Kesal dengan Sikap Washington, Erdogan Ancam Ceraikan AS
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Pastor Brunsin tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan Amerika Serikat (AS), meskipun ada ancaman sanksi dari Presiden Donald Trump.
Erdogan mengatakan AS tidak boleh lupa ia akan kehilangan sekutunya yang kuat dan tulus jika tidak mengubah sikapnya terhadap Turki. Ia juga mengatakan pernyataan Trump tentang kemungkinan adanya sanksi terhadap adalah "perang psikologis".
"Saya pikir ini adalah perang psikologis. Kami tidak akan mundur dengan sanksi. Kami tidak tawar-menawar mengenai Brunson," kata Erdogan, seperti dikutip Sputnik dari surat kabar Haberturk, Minggu (29/7/2018).
Erdogan juga mengatakan bahwa Turki dapat beralih ke arbitrase internasional jika Amerika Serikat gagal mengirim jet tempur F-35 ke Ankara, mencatat bahwa ada pilihan lain. Sebelumnya, tambahan RUU kebijakan pertahanan AS untuk 2019 mengungkapkan bahwa proses pengiriman jet F-35 ke Turki yang sudah dibayar untuk sementara akan dibekukan.
Otoritas Turki menempatkan pendeta AS Andrew Brunson di penjara pada tahun 2016 atas tuduhan terkait dengan gerakan ulama Islam Fethullah Gulen, yang disebut sebagai Organisasi Teror Fethullah (FETO) oleh Ankara. FETO dituduh telah mengatur kudeta militer yang gagal di Turki dua tahun lalu. Pendeta itu baru-baru ini dibebaskan dari penjara Turki dan ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Donald Trump mengatakan sebelumnya bahwa jika Ankara tidak membebaskan Brunson, Turki akan menghadapi sanksi.
Baca Juga: Trump Ancam Turki dengan Sanksi Besar jika Tak Bebaskan Pastor AS
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Jumat bahwa Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Sabtu telah berbicara lewat telepon awal pekan ini. Dalam kesempatan itu Pompeo mengatakan waktu untuk pendeta tidak bersalah Andrew Brunson untuk pulang ke rumah sudah lewat.
Erdogan mengatakan AS tidak boleh lupa ia akan kehilangan sekutunya yang kuat dan tulus jika tidak mengubah sikapnya terhadap Turki. Ia juga mengatakan pernyataan Trump tentang kemungkinan adanya sanksi terhadap adalah "perang psikologis".
"Saya pikir ini adalah perang psikologis. Kami tidak akan mundur dengan sanksi. Kami tidak tawar-menawar mengenai Brunson," kata Erdogan, seperti dikutip Sputnik dari surat kabar Haberturk, Minggu (29/7/2018).
Erdogan juga mengatakan bahwa Turki dapat beralih ke arbitrase internasional jika Amerika Serikat gagal mengirim jet tempur F-35 ke Ankara, mencatat bahwa ada pilihan lain. Sebelumnya, tambahan RUU kebijakan pertahanan AS untuk 2019 mengungkapkan bahwa proses pengiriman jet F-35 ke Turki yang sudah dibayar untuk sementara akan dibekukan.
Otoritas Turki menempatkan pendeta AS Andrew Brunson di penjara pada tahun 2016 atas tuduhan terkait dengan gerakan ulama Islam Fethullah Gulen, yang disebut sebagai Organisasi Teror Fethullah (FETO) oleh Ankara. FETO dituduh telah mengatur kudeta militer yang gagal di Turki dua tahun lalu. Pendeta itu baru-baru ini dibebaskan dari penjara Turki dan ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Donald Trump mengatakan sebelumnya bahwa jika Ankara tidak membebaskan Brunson, Turki akan menghadapi sanksi.
Baca Juga: Trump Ancam Turki dengan Sanksi Besar jika Tak Bebaskan Pastor AS
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Jumat bahwa Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Sabtu telah berbicara lewat telepon awal pekan ini. Dalam kesempatan itu Pompeo mengatakan waktu untuk pendeta tidak bersalah Andrew Brunson untuk pulang ke rumah sudah lewat.
(ian)