AS Serukan Rusia Akhiri Pendudukannya atas Crimea
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Michael "Mike" Pompeo mengatakan, Washington tidak akan pernah mengakui Crimea sebagai bagian dari Rusia. Dia menyerukan Moskow untuk mengakhiri pendudukannya atas Crimea dan mengembalikan wilayah itu ke Ukraina.
Crimea semula bagian dari Ukraina. Namun, wilayah itu melalui referendum tahun 2014 memisahkan diri dari Ukraina. Setelah itu, Crimea memilih bergabung dengan Rusia.
Namun, Ukraina dan negara-negara Barat tak mengakui referendum tersebut dan menuduh Moskow mencaplok atau menganeksasi Crimea.
"Rusia telah bertindak dengan cara yang tidak layak dari bangsa yang besar dan telah memilih untuk mengisolasi diri dari komunitas internasional," kata Pompeo, dikutip Reuters, Kamis (26/7/2018).
"Rusia, melalui invasi 2014 di Ukraina dan upaya pencaplokan Crimea, berusaha melemahkan landasan prinsip internasional yang dimiliki oleh negara-negara demokratis; bahwa tidak ada negara yang dapat mengubah perbatasan negara lain secara paksa," ujar Pompeo dalam sebuah pernyataan.
"Dalam satu suara dengan sekutu, mitra, dan masyarakat internasional, AS menolak upaya pencaplokan Rusia terhadap Crimea dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan ini sampai integritas teritorial Ukraina dipulihkan," imbuh Pompeo.
"AS menyerukan Rusia untuk menghormati prinsip-prinsip yang telah lama dan mengakhiri pendudukannya atas Crimea."
Sejak krisis Ukraina pecah tahun 2014, negara pecahan Soviet itu semakin dekat dengan AS. Beberapa hari lalu, AS setuju memberikan bantuan militer senilai USD200 juta untuk Ukraina.
Pemerintah Rusia belum merespons seruan dari Menlu Pompeo untuk mengakhiri pendudukannya atas Crimea. Namun, Moskow sejak awal menolak anggapan bahwa Rusia mencapolik Crimea dari Ukraina. Moskow menegaskan bahwa rakyat Crimea sendiri yang setuju untuk bergabung dengan Rusia.
Crimea semula bagian dari Ukraina. Namun, wilayah itu melalui referendum tahun 2014 memisahkan diri dari Ukraina. Setelah itu, Crimea memilih bergabung dengan Rusia.
Namun, Ukraina dan negara-negara Barat tak mengakui referendum tersebut dan menuduh Moskow mencaplok atau menganeksasi Crimea.
"Rusia telah bertindak dengan cara yang tidak layak dari bangsa yang besar dan telah memilih untuk mengisolasi diri dari komunitas internasional," kata Pompeo, dikutip Reuters, Kamis (26/7/2018).
"Rusia, melalui invasi 2014 di Ukraina dan upaya pencaplokan Crimea, berusaha melemahkan landasan prinsip internasional yang dimiliki oleh negara-negara demokratis; bahwa tidak ada negara yang dapat mengubah perbatasan negara lain secara paksa," ujar Pompeo dalam sebuah pernyataan.
"Dalam satu suara dengan sekutu, mitra, dan masyarakat internasional, AS menolak upaya pencaplokan Rusia terhadap Crimea dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan ini sampai integritas teritorial Ukraina dipulihkan," imbuh Pompeo.
"AS menyerukan Rusia untuk menghormati prinsip-prinsip yang telah lama dan mengakhiri pendudukannya atas Crimea."
Sejak krisis Ukraina pecah tahun 2014, negara pecahan Soviet itu semakin dekat dengan AS. Beberapa hari lalu, AS setuju memberikan bantuan militer senilai USD200 juta untuk Ukraina.
Pemerintah Rusia belum merespons seruan dari Menlu Pompeo untuk mengakhiri pendudukannya atas Crimea. Namun, Moskow sejak awal menolak anggapan bahwa Rusia mencapolik Crimea dari Ukraina. Moskow menegaskan bahwa rakyat Crimea sendiri yang setuju untuk bergabung dengan Rusia.
(mas)