mana pun,” tegas Kemlu Saudi.
Sementara itu, Juru Bicara Kemlu Kanada Marie-Pier Baril mengungkapkan bahwa Kanada memberikan perhatian serius atas ancaman Saudi membekukan perdagangan dengan Ottawa. Dia mengatakan bahwa Kanada akan mencari kejelasan dari pemerintahan Saudi mengenai hal itu. “Ka nada akan selalu mendukung perlindungan HAM, termasuk hak perempuan dan kebebasan berekspresi di seluruh dunia,” kata Baril.
Aliansi utama Saudi, Bahrain, langsung mendukung langkah Riyadh. Bahrain tidak mengelaborasikan bagaimana hubungan ekonomi Saudi dan Kanada juga akan memburuk. “Kerajaan Bahrain menegaskan solidaritas dengan Kerajaan Saudi melawan segala upaya merendahkan kedaulatan,” demikian keterangan Kemlu Bahrain.
Selain Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) juga memberikan dukungan kepada Saudi. “Riyadh berhak membela kedaulatannya,” kata Menteri Luar Negeri Anwar Gargash. Pada Rabu lalu (1/8), Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan bahwa Arab Saudi menangkap aktivis HAM Samar Badawi dan Nassimaal-Sadah.
Itu merupakan gebrakan terbaru Saudi seteah sebelumnya menangkap banyak aktivis, ulama, dan jurnalis. Puluhan aktivis perempuan telah menjadi target penangkapan sejak Mei silam. Sebagian besar aktivis yang ditahan adalah mereka yang menuntut agar perempuan diperb olehkan berkendara dan meminta diakhirinya sistem perwakilan perempuan oleh keluarga dan saudaranya.
Kanada menyatakan Ottawa memberikan perhatian serius atas penangkapan aktivis perempuan di Saudi, termasuk Samar Badawi, saudara perempuan blogger Raif Badawi yang telah ditahan sejak lama. “Kita menyarankan otoritas Saudi untuk membebaskan para aktivis HAM,” demikian tweet kantor Hubungan Global Kanada. Istri Raif Badawi, Ensaf Haidar, kini tinggal di Kanada dan telah menjadi warga Kanada. Bukan hanya itu, Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland juga menciutkan tweet untuk menyerukan pembebasan Samar Badawi. “Kanada bersama dengan keluarga Badawi,” katanya.
Respons keras Saudi terhadap kritikan pemerintahan asing bukan juga pernah dilakukan sebelum kasus dengan Kanada. Media Jerman Der Spiegel melaporkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman memerin tahkan penundaan kontrak baru dengan perusa haan Jerman menyusul ketegangan kedua negara tersebut. Riyadh memanggil dubesnya di Jerman untuk konsultasi dan mengirimkan nota protes atas komentar menteri luar negeri Jerman atas krisis politik di Libanon. Riyadh juga pernah menarik dubesnya dari Stockholm dan berhenti mengeluarkan visa bagi warga Swedia karena mereka mengkritik catatan pelanggaran HAM.
Saudi juga meng ancam akan menghentikan kerja sama pertahanan dengan Swedia. “Arab Saudi menembak dirinya tepat di kaki. Jika kamu ingin membuka negaramu ke dunia, jangan mulai dengan mengusir dubes dan membekukan kerja sama dengan negara lain seperti Kanada,” kata Direktur International Crisis Group, Joost Hiltermann. Arab Saudi mengonfirmasi komitmen untuk menahan diri dari intervensi masalah internal di negara lain, termasuk Kanada. “Langkah yang dilakukan Kanada, maka kita juga berhak mencampuri urusan domestik Kanada,” demikian ungkap Riyadh.
Kebijakan tegas Saudi itu sebagai respons paling keras terhadap banyaknya kritikan pedas dari negara-negara Barat atas catatan pelanggaran HAM di Saudi. Riyadh juga menarik duta besarnya (dubes) di Kanada dan memerintahkan dubes Kanada untuk meninggalkan Saudi dalam waktu 24 jam. “Duta Besar Kanada untuk Saudi Dennis Horak harus meninggalkan negara ini dalam waktu 24 jam ke depan,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Saudi, dilansir Reuters kemarin.
“Saudi memandang posisi Kanada berseberangan dan membutuhkan respons tegas untuk mencegah segala pihak untuk mencegah campur tangan kedaulatan Saudi,” demikian keterangan mereka.
Saudi juga menyatakan mereka berhak untuk melakukan aksi lebih lanjut. Pengumuman itu dilaporkan kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) yang membuat kebanyakan para diplomat terkejut. Menurut sumber yang mengetahui situasi itu, baik dubes Saudi di Ottawa maupun dubes Kanada di Riyadh, juga terkejut ketika pengumuman itu disampaikan.
“Seluruh komunitas diplomatik terkejut dengan lang kah itu,” ucap sumber itu ke pada Reuters. Tidak jelas juga dampak pembekuan kerja sama perdagangan dan investasi antara Ottawa dan Riyadh. Nilai perdagangan kedua negara hampir USD4 miliar (Rp57 triliun).
Banyak investasi Kanada di Saudi dalam bidang petrokimia, plastik, dan produk lainnya. Kontrak pertahanan antara kedua negara juga mencapai USD13 miliar (Rp188 triliun) pada 2014. Produsen senjata AS di Kanada, General Dynamic Corp, memenangkan kontrak senilai USD13 miliar untuk memproduksi kendaraan tempur ringan untuk Saudi. Bagi Ottawa, itu merupakan kemenangan besar pada ekspor dalam sejarah Kanada. Saudi menyatakan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Saudi telah mengatakan bahwa Kemlu Kanada dan Kedubes Kanada telah menyarankan Riyadh untuk membebaskan aktivis HAM.
Kemlu Saudi juga mengungkapkan tuduhan yang dilakukan pemerintah Kanada adalah bentuk campur tangan urusan domestik Saudi. “Kemlu Saudi meng ekspresikan komentar negatif yang tidak memiliki bukti dan tidak berdasarkan informasi akurat dan benar,” demikian keterangan Kemlu Saudi. Mereka mengungkapkan frasa “pembebasan secepatnya” adalah bahasa yang tidak bisa diterima antara dua negara yang berdaulat.
Kemlu Saudi menyatakan mereka yang ditangkap karena melakukan kejahatan dan melanggar hukum. Mereka juga menyatakan para tahanan dijamin hak-hak dan menjalani proses penyidikan dan pengadilan. “Saudi tidak pernah menerima intervensi dalam negeri dari negara mana pun,” tegas Kemlu Saudi.
Sementara itu, Juru Bicara Kemlu Kanada Marie-Pier Baril mengungkapkan bahwa Kanada memberikan perhatian serius atas ancaman Saudi membekukan perdagangan dengan Ottawa. Dia mengatakan bahwa Kanada akan mencari kejelasan dari pemerintahan Saudi mengenai hal itu. “Ka nada akan selalu mendukung perlindungan HAM, termasuk hak perempuan dan kebebasan berekspresi di seluruh dunia,” kata Baril.
Aliansi utama Saudi, Bahrain, langsung mendukung langkah Riyadh. Bahrain tidak mengelaborasikan bagaimana hubungan ekonomi Saudi dan Kanada juga akan memburuk. “Kerajaan Bahrain menegaskan solidaritas dengan Kerajaan Saudi melawan segala upaya merendahkan kedaulatan,” demikian keterangan Kemlu Bahrain.
Selain Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) juga memberikan dukungan kepada Saudi. “Riyadh berhak membela kedaulatannya,” kata Menteri Luar Negeri Anwar Gargash. Pada Rabu lalu (1/8), Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan bahwa Arab Saudi menangkap aktivis HAM Samar Badawi dan Nassimaal-Sadah.
Itu merupakan gebrakan terbaru Saudi seteah sebelumnya menangkap banyak aktivis, ulama, dan jurnalis. Puluhan aktivis perempuan telah menjadi target penangkapan sejak Mei silam. Sebagian besar aktivis yang ditahan adalah mereka yang menuntut agar perempuan diperb olehkan berkendara dan meminta diakhirinya sistem perwakilan perempuan oleh keluarga dan saudaranya.
Kanada menyatakan Ottawa memberikan perhatian serius atas penangkapan aktivis perempuan di Saudi, termasuk Samar Badawi, saudara perempuan blogger Raif Badawi yang telah ditahan sejak lama. “Kita menyarankan otoritas Saudi untuk membebaskan para aktivis HAM,” demikian tweet kantor Hubungan Global Kanada. Istri Raif Badawi, Ensaf Haidar, kini tinggal di Kanada dan telah menjadi warga Kanada. Bukan hanya itu, Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland juga menciutkan tweet untuk menyerukan pembebasan Samar Badawi. “Kanada bersama dengan keluarga Badawi,” katanya.
Respons keras Saudi terhadap kritikan pemerintahan asing bukan juga pernah dilakukan sebelum kasus dengan Kanada. Media Jerman Der Spiegel melaporkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman memerin tahkan penundaan kontrak baru dengan perusa haan Jerman menyusul ketegangan kedua negara tersebut. Riyadh memanggil dubesnya di Jerman untuk konsultasi dan mengirimkan nota protes atas komentar menteri luar negeri Jerman atas krisis politik di Libanon. Riyadh juga pernah menarik dubesnya dari Stockholm dan berhenti mengeluarkan visa bagi warga Swedia karena mereka mengkritik catatan pelanggaran HAM.
Saudi juga meng ancam akan menghentikan kerja sama pertahanan dengan Swedia. “Arab Saudi menembak dirinya tepat di kaki. Jika kamu ingin membuka negaramu ke dunia, jangan mulai dengan mengusir dubes dan membekukan kerja sama dengan negara lain seperti Kanada,” kata Direktur International Crisis Group, Joost Hiltermann. Arab Saudi mengonfirmasi komitmen untuk menahan diri dari intervensi masalah internal di negara lain, termasuk Kanada. “Langkah yang dilakukan Kanada, maka kita juga berhak mencampuri urusan domestik Kanada,” demikian ungkap Riyadh.
(don)